Roket Penumpang Pengganti Pesawat

Minggu, 15 April 2018 - 11:08 WIB
Roket Penumpang Pengganti Pesawat
Roket Penumpang Pengganti Pesawat
A A A
Daripada memesan tiket pesawat untuk perjalanan ke berbagai tujuan di bumi, semua orang dapat memesan tiket untuk mengendarai roket.

Roket itu dapat membawa para penumpang ke tujuan mana pun hanya dalam 60 menit. Roket penumpang ini akan tersedia dalam satu dekade. Presiden dan COO SpaceX Gwynne Shotwell menjelaskan hal itu saat Ted Talk di Vancouver. Dia juga menggambarkan Mars sebagai planet paling atas dan langkah pertama untuk mengeksplorasi sistem tata surya yang lebih jauh.

Pendiri SpaceX Elon Musk tahun lalu mengumumkan tambahan terbaru untuk perusahaan SpaceX, yakni Roket Besar (BFR) yang dapat merevolusi transportasi di Bumi serta di antariksa.

Kendaraan itu dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal, seperti roket antariksa dan untuk perjalanan di bumi, roket itu akan lepas landas dari landasan mengambang yang ada di luar kota-kota besar. “Roket penumpang itu akan terbang ke berbagai rute sibuk, seperti New York ke Tokyo, hanya dalam 30 menit dan ke mana pun dalam waktu kurang dari sejam,” papar Musk.

Musk juga menambahkan, “Tarif perkursi penumpang roket akan sama seperti kelas ekonomi tarif penuh di pesawat.“ Perjalanan dari Bangkok ke Dubai akan membutuhkan waktu 27 menit dan dari Tokyo ke Delhi selama 30 menit, menurut perhitungan Musk.

Roket penumpang ini dapat membawa orang melakukan perjalanan cepat keliling bumi, dengan penerbangan dari London ke Dubai membutuhkan waktu 20 menit dan para penumpang hanya membutuhkan waktu setengah jam di udara dalam penerbangan dari London ke New York.

“Teknologi itu akan siap dan beroperasi dalam satu dekade, untuk pastinya. Ini jelas akan terjadi. Saya secara pribadi berinvestasi pada ini,” papar Shotwell saat diwawancarai oleh Chris Anderson dari TED. Shotwell menjelaskan, “Saya banyak melakukan perjalanan dan saya tidak suka perjalanan.

Dan saya akan suka bertemu konsumen saya di Riyadh, pergi saat pagi dan kembali untuk makan malam.” Roket itu akan lebih besar dibandingkan roket-roket lain yang sudah ada dan akan membawa satelitsatelit ke orbit, kru, dan kargo ke Stasiun Antariksa Internasional serta memimpin misi ke bulan.

Dengan kecepatan hingga 29.000 km per jam, BFR dapat membawa antara 80 dan 200 orang per perjalanan untuk penerbangan ke Mars. Perjalanan manusia pertama ke Mars itu direncanakan untuk 2024. Shotwell menyatakan, SpaceX akan membawa manusia ke Mars dalam satu dekade.

Meski memiliki koloni manusia di Mars dalam waktu kurang dari sepuluh tahun masih luar biasa, rencana itu bisa lebih cepat lagi. “Saya yakin Elon ingin pergi lebih cepat,” papar Shotwell. Seperti komentar sebelumnya oleh Musk, Shotwell menganggap Mars sebagai rute penting untuk memastikan keberlangsungan hidup manusia.

“Jika sesuatu terjadi di bumi, Anda perlu manusia tinggal di tempat lain. Saya pikir Anda perlu beberapa jalur untuk bertahan hidup dan ini salah satunya,” ujarnya. “Mars itu bagus, tapi ini planet pemecah masalah paling atas,” kata Shotwell.

Dengan atmosfer yang sedikit, gravitasi rendah, dan suhu permukaan minus 63 derajat Celsius, mudah untuk melihat alasan mengapa tinggal di Mars mungkin memiliki sejumlah kendala. Karena itu, Shotwell ingin melanjutkan eksplorasi wilayah lain di antariksa dan perjalanan lebih jauh dari bumi.

“Ini pertama kali saya mung kin melebihi visi Elon,” ujarnya. Musk telah secara sangat terbuka tentang tekadnya ke Mars dan mendeklarasikan rencananya untuk kolonisasi planet itu dalam waktu kurang dari lima tahun.

“Penting untuk memiliki pangkalan yang dapat bertahan secara berkelanjutan di Mars karena ini cukup jauh dari bumi saat terjadi perang jadi ini lebih cenderung untuk selamat dibandingkan pangkalan di bulan,” kata Musk saat simposium bulan lalu.

“Jika terjadi perang dunia ketiga, kita ingin memastikan ada cukup benih peradaban manusia di tempat lain yang dapat dibawa kembali dan memperpendek waktu lamanya zaman kegelapan,” papar Musk. SpaceX kini memiliki kontrak dengan NASA dan lembaga antariksa lain di dunia.

Pada Februari, SpaceX ber ha sil meluncurkan roket berat Falcon yang membawa mobil merah ceri Tesla Roadster 2008 milik Elon Musk. SpaceX bukan satu-satunya perusahaan swasta yang bertujuan ke antariksa. Blue Origin milik pendiri Amazon Jeff Bezos juga berupaya mencapai antariksa.

Pria terkaya di dunia itu ingin meluncurkan roket “New Glenn” di orbit rendah bumi pada 2020. Selain Musk dan Bezos, miliarder Richard Branson juga berupaya mengo mersialkan antariksa. Pendiri Virgin Galactic itu menjelaskan, Mars dan kolonisasinya tampaknya milik Musk.

“Pergi ke Mars merupakan tantangan luar biasa dan saya duga Elon Musk akan menjadi yang pertama,” ujarnya. “Dia lebih tertarik dengan roket besar pergi ke jarak lebih jauh. Kami lebih tertarik membawa orang ke antariksa dan satelit, yang lebih dekat dengan bumi,” kata Branson.

Blue Origin, SpaceX, dan Virgin Galactic itu juga memiliki persaingan dalam program serupa. Ketiga perusahaan itu juga tampak saling bersaing dengan berbagai pencapaian masing-masing. Adanya persaingan itu pun membuat perlombaan antariksa menjadi lebih menarik dan menguntungkan banyak pihak. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7679 seconds (0.1#10.140)