Mengenal Tradisi Suku Sepik, Menyayat Kulit untuk Mengambil Kekuasaan Buaya

Rabu, 09 Februari 2022 - 10:44 WIB
loading...
A A A
Mengenal Tradisi Suku Sepik, Menyayat Kulit untuk Mengambil Kekuasaan Buaya


“Mereka mendapatkan pengetahuan tentang roh desa, bagaimana memancing, mengukir, dan bagaimana menghidupi istri dan keluarga mereka,” kata Malingi.

Buaya begitu unggul di Sepik karena binatang ini merupakan simbol kekuasaan. "Kami takut pada buaya tetapi mengambil energi dari kekuatan itu," ujar Malingi.

Malingi juga menceritakan mitos yang beredar di suku sepik, dimana mereka adalah keturunan buaya yang muncul dari sungai dan berjalan di darat.



Namun upacara skarifikasi ini mulai berkurang dilakukan karena pengaruh gereja setelah kedatangan kolonial Jerman sekitar tahun 1885. Namun tetap saja, rumah roh atau Haus Tambaran masih terjaga oleh suku Sepik.

Di Desa Parambei, skarifikasi tetap dilakukan hampir setiap tahun tak terpengaruh dengan gereja. “Semangat selalu kuat di desa kami, walau para misionaris telah mempengaruhi praktik kami,” kata Malingi.

Malingi mengungkapkan bahwa upacara inisiasi ini biasa dilakukan setiap bulan November. “Penting bagi kami untuk melanjutkan ini di Parambei. Pemotongan buaya memberi kita rasa tujuan. Setelah para pria mengalami rasa sakit karena pemotongan, mereka siap untuk apa pun dalam hidup," pungkasnya.
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1840 seconds (0.1#10.140)