Foto Satelit Rekam Pencemaran Sungai Akibat Limbah Pertambangan Berlian

Kamis, 03 November 2022 - 18:59 WIB
loading...
Foto Satelit Rekam Pencemaran...
Sebuah bendungan runtuh di tambang berlian di Afrika Selatan baru-baru ini melepaskan semburan limbah pertambangan ke daerah sekitarnya. Foto/NASA Earth Observatory/Landsat
A A A
CAPE TOWN - Sebuah bendungan runtuh di tambang berlian di Afrika Selatan baru-baru ini melepaskan semburan limbah pertambangan ke daerah sekitarnya. Foto satelit baru menunjukkan jejak lumpur kering dan berpotensi beracun yang tertinggal.

Pada 11 September, sebuah bendungan di tambang berlian di Jagersfontein, Afrika Selatan runtuh. Akibatnya menimbulkan banjir limbah pertambangan, yang dikenal sebagai tailing, menyapu pinggiran kota dan ke pedesaan sekitarnya.

Sebuah foto satelit yang diambil setelah bencana pertambangan yang menghancurkan di Afrika Selatan mengungkapkan sungai emas dari lumpur kering yang berkilauan di lanskap. Tapi kilaunya akibat oleh semburan lumpur yang berpotensi beracun.



Menurut Bloommberg bencana itu menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 40 lainnya. Reuters juga melaporkan, banjir juga menghancurkan puluhan rumah, merusak menara telepon seluler, menutup jalan, mencemari air minum sementara dan menghanyutkan ratusan domba.

Tailing adalah campuran lumpur dari debu, batu pecah, air dan produk sampingan lainnya yang tersisa dari pertambangan. Lumpur ini sering mengandung sejumlah kecil logam seperti tembaga, merkuri, kadmium dan seng, serta senyawa lain termasuk minyak bumi, asam sulfat dan bahkan sianida.

Citra satelit yang diambil 4 Oktober oleh satelit Landsat 9, yang dimiliki bersama oleh NASA dan US Geological Survey, menunjukkan sungai lumpur emas yang tertinggal saat tailing yang tumpah mengalir menjauh dari kota pertambangan dan akhirnya mengering. Gambar yang mencolok itu dirilis secara online pada 20 Oktober oleh Earth Observatory NASA.


Foto Satelit Rekam Pencemaran Sungai Akibat Limbah Pertambangan Berlian


Foto lain dari area tersebut, yang diambil oleh satelit Landsat 8 sehari sebelum bendungan runtuh, juga dirilis untuk perbandingan. Dalam gambar baru, retakan di dinding bendungan selatan terlihat jelas.

Dari sana tailing mengalir menuruni lereng bukit dalam gelombang besar selebar 1,6 kilometer yang akhirnya disalurkan ke Bendungan Walwas di dekatnya. Kemudian tumpah ke sungai Prosesspruit yang bersebelahan.

Secara total, tailing kering menutupi sekitar 26 km persegi lahan pertanian. Bagian dari Prosesspruit juga tampak melebar, menunjukkan bahwa aliran limbah pertambangan mungkin telah mengikis tepian sungai.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2234 seconds (0.1#10.140)