Ramalan Jayabaya Tentang Pulau Jawa Berkalung Besi, Benar Terbukti?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jayabaya dikenal dengan berbagai ramalannya tentang Pulau Jawa . Uniknya, sebagian besar dari ramalannya ini terbukti akurat dan benar terjadi.
Menilik dari riwayatnya, dulunya Jayabaya dikenal sebagai Raja Kerajaan Kediri yang disegani. Bagi sebagian masyarakat jawa kuno, dia dianggap memiliki ketajaman intuisi yang disebut sebagai kawaskitan.
Salah satu ramalan Jayabaya yang cukup terkenal adalah tentang Pulau Jawa yang akan berkalung besi. Lantas, apakah maksud dari ramalan tersebut? Pulau Jawa Berkalung Besi ini merupakan ramalan berupa kedatangan moda transportasi modern di tanah jawa.
Dalam hal ini dimaksudkan sebagai jalur rel dan kereta api. Isi ramalannya adalah 'Mbesuk Yen Wis ana kreta tanpa jaran, tanah jawa kalungan wesi.' Artinya adalah 'Kelak Jika sudah ada kereta tanpa kuda, tanah jawa akan berkalung besi.'
Jika ditafsirkan lebih lanjut, ramalan Jayabaya ini bisa dimaknai bahwa suatu saat rel kereta akan membentang di seluruh pulau Jawa. Namun, di satu sisi ada juga yang menafsirkan ramalan tersebut sebagai kondisi orang Jawa yang mengenal paham-paham baru, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan ideologi pada diri mereka.
Jika mengacu pada tafsir yang pertama mengenai munculnya jalur kereta api, hal ini akan relevan dengan kondisi saat ini. Dikutip dari situs resmi KAI, sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada pembuatan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr L A J Baron Sloet van de Beele. Tepatnya pada 17 Juni 1864.
Setelahnya, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS).
Setelah itu, perkembangan kereta api di Indonesia semakin pesat, termasuk di Pulau Jawa sendiri. Jika melihat ke belakang, Ramalan Jayabaya tentang tanah jawa kalungan wesi benar benar terbukti dan terjadi. Karena saat ini, sudah cukup banyak jalur perlintasan kereta api di Pulau Jawa.
Itu baru satu ramalan saja dari Jayabaya, karena beberapa ramalan lain yang disebutkan juga telah terbukti terjadi adanya.
Menilik dari riwayatnya, dulunya Jayabaya dikenal sebagai Raja Kerajaan Kediri yang disegani. Bagi sebagian masyarakat jawa kuno, dia dianggap memiliki ketajaman intuisi yang disebut sebagai kawaskitan.
Salah satu ramalan Jayabaya yang cukup terkenal adalah tentang Pulau Jawa yang akan berkalung besi. Lantas, apakah maksud dari ramalan tersebut? Pulau Jawa Berkalung Besi ini merupakan ramalan berupa kedatangan moda transportasi modern di tanah jawa.
Dalam hal ini dimaksudkan sebagai jalur rel dan kereta api. Isi ramalannya adalah 'Mbesuk Yen Wis ana kreta tanpa jaran, tanah jawa kalungan wesi.' Artinya adalah 'Kelak Jika sudah ada kereta tanpa kuda, tanah jawa akan berkalung besi.'
Jika ditafsirkan lebih lanjut, ramalan Jayabaya ini bisa dimaknai bahwa suatu saat rel kereta akan membentang di seluruh pulau Jawa. Namun, di satu sisi ada juga yang menafsirkan ramalan tersebut sebagai kondisi orang Jawa yang mengenal paham-paham baru, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan ideologi pada diri mereka.
Jika mengacu pada tafsir yang pertama mengenai munculnya jalur kereta api, hal ini akan relevan dengan kondisi saat ini. Dikutip dari situs resmi KAI, sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada pembuatan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr L A J Baron Sloet van de Beele. Tepatnya pada 17 Juni 1864.
Setelahnya, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS).
Setelah itu, perkembangan kereta api di Indonesia semakin pesat, termasuk di Pulau Jawa sendiri. Jika melihat ke belakang, Ramalan Jayabaya tentang tanah jawa kalungan wesi benar benar terbukti dan terjadi. Karena saat ini, sudah cukup banyak jalur perlintasan kereta api di Pulau Jawa.
Itu baru satu ramalan saja dari Jayabaya, karena beberapa ramalan lain yang disebutkan juga telah terbukti terjadi adanya.
(wib)