Ngeri, Ahli Peringatkan Timbulnya Strain Mutan COVID-19 di New York

Rabu, 25 Agustus 2021 - 08:27 WIB
loading...
Ngeri, Ahli Peringatkan...
Munculnya strain mutan COVID-19 di New York City, yang setidaknya sebagian resisten terhadap vaksinasi. Foto/dok
A A A
NEW YORK - Munculnya strain mutan COVID-19 di New York City, yang setidaknya sebagian resisten terhadap vaksinasi, telah disorot dalam laporan ilmiah terbaru. Laporan yang diterbitkan oleh tim ilmuwan dari Universitas Columbia dalam jurnal ilmiah Nature, menyoroti dua mutasi yang dinamakan E484K dan N501Y.

Penulis utama David Ho dan timnya memperingatkan strain, B.1.526, juga dikenal sebagai varian Iota, menunjukkan kesamaan yang mengkhawatirkan dengan varian lain yang menjadi perhatian.

Dilansir Express.co.uk, Rabu (25/8/2021), E484K memainkan peran penting dalam hilangnya aktivitas penetralan antibodi, sementara N501Y adalah pendorong transmisi cepat di seluruh dunia dari garis keturunan B.1.1.7 yang juga dikenal sebagai varian alfa, yang muncul Desember lalu, kata laporan itu.



Varian ini sebagian atau seluruhnya resisten terhadap dua antibodi monoklonal terapeutik dalam penggunaan klinis dan kurang rentan terhadap netralisasi oleh plasma konvalesen atau serum vaksin, yang menimbulkan tantangan antigenik sederhana.

“Garis keturunan B.1.526 sekarang telah dilaporkan dari seluruh 50 negara bagian di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya," tulis laporan tersebut.

Ngeri, Ahli Peringatkan Timbulnya Strain Mutan COVID-19 di New York


"B.1.526 dengan cepat menggantikan garis keturunan sebelumnya di New York setelah kemunculannya, dengan perkiraan transmisi 35 persen.

Berbicara kepada situs Columbia pada bulan Februari, Mr Ho mengatakan: “Munculnya varian ini menunjukkan bahwa kita mungkin mengejar SARS-CoV-2 untuk beberapa waktu. Sayangnya, pandemi ini mungkin tidak hilang begitu saja dengan munculnya vaksin.”

Rekan penulis Anne-Catrin Uhlemann menambahkan, ini mengkhawatirkan mengingat di wilayah New York City, jumlah kasus tampaknya tidak menurun secepat di daerah lain di negara ini. “Physical distancing dan masker akan memperlambat penyebaran semua varian , dan kita perlu menggandakan upaya itu,” katanya.



Di New York secara keseluruhan, ada total 2.241.468 kasus COVID-19 sejak awal pandemi, menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus Universitas Johns Hopkins di AS.

Ada total 54.054 kematian, sementara 23.969.123 vaksin telah diberikan kepada 11.512.007, dengan 58,82 persen populasi sekarang divaksinasi lengkap. New York City adalah salah satu wilayah pertama di AS yang terkena dampak buruk COVID-19 tahun lalu.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)