Terungkap, Ini Jawaban Mengapa Hiu Martil Punya Kepala yang Unik
loading...
A
A
A
"Sayang fosil yang tersisa hanyalah gigi saja karena badan hiu memang tidak memiliki tulang tapi tulang rawan elastis (cartilage) seperti kuping dan hidung manusia," tulis Gavin Naylor.
Ketiadaan fosil itu membuat Gavin Naylor melakukan penelitian DNA. DNA adalah materi genetik yang ditemukan dalam sel yang membawa informasi tentang bagaimana makhluk hidup akan terlihat dan berfungsi. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat bagaimana makhluk hidup terkait.
"Kami mengambil DNA dari delapan dari sembilan spesies martil dan menggunakannya untuk melihat hubungan di antara mereka. Hasilnya sama sekali tidak seperti yang kami harapkan. Spesies yang lebih tua memiliki palu yang lebih besar secara proporsional dan spesies yang lebih muda memiliki palu yang lebih kecil," terangnya.
Gavin Naylor berteori, hiu martil memang mengalami perubahan kepala melalui proses evolusi. Hanya saja caranya beda dengan yang dikenal oleh masyarakat ilmiah saat ini.
Evolusi membuat makhluk hidup berubah sedikit demi sedikit, perlahan-lahan menyesuaikan diri untuk memanfaatkan lingkungan mereka dengan lebih baik. Proses ini disebut seleksi alam. Hiu martil justru mengalami keunikan di kepala karena adanya kecatatan genetik.
"Terkadang seekor hewan bisa terlahir dengan cacat genetik yang ternyata sangat berguna untuk kelangsungan hidupnya. Selama kelainan itu bisa bertahan dan hewan itu bisa kawin, sifat itu bisa diturunkan. Kami pikir itulah yang terjadi dengan hiu martil," pungkasnya.
Ketiadaan fosil itu membuat Gavin Naylor melakukan penelitian DNA. DNA adalah materi genetik yang ditemukan dalam sel yang membawa informasi tentang bagaimana makhluk hidup akan terlihat dan berfungsi. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat bagaimana makhluk hidup terkait.
"Kami mengambil DNA dari delapan dari sembilan spesies martil dan menggunakannya untuk melihat hubungan di antara mereka. Hasilnya sama sekali tidak seperti yang kami harapkan. Spesies yang lebih tua memiliki palu yang lebih besar secara proporsional dan spesies yang lebih muda memiliki palu yang lebih kecil," terangnya.
Gavin Naylor berteori, hiu martil memang mengalami perubahan kepala melalui proses evolusi. Hanya saja caranya beda dengan yang dikenal oleh masyarakat ilmiah saat ini.
Evolusi membuat makhluk hidup berubah sedikit demi sedikit, perlahan-lahan menyesuaikan diri untuk memanfaatkan lingkungan mereka dengan lebih baik. Proses ini disebut seleksi alam. Hiu martil justru mengalami keunikan di kepala karena adanya kecatatan genetik.
"Terkadang seekor hewan bisa terlahir dengan cacat genetik yang ternyata sangat berguna untuk kelangsungan hidupnya. Selama kelainan itu bisa bertahan dan hewan itu bisa kawin, sifat itu bisa diturunkan. Kami pikir itulah yang terjadi dengan hiu martil," pungkasnya.
(wsb)