Selain Sentinel, Ini 3 Suku Primitif yang Masih Ada di Dunia

Kamis, 12 September 2024 - 07:39 WIB
loading...
A A A
Jika ingin melihat suku Korowai yang hidup secara tradisional, harus melakukan trekking di hutan selama beberapa hari. Di daerah hutan yang luas, keluarga dan klan Korowai individu masih hidup dengan cara tradisional. Mereka masih tinggal di rumah pohon, makan terutama dari sagu dan air, dan hampir tidak memiliki barang material. Milik yang paling penting seringkali adalah kalung yang terbuat dari gigi anjing, busur berburu, atau babi hutan yang dijinakkan.

Tidak seperti kerabat mereka di desa-desa, suku Korowai hidup di hutan secara nomaden. Mereka berpindah dari area sagu ke area sagu, biasanya menetap di satu tempat selama sekitar 5 tahun, sampai persediaan sagu habis. Tempat perkemahan ini dan persediaan sagu yang terkait dimiliki oleh satu klan dan mungkin tidak digunakan oleh klan lain. Hal ini seringkali menyebabkan perselisihan di masa lalu. Meskipun demikian, suku Korowai umumnya dianggap damai dan tidak agresif.

Suku Korowai memiliki sistem sosial dan budaya yang kompleks dengan hierarki ketat berdasarkan usia dan jenis kelamin. Suku ini dipimpin seorang kepala suku yang bertanggung jawab membuat keputusan penting dan menjaga perdamaian dan harmoni dalam komunitas. Suku Korowai juga memiliki sistem hukum dan adat tradisional yang mengatur kehidupan sehari-hari dan interaksi dengan suku-suku lain.



Aspek menarik lainnya dari budaya Korowai adalah kepercayaan pada keberadaan jenis roh jahat yang disebut "khakhua". Suku Korowai percaya roh-roh jahat ini dapat mengambil bentuk manusia dan menyebabkan bahaya.

Untuk melindungi diri, suku Korowai melakukan ritual dan praktik yang rumit. Penyakit atau kematian selalu dapat dikaitkan dengan roh jahat semacam itu, dan seringkali dengan seorang dukun yang sengaja menyebabkan bahaya. Dan, tentu saja, hantu-hantu ini tinggal di hutan yang sama. Mereka memiliki area sendiri, yang dianggap sebagai zona terlarang dan tidak boleh dimasuki.

2. Suku Tsimane (Bolivia)


Suku Tsimane hidup di hutan Amazon dan dikenal sebagai salah satu masyarakat paling sehat di dunia. Mereka memiliki pola makan yang sangat alami, bergantung pada hasil hutan dan sungai. Suku Tsimane juga memiliki pengetahuan mendalam tentang tanaman obat dan sistem pengobatan tradisional, sehingga dikenal panjang umur.

Sebuah penelitian mengungkap rahasia panjang umur suku Tsimane yang hidup di tengah hutan Amazon. Ada sebuah diet khusus yang secara alami menghindarkan mereka dari gejala alzheimer dan beragam penyakit lainnya. Kondisi fisik serta organ vital suku Tsimane menyimpan petunjuk tentang umur panjang.

Melansir Daily Mail, suku Tsimane menjadi salah satu kelompok terakhir di planet ini yang hidup dengan gaya hidup subsisten sepenuhnya, yaitu berburu, mencari makan, dan bertani. Kurang dari 10 persen waktu siang mereka dihabiskan untuk kegiatan duduk diam, dibandingkan dengan 54 persen di populasi industri, dan mereka memiliki akses yang sangat sedikit terhadap makanan olahan, alkohol, dan rokok.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan mengagumi kesehatan jantung dan otak suku Tsimane yang menakjubkan. Padahal suku ini tinggal jauh di dalam hutan hujan Amazon, 600 Km di utara La Paz, kota terbesar di Bolivia.

Tidak ada kasus Alzheimer di antara populasi suku yang berjumlah 16.000 orang. Studi lanjutan menunjukkan anggota lanjut usia suku ini memiliki atrofi otak 70 persen lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang berusia sama di negara-negara industri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1411 seconds (0.1#10.140)