Mengenal Gigantopithecus, Orangutan Raksasa Inspirasi King Louie di Film The Jungle Book

Selasa, 09 Juli 2024 - 08:28 WIB
loading...
Mengenal Gigantopithecus,...
Gigantopithecus, kera raksasa purba yang pernah menghuni Asia Tenggara, memiliki tinggi lebih dari 3 meter dan berat melebihi 544 kilogram. Foto: ist
A A A
KALIMANTAN TIMUR - Orangutan raksasa setinggi rumah bikin gempar warganet di media sosial. Faktanya, nenek moyang orangutan pernah sangat besar hingga menjadi inspirasi di film Jungle Book.

Viral di media sosial seekor primata raksasa setinggi atap rumah. Videonya sudah diunggah oleh berbagai akun di media sosial. Termasuk akun Instagram @respons_id.

Tayangan berdurasi 31 detik tersebut memperlihatkan penampakan dari seekor orangutan yang memiliki ukuran hampir setinggi rumah warga di Kalimantan Timur. Dilihat bantalan pipi yang lebar, orangutan itu terlihat sudah berumur.

Mengenal Gigantopithecus, Orangutan Raksasa Inspirasi King Louie di Film The Jungle Book

Banyak warganet heran mengapa orangutan tersebut sangat besar. Sebab, normalnya ukuran orangutan dewasa hanya memiliki tinggi 1,3 meter dan berat 130 kilogram.

Kera Raksasa Purba Gigantopithecus

Gigantopithecus adalah kera raksasa purba yang pernah menghuni Asia Tenggara, memiliki tinggi lebih dari 3 meter dan berat melebihi 544 kilogram.

Fosil-fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa Gigantopithecus hidup di daerah hutan dan kepunahannya kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan iklim yang mengubah hutan menjadi sabana, sehingga mengurangi pasokan makanan mereka.

Karakter King Louie dalam film Disney "The Jungle Book" terinspirasi oleh Gigantopithecus. Hal ini karena orangutan, yang menjadi dasar karakter King Louie, tidak berasal dari India, sedangkan Gigantopithecus pernah hidup di sana.

Misteri Bigfoot dan Kepunahan Gigantopithecus
Mengenal Gigantopithecus, Orangutan Raksasa Inspirasi King Louie di Film The Jungle Book

Meskipun Gigantopithecus telah punah, legenda tentang primata besar seperti bigfoot, yeti, atau sasquatch masih beredar.

David Mizejewski, seorang naturalis, mengatakan, bukti fisik tentang Gigantopithecus (selain tulang rahang dan gigi) sangat sedikit.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Quaternary International menunjukkan bahwa Gigantopithecus hanya hidup di hutan dan mendapatkan makanan dari habitat ini. Ketika iklim berubah dan daerah hutan menjadi sabana, makanan menjadi langka dan kera raksasa ini akhirnya punah.


Pelajaran untuk Konservasi Kera Modern

Mizejewski menekankan bahwa nasib Gigantopithecus dapat menjadi pelajaran. "Semua kera modern terancam punah, dan alasan utama untuk itu adalah perusakan habitat mereka. Pada dasarnya, manusia mengubah habitat kera secara drastis dengan menebangi hutan, membakar, atau mengubahnya menjadi lahan pertanian."

Kepunahan Gigantopithecus menyoroti pentingnya menjaga habitat alami untuk kelangsungan hidup spesies lain, termasuk kera-kera modern yang saat initerancampunah.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2456 seconds (0.1#10.140)