Pertanda Kiamat, Apakah Danau Tiberias Israel Sudah Mengering?

Sabtu, 18 November 2023 - 15:13 WIB
loading...
Pertanda Kiamat, Apakah Danau Tiberias Israel Sudah Mengering?
Air danau Tiberias dialirkan ke seluruh penjuru Israel melalui pipa raksasa, pemompaan dengan skala besar, kanal dan danau buatan. (Foto: Reuters)
A A A
JAKARTA - Danau Tiberias Israel memiliki banyak nama di antaranya danau Thabariyah, danau Al-Jalil dan danau Galilea. Danau di utara Palestina yang menjadi muara Sungai Yordania ini sangat populer karena menjadi salah satu t anda kiamat , hampir di semua agama.

Dalam Alkitab dan hadits disebut bahwa danau dengan panjang 23 km, lebar 13 km dan kedalaman sekitar 43 meter di dataran tinggi Golan ini akan mengering jelang kiamat. Secara geografis hal ini sangat masuk akal karena Danau Tiberias Israel posisinya 210 meter lebih rendah daripada permukaan laut. Menahbiskannya sebagai danai air tawar terendah di dunia.

Dikutip dari Researchgate, sejak tahun 1964 air danau Tiberias Israel sudah dieksploitasi secara besaran oleh perusahaan nasional Israel HaMovil haArtzi.

Air danau Tiberias dialirkan ke seluruh penjuru Israel melalui pipa raksasa, pemompaan dengan skala besar, kanal dan danau buatan. Rata-rata per hari dikuras 1,7 juta m3 air dari danau itu atau 400 juta m3 per tahun.

Alhasil, tercatat pada tahun 2015 dan 2016 Danau Tiberias Israel mengering. Charismatic Planet juga melaporkan, Danau Tiberias mengalami kekeringan parah pada tahun 2018 dan mencapai kedalaman terendah sejak beberapa tahun sebelumnya.



Sumber utamanya dari mata air dan sungai Yordan yang mengalir melaluinya dari utara ke selatan, terus berkurang sementara penggunaan untuk kebutuhan sehari-hari semakin besar. Pasokan air alami dari hujan juga terus berkurang intensitasnya selama bertahun-tahun.

Israel mengisi ulang danau Tiberias


Tahun 2022 menjadi tonggak awal perubahan danau Tiberias Israel yang mengering. Volume air Danau Tiberias pada awal April 2022 mendekati ambang batas. Hanya terpaut sekitar 32 cm dari kapasitas maksimumnya. Hal ini menjadi yang pertama kali dalam 30 tahun terakhir. Semua ini karena Israel membangun pabrik-pabrik desalinasi di sepanjang pantai Mediterania. Air asin yang sudah diolah dari Laut Tengah lantas dialirkan ke Danau Tiberias.

Dikutip dari Reuters, ketika pintu air terbuka, aliran air deras membanjiri sungai kering dan berlomba menuju tepian danau Tiberias Israel. Airnya segar dan berkualitas tinggi.

Jaringan baru ini juga memungkinkan Israel menggandakan jumlah air yang dijualnya ke Yordania. "Semua air tambahan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik ini, kami akan dapat membawanya dengan sistem pembawa air nasional ke utara dan ke Laut Galilea (Danau Tiberias). Kami tidak lagi bergantung pada hujan untuk pasokan air," kata Yoav Barkay, yang mengelola pembawa air nasional di Mekorot yang dimiliki negara.

Danau Tiberias , yang airnya diyakini oleh umat Kristen sebagai tempat Yesus berjalan, adalah waduk terbesar Israel dan memiliki daya tarik wisatawan yang luar biasa. Hotel dan tempat perkemahan melingkari tepinya yang dikelilingi oleh bukit-bukit hijau.

Pertanda Kiamat, Apakah Danau Tiberias Israel Sudah Mengering?



Air dan Damai

Sistem pengisian ulang Danau Tiberias terus berjalan secara simultan sehingga memungkinkan Israel mengekspor air ke Yordania. Air adalah komponen utama dalam perjanjian perdamaian ditandatangani kedua negara pada 1994. Dalam kesepakatan itu disebutkan Israel wajib memasok Yordania dengan 50 juta meter kubik air minum setiap tahun. Jumlah itu menjadi dua kali lipat pada akhir 2021.

Kedua negara aktif dalam perjanjian itu, meskipun masih saling menuduh memperparah masalah kekurangan air melalui pengelolaan sungai yang mereka bagi dan hubungannya.

Pejabat Yordania dan Israel saling menyalahkan terkait tingkat sungai, waduk, dan kemajuan skema untuk mendesalinasi air dari Laut Merah bagian selatan. Semua masalah ini potensial menjadi sangat sensitif di wilayah yang tegang di mana air sangat langka.

Namun, ada kemajuan. Sekitar setahun lalu, Israel dan Yordania setuju bermitra dalam proyek yang akan melibatkan Yordania membangun kapasitas pembangkit listrik surya sebesar 600 megawatt yang akan diekspor ke Israel sebagai imbalan atas pasokan air tambahan.



Menteri air dan irigasi Yordania saat itu mengatakan perubahan iklim dan masuknya pengungsi memperparah tantangan air Yordania, tetapi ada peluang untuk kerja sama regional untuk memecahkannya.

Saat ini sedang berlangsung pembangunan pipa untuk kembali melipatgandakan jumlah air yang akan mencapai Yordania. Jumlah itu sekitar 200 juta meter kubik air, jumlah yang sama dengan yang dikonsumsi oleh lima kota terbesar di Israel digabungkan, akan dipasok ke Yordania.

Proyek pembangunan jalur baru yang berbelok ke kota Beit Shean dan dari sana ke perbatasan Yordania diharapkan selesai pada tahun 2026. Yordania adalah salah satu negara paling langka air di dunia, dengan pasokan air terbarukan memenuhi sekitar dua pertiga permintaan dan air tanah digunakan dua kali lebih cepat daripada bisa dipulihkan.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1708 seconds (0.1#10.140)