Selain Sentinel, Ini 3 Suku Primitif yang Masih Ada di Dunia
loading...
A
A
A
Rata-rata kegiatan berburu suku ini berlangsung lebih dari delapan jam dan mencakup jarak 17,7 kilometer. Sementara itu, hanya 14 persen kalori yang mereka konsumsi berasal dari lemak, dibandingkan dengan 34 persen tingkat konsumsi di AS.
Diet mereka juga tinggi serat dan 72 persen kalori mereka berasal dari karbohidrat. Selain itu, protein mereka biasanya berasal dari hewan yang diburu seperti burung, monyet, dan ikan. Cara memasak mereka tidak pernah menggoreng.
Tsiname secara tradisional adalah animis dan percaya bahwa makhluk supernatural yang tinggal di hutan mengendalikan nasib mereka. Mereka membuat bir ubi kayu dalam tong besar, yang merupakan bagian penting dari acara sosial yang menyatukan keluarga dan desa.
Suku Pirahã mendiami tanah yang dilalui oleh sungai Marmelos dan hampir sepanjang sungai Maici, yang terletak di wilayah Humaitá di negara bagian Amazonas. Mereka memiliki bahasa yang sangat unik dan sederhana, dengan kosakata terbatas. Mereka hidup sebagai pemburu dan pengumpul di hutan hujan Amazon dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkungan. Suku Pirahã menolak banyak aspek modernitas dan lebih memilih mempertahankan gaya hidup tradisionalnya.
Orang Pirahã menyebut diri mereka hiaitsiihi, sebuah kategori manusia atau tubuh (ibiisi) yang membedakan dari orang Putih dan Indian lainnya.
Diet mereka juga tinggi serat dan 72 persen kalori mereka berasal dari karbohidrat. Selain itu, protein mereka biasanya berasal dari hewan yang diburu seperti burung, monyet, dan ikan. Cara memasak mereka tidak pernah menggoreng.
Tsiname secara tradisional adalah animis dan percaya bahwa makhluk supernatural yang tinggal di hutan mengendalikan nasib mereka. Mereka membuat bir ubi kayu dalam tong besar, yang merupakan bagian penting dari acara sosial yang menyatukan keluarga dan desa.
3. Suku Pirahã (Amazonas, Brasil)
Suku Pirahã mendiami tanah yang dilalui oleh sungai Marmelos dan hampir sepanjang sungai Maici, yang terletak di wilayah Humaitá di negara bagian Amazonas. Mereka memiliki bahasa yang sangat unik dan sederhana, dengan kosakata terbatas. Mereka hidup sebagai pemburu dan pengumpul di hutan hujan Amazon dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkungan. Suku Pirahã menolak banyak aspek modernitas dan lebih memilih mempertahankan gaya hidup tradisionalnya.
Orang Pirahã menyebut diri mereka hiaitsiihi, sebuah kategori manusia atau tubuh (ibiisi) yang membedakan dari orang Putih dan Indian lainnya.
(msf)