Kereta Ultra Cepat Bawah Gunung di Eropa Siap Tembus Kecepatan 1.198 Kilometer per Jam
loading...
A
A
A
SWISS - Start up teknologi asal Swiss, Swisspod berencana membangun kereta ultra cepat atau hyperloop dengan kecepatan mencapai 1.198 kilometer per jam (KPJ). Hyperloop yang akan berada di bawah pegunungan Alpen itu diharapkan mampu membawa penumpang dari Zurich ke Geneva hanya dalam waktu 17 menit.
Diketahui jarak Zurich ke Geneva mencapai 278 kilometer. Biasanya dengan mengendarai mobil dibutuhkan waktu 3 jam 30 menit sementara dengan kereta akan menghabiskan waku 2 jam 40 menit.
CEO dan Co-founder Swisspod, Denis Tudor meyakini kereta ultra cepat itu akan bisa beoperasi dalam waktu 4 sampai 5 tahun ke depan. Saat ini Swisspod sudah membangun lokasi pengujian kereta ultra cepat itu dalam skala kecil. Rencananya dari serangkaian pengujian di lokasi itu sekitar 9 bulan lagi mereka akan menemukan teknologi yang tepat untuk mewujudkan kereta ultra cepat itu.
"Dengan lokasi pengujian yang telah disesuaikan itu, kami bisa mempelajari aspek fundamental dari sistem propulsi dan levitasi elektromagnetik hyperloop yang akan kami buat," jelas Denis Tudor.
Untuk pembuatan lokasi uji coba itu Swisspod bekerja sama dengan The Swiss Federal Institute of Technology in Lausanne (EPFL). Fasilitas uji coba hyperloop ini diklaim merupakan yang pertama dan satu-satunya di Eropa.
Rencananya Swisspod berencana membuat kereta ultra cepat yang begerak kencang berkat dengan motor induksi linier. Nantinya saat bekerja motor induksi linier menghasilkan gerakan dalam garis lurus, berlawanan dengan gerakan rotasi roda. Motor induksi linier itu juga akan memberikan daya pada Pod yang nantinya diisi oleh penumpang maupun cargo.
Penerapan teknologi ini berbeda dengan teknologi yang diusung oleh kereta ultra cepat buatan China Maglev dimana energi propulsi yang dibutuhkan didapat dari lintasan. Alih-alih energi propulsi justru dibawa oleh pod itu sendiri.
Teknologi ini sedikit sama dengan kereta ultra cepat milik Richard Branson, Virgin Hyperloop. Seperti Swisspod, Virgin Hyperloop membuat sebuah kapsul dengan lintasan khusus. Keduanya tidak seperti Maglev yang mengandalkan energi propulsi dari lintasan tapi pada alat angkut penumpang atau pod itu sendirti.
Diketahui program transportasi Virgin Hyperloop ini pertama kali diinisiasi oleh Elon Musk, CEO dan pendiri Tesla serta SpaceX pada 2012. Hanya saja saat itu Elon Musk tertarik dengan proyek lain yakni petualangan luar angkasa dan kemudian menawarkan proyek Hyperloop ke beberapa investor. Proyek itu akhirnya diambil oleh miliuner asal Inggris, Richard Branson.
Menariknya konsep Hyperloop justru didapat oleh SpaceX melalui sebuah kompetisi teknologi hyperloop yang mereka gagas. Dalam kompetisi itu yang jadi pemenangnya adalah Denis Tudor dan Cyril Denereaz. Keduanya saat ini justru jadi otak penting dari rencana besar Swisspod membuat kereta ultra cepat di Eropa.
Diketahui jarak Zurich ke Geneva mencapai 278 kilometer. Biasanya dengan mengendarai mobil dibutuhkan waktu 3 jam 30 menit sementara dengan kereta akan menghabiskan waku 2 jam 40 menit.
CEO dan Co-founder Swisspod, Denis Tudor meyakini kereta ultra cepat itu akan bisa beoperasi dalam waktu 4 sampai 5 tahun ke depan. Saat ini Swisspod sudah membangun lokasi pengujian kereta ultra cepat itu dalam skala kecil. Rencananya dari serangkaian pengujian di lokasi itu sekitar 9 bulan lagi mereka akan menemukan teknologi yang tepat untuk mewujudkan kereta ultra cepat itu.
"Dengan lokasi pengujian yang telah disesuaikan itu, kami bisa mempelajari aspek fundamental dari sistem propulsi dan levitasi elektromagnetik hyperloop yang akan kami buat," jelas Denis Tudor.
Untuk pembuatan lokasi uji coba itu Swisspod bekerja sama dengan The Swiss Federal Institute of Technology in Lausanne (EPFL). Fasilitas uji coba hyperloop ini diklaim merupakan yang pertama dan satu-satunya di Eropa.
Rencananya Swisspod berencana membuat kereta ultra cepat yang begerak kencang berkat dengan motor induksi linier. Nantinya saat bekerja motor induksi linier menghasilkan gerakan dalam garis lurus, berlawanan dengan gerakan rotasi roda. Motor induksi linier itu juga akan memberikan daya pada Pod yang nantinya diisi oleh penumpang maupun cargo.
Penerapan teknologi ini berbeda dengan teknologi yang diusung oleh kereta ultra cepat buatan China Maglev dimana energi propulsi yang dibutuhkan didapat dari lintasan. Alih-alih energi propulsi justru dibawa oleh pod itu sendiri.
Teknologi ini sedikit sama dengan kereta ultra cepat milik Richard Branson, Virgin Hyperloop. Seperti Swisspod, Virgin Hyperloop membuat sebuah kapsul dengan lintasan khusus. Keduanya tidak seperti Maglev yang mengandalkan energi propulsi dari lintasan tapi pada alat angkut penumpang atau pod itu sendirti.
Diketahui program transportasi Virgin Hyperloop ini pertama kali diinisiasi oleh Elon Musk, CEO dan pendiri Tesla serta SpaceX pada 2012. Hanya saja saat itu Elon Musk tertarik dengan proyek lain yakni petualangan luar angkasa dan kemudian menawarkan proyek Hyperloop ke beberapa investor. Proyek itu akhirnya diambil oleh miliuner asal Inggris, Richard Branson.
Menariknya konsep Hyperloop justru didapat oleh SpaceX melalui sebuah kompetisi teknologi hyperloop yang mereka gagas. Dalam kompetisi itu yang jadi pemenangnya adalah Denis Tudor dan Cyril Denereaz. Keduanya saat ini justru jadi otak penting dari rencana besar Swisspod membuat kereta ultra cepat di Eropa.
(wsb)