Ilmuwan Temukan Fosil Hutan Purba Berusia 390 Juta Tahun di Inggris, Pecahkan Rekor Tertua di Dunia
loading...
A
A
A
INGGRIS - Ilmuwan Inggris menemukan fosil hutan tertua yang pernah ada di Bumi. Fosil itu berusia 390 juta tahun, memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh sebuah hutan di negara bagian New York dengan selisih 4 juta tahun. Demikian siaran pers dari University of Cambridge yang diterbitkan Kamis (7/3) kemarin.
Fosil-fosil tersebut ditemukan di tebing batu pasir tinggi di sisi selatan Bristol Channel dekat Minehead, tak jauh dari sebuah taman.
Pohon-pohon tersebut, yang dikenal sebagai Calamophyton, terlihat cukup mirip dengan pohon palem. Namun, memiliki batang tipis dan berongga.
Pohonnya tidak memiliki daun, namun struktur seperti ranting yang menutupi cabang-cabangnya.
Peneliti Neil Davies yang juga dosen di departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge, menyebut bahwa ketinggian pohoh hanya 2-4 meter saja dan biasanya melepaskan cabang saat tumbuh.
Gambaran pohon tertua yang pernah ditemukan di dunia. Foto: ist
Hutan tersebut diperkirakan berasal dari Periode Devon, 419 juta hingga 358 juta tahun yang lalu, ketika kehidupan mulai berpindah ke daratan. Pohon-pohon itu akan memerangkap sedimen di sistem akarnya, menstabilkan tepian sungai dan garis pantai, jelas Davies.
“Dengan melakukan itu, mereka menggiring air di lokasi tertentu dan membuat saluran-saluran kecil ini,” katanya. "Mereka pada dasarnya membangun lingkungan tempat mereka ingin tinggal daripada menjadi pasif."
Temuan ini juga mengungkapkan kecepatan perkembangan hutan purba, kata Davies.
Sementara fosil di Inggris berasal dari hutan yang jarang dengan hanya satu jenis pohon, hutan tertua sebelumnya di negara bagian New York memiliki lebih banyak variasi spesies. Misalnya pohon anggur yang tumbuh di tanah, meskipun hidup hanya 4 juta tahun kemudian, jelasnya.
"Dengan membandingkan flora Somerset dengan flora New York, Anda benar-benar melihat seberapa cepat hal-hal berubah dalam hal waktu geologis," kata Davies.
"Dalam semacam kedipan mata geologis, Anda memiliki lebih banyak variasi," tambahnya.
Pohon-pohon itu juga menyediakan habitat bagi invertebrata yang hidup di lantai hutan berkat ranting-ranting yang jatuh ke tanah. Tim menemukan bukti jejak kaki dan bekas ekor yang ditinggalkan oleh antropoda awal ini, beber Davies.
Ranting pohon yang jatuh ke tanah dan menjadi fosil. Foto: ist
Sementara para ilmuwan tidak tahu persis apa itu karena kurangnya sisa-sisa fisik, yang terbesar berukuran sekitar 5-10 sentimeter. "Ukurannya cukup besar," tambahnya.
“Tim juga menemukan bukti bahwa arthropoda akan mengubur diri di sedimen di lantai hutan untuk mencegah diri mereka mengering dalam iklim semi dan kering yang hangat,” ujar Davies.
Saat itu, lokasi tebing tempat penemuan fosil dikenal sebagai Formasi Batu Pasir Hangman. Daerah tersebut terhubung dengan area yang kini menjadi Jerman dan Belgia, bukan Inggris.
Fosil serupa dari potongan-potongan kayu yang terbawa ke laut telah ditemukan di area yang sama. Penemuan ini membantu salah satu peneliti, Christopher Berry, seorang palaeobotanist di Sekolah Ilmu Bumi dan Lingkungan Universitas Cardiff, mengidentifikasi fosil yang ditemukan di Inggris.
