Mirip, Ilmuwan Cari Benang Merah Virus Corona dengan Flu Rusia 1889

Kamis, 17 Februari 2022 - 19:31 WIB
loading...
Mirip, Ilmuwan Cari Benang Merah Virus Corona dengan Flu Rusia 1889
Ilmuwan sedang menyelidiki keterkaitan antara pandemi Corona dengan flu Rusia yang terjadi tahun 1889 lalu. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Ilmuwan sedang menyelidiki keterkaitan antara pandemi Corona dengan flu Rusia yang terjadi tahun 1889 lalu. Mereka kini sedang mencari sampel jaringan paru-paru yang diawetkan sebelum pandemi flu Rusia.

Dikutip dari Live Science, Kamis (17/2/2022), pada tahun 1889, penyakit pernapasan misterius muncul di Rusia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, memicu setidaknya tiga gelombang infeksi selama beberapa tahun.

Sekarang, beberapa ilmuwan menduga bahwa penyakit yang dijuluki flu Rusia ini sebenarnya mungkin disebabkan oleh pandemi virus corona yang mirip dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, The New York Times melaporkan.

Ada beberapa persamaan yang mudah ditarik antara kedua pandemi. Misalnya selama pandemi flu Rusia, sekolah dan tempat kerja ditutup karena banyaknya orang yang terinfeksi.



Mereka yang terinfeksi sering kehilangan indra perasa dan penciuman, dan beberapa mengalami gejala jangka panjang yang bertahan selama berbulan-bulan.



Secara umum, flu Rusia tampaknya membunuh jauh lebih banyak orang tua daripada anak-anak. Tidak seperti virus influenza, yang cenderung sama fatalnya bagi kedua kelompok usia.

"Ciri-ciri pandemi flu Rusia ini sangat mirip dengan pandemi saat ini, namun gagasan bahwa flu Rusia mungkin disebabkan oleh virus corona tetap spekulatif," kata Peter Palese, seorang peneliti flu dan profesor kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, kepada The New York Times.

Beberapa ahli mulai mempercayai teori ini, tetapi yang lain mengatakan mereka perlu bukti kuat untuk mendukung gagasan itu. Sayangnya, bukti itu belum ditemukan hingga kini.



Dr. Jeffery Taubenberger, kepala bagian patogenesis dan evolusi virus di National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan John Oxford, profesor di University of London, kini sedang mencari bukti tersebut dengan mengambil sampel jaringan paru-paru yang diawetkan sebelum pandemi flu 1918.

Dari sampel jaringan tersebut, kedua ilmuwan ini mencari sisa-sisa virus influenza dan virus corona . Di antara jaringan ini, mereka berharap dapat menemukan virus flu Rusia yang masih misterius.

Selain Dr Taubenberger dan Prof John Oxford, Scott Podolsky, seorang profesor kesehatan global dan kedokteran sosial di Harvard Medical School juga mencari sampel yang sama.



Jika materi genetik dari virus flu Rusia muncul di paru-paru ini, itu mungkin memberikan petunjuk tentang bagaimana pandemi berakhir. Karena liputan berita dari waktu itu hanya memberikan sedikit informasi bagaimana pandemi berakhir.

Jika pandemi akhir abad ke-19 disebabkan oleh virus corona, beberapa ilmuwan berpikir bahwa virus tersebut mungkin masih beredar sebagai salah satu dari empat virus corona yang menyebabkan flu biasa, bukan penyakit parah.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1935 seconds (0.1#10.140)