Seaglider Mampu Jalankan Misi Ribuan Kilometer dan Berbulan-bulan di Laut

Selasa, 05 Januari 2021 - 08:01 WIB
loading...
Seaglider Mampu Jalankan...
Seaglider awalnya dikembangkan oleh University of Washington dengan nama iRobot. Perangkat mampu menjalan misi ribuan kilometer dan berbulan-bulan di dalam laut. Foto/Kongsberg
A A A
JAKARTA - Belum lama ini rakyat Indonesia dikejutkan dengan temuan Seaglider oleh nelayan di Selayar, Sulawesi Selatan. KSAL Laksamana TNI Yudo Margono telah memastikan benda tersebut merupakan Seaglider, bukan drone. (Baca juga: Soal Penemuan Seaglider Asing di Selayar, KSAL: Patut Diwaspadai )

Seaglider dilengkapi dengan sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan. Menariknya, perangkat pengumpul data bawah laut itu tidak memiliki nama negara pembuat atau pemiliknya. Tak heran, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto, Juwana, menduga Seaglider itu merupakan perangkat mata-mata, bukan milik swasta.

"Ini menambah kuat dugaan Seaglider merupakan perangkat mata-mata dan bukan dimiliki oleh swasta," kata Hikmahanto Juwana, Senin (4/1/2021).

Apa itu Seaglider? Berbahayakah bagi suatu negara jika perangkat masuk ke wilayah perairannya tanpa diketahui? (Baca juga: Seaglider di Selayar Diduga Perangkat Mata-Mata, Bukan Milik Swasta )

Dilansir dari situs Wikepedia, Seaglider adalah Autonomous Underwater Vehicle (AUV) menyelam dalam yang dirancang untuk misi yang berlangsung berbulan-bulan dan menempuh jarak ribuan mil. Dalam aplikasi militer , Seaglider lebih sering disebut sebagai Unmanned Underwater Vehicle (UUV).

Seaglider awalnya dikembangkan oleh University of Washington dengan nama iRobot. Lalu iRobot menerima lisensi lima tahun eksklusif untuk memproduksi Seaglider bagi pelanggan di luar University of Washington pada bulan Juni 2008.

Pada Mei 2013, Kongsberg Underwater Technology, Inc. mengumumkan, mereka telah menyelesaikan negosiasi dengan Pusat Komersialisasi Universitas Washington untuk mendapatkan hak tunggal memproduksi, memasarkan, dan melanjutkan pengembangan teknologi Seaglider.

Apa fungsi Seaglider? Seaglider dapat digunakan untuk mengukur suhu, salinitas, dan kuantitas lain di lautan, mengirimkan kembali data menggunakan telemetri satelit global. UUV Seaglider digunakan di seluruh dunia, mengumpulkan properti fisik kelautan dan melakukan berbagai misi lain untuk ahli kelautan, termasuk Angkatan Laut AS, lembaga pemerintah, dan organisasi penelitian.

Seaglider "terbang" melalui air dengan kebutuhan energi yang sangat sederhana menggunakan perubahan daya apung untuk daya dorong yang digabungkan dengan bentuk hidrodinamik gaya hambat rendah yang stabil. Didesain untuk beroperasi pada kedalaman hingga 1.000 meter, lambung mengompresi saat tenggelam agar sesuai dengan tekanan dari air laut.

Misi Penting
Pada Mei 2010, Seaglider dikerahkan di Teluk Meksiko untuk membantu memantau dan mengumpulkan data selama insiden tumpahan minyak Horizon Deepwater.

Kemudian di tahun 2013, Angkatan Laut AS menguji Seaglider untuk digunakan di kapal tempur Littoral. Pada 2016, mereka mengerahkan LBS-Glider dari T-AGS dan bersiap untuk menyebarkan dari DDG.

Melihat spesifikasi seaglider di atas, patut bagi kita, khususnya TNI AL untuk waspada terhadap infiltrasi dari "kapal selam" mini tanpa awak ini. Mengingat perairan Indonesia merupakan wilayah strategis dalam perdagangan dan politik dunia. (Baca juga: Tidak Hanya China, Ini Negara yang Mengembangkan Drone Bawah Laut )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2136 seconds (0.1#10.140)