Calon Obat Covid-19, WHO Uji Coba Obat dengan Ekstrak Artemisia yang Bikin Gempar
loading...
A
A
A
Diketahui ekstrak tanaman artemisia jadi pusat pembicaraan tahun lalu karena diyakini mampu menyembuhkan pasien Covid-19 di Madagaskar. Tanaman Artemisia atau artemisia annua sendiri berasal dari Asia, namun tumbuh di banyak tempat di dunia dengan cuaca terik dan panas.
Tanaman ini telah dipakai dalam obat-obatan tradisional China selama lebih dari 2.000 tahun untuk mengobati beberapa penyakit, seperti malaria, mengurangi rasa sakit, dan demam. Dalam obat-obatan China, tanaman ini dikenal sebagai "qinghao".
Ini juga disebut sebagai apsintus manis atau tahunan, dan dipakai dalam terapi alternatif. Tanaman ini bahkan dipakai juga dalam beberapa minuman beralkohol.
Presiden Madagaskar Andry Rajoelina tahun lalu mengatakan uji coba minuman Covid-Organik yang memakai artemisia menunjukkan efektivitas dalam memerangi Covid-19. Ia mengulangi klaim ini pada September 2020. Namun belum ada bukti yang ditunjukkan ke publik soal ini.
Komposisi pasti minuman itu juga tidak diketahui, meski pemerintah setempat mengatakan lebih dari 60 persen berasal dari tanaman artemisia. Madagaskar juga mulai memproduksi kapsul dan obat lainnya yang bisa disuntikkan. Uji klinis terhadap keduanya telah dimulai.
Ilmuwan Jerman dan Denmark telah menguji ekstrak tanaman artemisia annua yang menurut mereka efektif membunuh virus corona di laboratorium. Riset itu, yang belum dikaji secara independen oleh ilmuwan lainnya, menemukan bahwa ekstrak tersebut menunjukkan aktivitas anti-virus jika dipakai bersama ethanol murni atau air distilasi.
Tanaman ini telah dipakai dalam obat-obatan tradisional China selama lebih dari 2.000 tahun untuk mengobati beberapa penyakit, seperti malaria, mengurangi rasa sakit, dan demam. Dalam obat-obatan China, tanaman ini dikenal sebagai "qinghao".
Ini juga disebut sebagai apsintus manis atau tahunan, dan dipakai dalam terapi alternatif. Tanaman ini bahkan dipakai juga dalam beberapa minuman beralkohol.
Presiden Madagaskar Andry Rajoelina tahun lalu mengatakan uji coba minuman Covid-Organik yang memakai artemisia menunjukkan efektivitas dalam memerangi Covid-19. Ia mengulangi klaim ini pada September 2020. Namun belum ada bukti yang ditunjukkan ke publik soal ini.
Komposisi pasti minuman itu juga tidak diketahui, meski pemerintah setempat mengatakan lebih dari 60 persen berasal dari tanaman artemisia. Madagaskar juga mulai memproduksi kapsul dan obat lainnya yang bisa disuntikkan. Uji klinis terhadap keduanya telah dimulai.
Ilmuwan Jerman dan Denmark telah menguji ekstrak tanaman artemisia annua yang menurut mereka efektif membunuh virus corona di laboratorium. Riset itu, yang belum dikaji secara independen oleh ilmuwan lainnya, menemukan bahwa ekstrak tersebut menunjukkan aktivitas anti-virus jika dipakai bersama ethanol murni atau air distilasi.
(wsb)