Main Video Game Bikin Anak Lebih Cerdas Ketimbang Nonton Televisi dan Internet
loading...
A
A
A
Dari tahapan itu diketahui, anak-anak yang bermain video game lebih tinggi dari durasi rata-rata mengalami peningkatan kecerdasan kurang lebih 2,5 nilai IQ. Capaian itu lebih baik dari angka rata-rata yang ada di dua tahapan yang dijalani.
Hanya saja masih ada catatannya. Bagi responden yang masih berusia 10 tahun, saat tahapan pertama dilakukan dan lebih banyak bermain video game, justru tidak lebih pintar dibanding anak-anak yang memang tidak bermain perangkat hiburan yang sama.
Torkel Klingberg, Profesor Kognitif dan Neurosains dari Departemen Neurosains dari Karolinska Institutet mengatakan anak-anak yang bermain video game lebih banyak di usia 10 tahun baru akan mengalami peningkatan kecerdasan dua tahun setelahnya.
"Seorang anak yang berada di 17 persen teratas dalam durasi bermain video game baru terlihat mengalami peningkatan IQ sekitar 2,5 poin lebih banyak daripada rata-rata anak selama dua tahun," jelas Torkel Klingberg.
"Ini adalah bukti dari efek kausal yang menguntungkan dari video game pada kecerdasan," tambahnya.
Hal itu justru berbeda dengan kegiatan lainnya yakni berselancar di dunia maya seperti Instagram, Instant Messaging, menonton video online dan menjelajah internet dan menonton teve. Menurut mereka tidak terlihat adanya perkembangan yang sama di tingkat kecerdasan.
Dari temuan mereka aktivitas di dunia maya seperti Instagram dan mengirim pesan sam,a sekali tidak meningkatkan kecerdasan anak-anak. Sedikit berbeda dengan menonton teve dan video online . Sedikit ada efek positif tetapi tidak berpengaruh ketika pendidikan orang tua diperhitungkan.
Torkel Klingberg mengatakan hasil penelitian mereka memang bukan jadi alasan pembenar bagi semua orang tua untuk mengizinkan anak-anak mereka bermain video game tanpa batas. "Tetapi bagi orang tua yang terganggu oleh anak-anak mereka bermain video game, Anda sekarang dapat merasa lebih baik mengetahui bahwa itu mungkin membuat mereka sedikit lebih pintar," jelasnya.
Daily Mail menebutkan penelitian Karolinska Institutet kitu juga tidak membedakan jenis video game yang dimainkan anak-anak. Selain itu mereka juga tidak mempertimbangkan kesehatan mental, kualitas tidur dan latihan fisik.
Hanya saja masih ada catatannya. Bagi responden yang masih berusia 10 tahun, saat tahapan pertama dilakukan dan lebih banyak bermain video game, justru tidak lebih pintar dibanding anak-anak yang memang tidak bermain perangkat hiburan yang sama.
Torkel Klingberg, Profesor Kognitif dan Neurosains dari Departemen Neurosains dari Karolinska Institutet mengatakan anak-anak yang bermain video game lebih banyak di usia 10 tahun baru akan mengalami peningkatan kecerdasan dua tahun setelahnya.
"Seorang anak yang berada di 17 persen teratas dalam durasi bermain video game baru terlihat mengalami peningkatan IQ sekitar 2,5 poin lebih banyak daripada rata-rata anak selama dua tahun," jelas Torkel Klingberg.
"Ini adalah bukti dari efek kausal yang menguntungkan dari video game pada kecerdasan," tambahnya.
Hal itu justru berbeda dengan kegiatan lainnya yakni berselancar di dunia maya seperti Instagram, Instant Messaging, menonton video online dan menjelajah internet dan menonton teve. Menurut mereka tidak terlihat adanya perkembangan yang sama di tingkat kecerdasan.
Dari temuan mereka aktivitas di dunia maya seperti Instagram dan mengirim pesan sam,a sekali tidak meningkatkan kecerdasan anak-anak. Sedikit berbeda dengan menonton teve dan video online . Sedikit ada efek positif tetapi tidak berpengaruh ketika pendidikan orang tua diperhitungkan.
Torkel Klingberg mengatakan hasil penelitian mereka memang bukan jadi alasan pembenar bagi semua orang tua untuk mengizinkan anak-anak mereka bermain video game tanpa batas. "Tetapi bagi orang tua yang terganggu oleh anak-anak mereka bermain video game, Anda sekarang dapat merasa lebih baik mengetahui bahwa itu mungkin membuat mereka sedikit lebih pintar," jelasnya.
Daily Mail menebutkan penelitian Karolinska Institutet kitu juga tidak membedakan jenis video game yang dimainkan anak-anak. Selain itu mereka juga tidak mempertimbangkan kesehatan mental, kualitas tidur dan latihan fisik.