Situs Sekte Kesuburan Zaman Mesopotamia Ditemukan di Turki, Berisi Gambar Dewa-dewa
loading...
A
A
A
ANKARA - Kompleks kuno situs sekte kesuburan pada milenium pertama SM ditemukan di bawah tanah rumah penduduk di Desa Basbuk, Turki selatan. Kompleks kultus kesuburan dari Zaman Besi ini menunjukkan kuatnya budaya Kekaisaran Neo-Asyur dari Mesopotamia yang menyebar sampai Anatolia.
Kompleks kuno ini memiliki gambar seni di dinding cadas yang langka dengan menampilkan prosesi dewa dalam gaya Asyur. Gaya seni ini tampaknya telah diadaptasi oleh kelompok-kelompok lokal, yang menunjukkan betapa kuatnya budaya Kekaisaran Neo-Asyur dari Mesopotamia.
“Temuan ini menjadi saksi hegemoni Asyur di wilayah tersebut (Anatolia) pada fase awal,” kata Selim Ferruh Adali, profesor sejarah kuno di Universitas Ilmu Sosial Ankara, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (11/5/2022).
“Panel dinding berisi penggambaran prosesi ilahi dengan elemen yang sebelumnya tidak diketahui, dengan tulisan Aram untuk menggambarkan beberapa dewa sambil menggabungkan ikonografi ilahi Neo-Asyur, Aram, dan Siro-Anatolia,” lanjut Selim Ferruh Adali.
Ekspansi Kekaisaran Neo-Asyur ke tempat yang sekarang disebut Turki mengilhami revolusi budaya. Ketika elite Asyur menggunakan seni untuk mengekspresikan kekuasaan mereka atas masyarakat lokal yang berbahasa Luwian dan Aram.
Panel dinding di Ba?bük menunjukkan bagaimana seni Asyur diadaptasi ke dalam gaya Aram di kota-kota dan desa-desa provinsi di Anatolia. Namun, empat dari delapan dewa yang digambarkan pada panel tidak dapat diidentifikasi.
Prasasti Aram melabeli tiga dewa: dewa badai, hujan, dan guntur Hadad; pendampingnya Atargatis, dewi kesuburan dan perlindungan; dewa bulan Sîn; dan dewa matahari amaš. Gambar Atargatis adalah penggambaran paling awal yang diketahui dari dewi ini, dewi utama Suriah, di wilayah ini.
“Dimasukkannya tema agama Syro-Anatolia menggambarkan adaptasi elemen Neo-Asyur. Mereka mencerminkan fase awal kehadiran Asyur di wilayah tersebut dengan elemen lokal yang lebih dominan,” ujar Adal?.
Para dewa di panel dinding menunjukkan bahwa itu adalah tempat kultus kesuburan regional dewa-dewa Siro-Anatolia dan Aram dengan ritual yang diawasi oleh otoritas Neo-Asyur awal. Salah satu pemegang otoritas tersebut mungkin adalah Mukin-abua, seorang pejabat Neo-Asyur yang hidup pada masa pemerintahan raja Asyur Adad-nirari III (811 SM hingga 783 SM).
Para peneliti mengidentifikasi sebuah prasasti yang mungkin merujuk pada Mukn-ab?a. Ada kemungkinan bahwa Mukin-abua mengambil alih wilayah tersebut, dan dia menggunakan kompleks ini untuk berintegrasi dengan meraih simpati penduduk setempat.
Tim peneliti akan melakukan penggalian lebih lanjut untuk mengungkap lebih banyak area kompleks bawah tanah dan mungkin menghasilkan lebih banyak contoh karya seni. Penggalian skala penuh diperkirakan akan dilakukan ketika keseluruhan situs telah disiapkan, sesuai dengan prosedur hukum warisan budaya Turki.
Kompleks kuno ini memiliki gambar seni di dinding cadas yang langka dengan menampilkan prosesi dewa dalam gaya Asyur. Gaya seni ini tampaknya telah diadaptasi oleh kelompok-kelompok lokal, yang menunjukkan betapa kuatnya budaya Kekaisaran Neo-Asyur dari Mesopotamia.
“Temuan ini menjadi saksi hegemoni Asyur di wilayah tersebut (Anatolia) pada fase awal,” kata Selim Ferruh Adali, profesor sejarah kuno di Universitas Ilmu Sosial Ankara, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (11/5/2022).
“Panel dinding berisi penggambaran prosesi ilahi dengan elemen yang sebelumnya tidak diketahui, dengan tulisan Aram untuk menggambarkan beberapa dewa sambil menggabungkan ikonografi ilahi Neo-Asyur, Aram, dan Siro-Anatolia,” lanjut Selim Ferruh Adali.
Ekspansi Kekaisaran Neo-Asyur ke tempat yang sekarang disebut Turki mengilhami revolusi budaya. Ketika elite Asyur menggunakan seni untuk mengekspresikan kekuasaan mereka atas masyarakat lokal yang berbahasa Luwian dan Aram.
Panel dinding di Ba?bük menunjukkan bagaimana seni Asyur diadaptasi ke dalam gaya Aram di kota-kota dan desa-desa provinsi di Anatolia. Namun, empat dari delapan dewa yang digambarkan pada panel tidak dapat diidentifikasi.
Prasasti Aram melabeli tiga dewa: dewa badai, hujan, dan guntur Hadad; pendampingnya Atargatis, dewi kesuburan dan perlindungan; dewa bulan Sîn; dan dewa matahari amaš. Gambar Atargatis adalah penggambaran paling awal yang diketahui dari dewi ini, dewi utama Suriah, di wilayah ini.
“Dimasukkannya tema agama Syro-Anatolia menggambarkan adaptasi elemen Neo-Asyur. Mereka mencerminkan fase awal kehadiran Asyur di wilayah tersebut dengan elemen lokal yang lebih dominan,” ujar Adal?.
Para dewa di panel dinding menunjukkan bahwa itu adalah tempat kultus kesuburan regional dewa-dewa Siro-Anatolia dan Aram dengan ritual yang diawasi oleh otoritas Neo-Asyur awal. Salah satu pemegang otoritas tersebut mungkin adalah Mukin-abua, seorang pejabat Neo-Asyur yang hidup pada masa pemerintahan raja Asyur Adad-nirari III (811 SM hingga 783 SM).
Para peneliti mengidentifikasi sebuah prasasti yang mungkin merujuk pada Mukn-ab?a. Ada kemungkinan bahwa Mukin-abua mengambil alih wilayah tersebut, dan dia menggunakan kompleks ini untuk berintegrasi dengan meraih simpati penduduk setempat.
Tim peneliti akan melakukan penggalian lebih lanjut untuk mengungkap lebih banyak area kompleks bawah tanah dan mungkin menghasilkan lebih banyak contoh karya seni. Penggalian skala penuh diperkirakan akan dilakukan ketika keseluruhan situs telah disiapkan, sesuai dengan prosedur hukum warisan budaya Turki.
(wib)