"Ini adalah kesempatan pertama kami untuk melihat langsung ekologi hutan purba jenis ini, untuk menginterpretasikan lingkungan tempat pohon Calamophyton tumbuh, dan untuk mengevaluasi dampaknya pada sistemsedimentasi."
Fosil-fosil tersebut ditemukan di tebing batu pasir tinggi di sisi selatan Bristol Channel dekat Minehead, tak jauh dari sebuah taman.
Pohon-pohon tersebut, yang dikenal sebagai Calamophyton, terlihat cukup mirip dengan pohon palem. Namun, memiliki batang tipis dan berongga.
Pohonnya tidak memiliki daun, namun struktur seperti ranting yang menutupi cabang-cabangnya.
Peneliti Neil Davies yang juga dosen di departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge, menyebut bahwa ketinggian pohoh hanya 2-4 meter saja dan biasanya melepaskan cabang saat tumbuh.
Gambaran pohon tertua yang pernah ditemukan di dunia. Foto: ist
Hutan tersebut diperkirakan berasal dari Periode Devon, 419 juta hingga 358 juta tahun yang lalu, ketika kehidupan mulai berpindah ke daratan. Pohon-pohon itu akan memerangkap sedimen di sistem akarnya, menstabilkan tepian sungai dan garis pantai, jelas Davies.
“Dengan melakukan itu, mereka menggiring air di lokasi tertentu dan membuat saluran-saluran kecil ini,” katanya. "Mereka pada dasarnya membangun lingkungan tempat mereka ingin tinggal daripada menjadi pasif."
Temuan ini juga mengungkapkan kecepatan perkembangan hutan purba, kata Davies.
Sementara fosil di Inggris berasal dari hutan yang jarang dengan hanya satu jenis pohon, hutan tertua sebelumnya di negara bagian New York memiliki lebih banyak variasi spesies. Misalnya pohon anggur yang tumbuh di tanah, meskipun hidup hanya 4 juta tahun kemudian, jelasnya.
"Dengan membandingkan flora Somerset dengan flora New York, Anda benar-benar melihat seberapa cepat hal-hal berubah dalam hal waktu geologis," kata Davies.
"Dalam semacam kedipan mata geologis, Anda memiliki lebih banyak variasi," tambahnya.
Pohon-pohon itu juga menyediakan habitat bagi invertebrata yang hidup di lantai hutan berkat ranting-ranting yang jatuh ke tanah. Tim menemukan bukti jejak kaki dan bekas ekor yang ditinggalkan oleh antropoda awal ini, beber Davies.
Ranting pohon yang jatuh ke tanah dan menjadi fosil. Foto: ist
Sementara para ilmuwan tidak tahu persis apa itu karena kurangnya sisa-sisa fisik, yang terbesar berukuran sekitar 5-10 sentimeter. "Ukurannya cukup besar," tambahnya.
“Tim juga menemukan bukti bahwa arthropoda akan mengubur diri di sedimen di lantai hutan untuk mencegah diri mereka mengering dalam iklim semi dan kering yang hangat,” ujar Davies.
Saat itu, lokasi tebing tempat penemuan fosil dikenal sebagai Formasi Batu Pasir Hangman. Daerah tersebut terhubung dengan area yang kini menjadi Jerman dan Belgia, bukan Inggris.
Fosil serupa dari potongan-potongan kayu yang terbawa ke laut telah ditemukan di area yang sama. Penemuan ini membantu salah satu peneliti, Christopher Berry, seorang palaeobotanist di Sekolah Ilmu Bumi dan Lingkungan Universitas Cardiff, mengidentifikasi fosil yang ditemukan di Inggris.
"Ini adalah kesempatan pertama kami untuk melihat langsung ekologi hutan purba jenis ini, untuk menginterpretasikan lingkungan tempat pohon Calamophyton tumbuh, dan untuk mengevaluasi dampaknya pada sistemsedimentasi."
(dan)