6 Senjata Paling Mematikan Sepanjang Sejarah, Apa Saja?

Rabu, 27 Maret 2024 - 11:05 WIB
Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, menewaskan 70.000 orang pada awalnya, dengan puluhan ribu lainnya menderita penyakit radiasi selama bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Ledakan bom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima setara dengan sekitar 15 kiloton TNT. Sementara ICBM Rusia RS-28 Sarmat (dijuluki Satan 2 oleh NATO) dirancang untuk membawa hulu ledak 2.000 kali lebih kuat dari Little Boy .

Insinyur Rusia mengklaim bahwa satu rudal Satan 2 dapat melenyapkan area sebesar Texas atau Prancis. Meskipun perjanjian pembatasan senjata secara drastis mengurangi jumlah persenjataan nuklir, diperkirakan masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di Bumi. Lebih dari 90 persen senjata tersebut dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.

3. Napalm



Orang pertama yang menggunakan senjata ini adalah orang Yunani Bizantium. Mereka menciptakan zat yang dikenal sebagai Api Yunani. Formula Api Yunani masih misterius. Namun, efektivitasnya dalam pertempuran melanggengkan Kekaisaran Bizantium. Versi modern dari Api Yunani adalah napalm, yang pertama kali digunakan pada Perang Dunia II.

Bom pembakar yang mengandung napalm termasuk persenjataan yang digunakan dalam pemboman Sekutu atas Dresden (13-15 Februari 1945) dan pengeboman Tokyo (9-10 Maret 1945). Serangan di Dresden menewaskan sedikitnya 25.000 orang dan menghancurkan salah satu pusat kebudayaan terbesar Eropa. Sementara itu, serangan di Tokyo menewaskan sedikitnya 100.000 warga sipil (jumlah yang melebihi korban jiwa awal Hiroshima) dan meluluhlantakkan separuh ibu kota Jepang.



4. Senapan



Sampai abad ke-19, senjata infanteri adalah musket. Musket bisa melontarkan peluru kaliber 75 (19 mm) hingga jarak 200 meter, tetapi dengan akurasi rendah. Agar bisa cepat diisi dari ujung laras ke ruang peluru, amunisi musket harus longgar di dalam larasnya. Saat ditembakkan, peluru musket akan bergoyang-goyang di dalam laras, sehingga lintasannya tidak stabil setelah keluar dari laras.

Masalah ini dipecahkan oleh perwira Angkatan Darat Prancis, Claude-Étienne Minié. Minié mendesain peluru berbentuk kerucut, yang kemudian dikenal sebagai peluru Minié, dengan bagian bawah yang melebar ke dalam alur laras musket saat senjata ditembakkan. Inovasi ini secara dramatis meningkatkan jangkauan dan akurasi senapan beralur tanpa mengurangi waktu pengisian peluru.

Korban jiwa yang sangat besar dalam pertempuran Perang Saudara Amerika sebagian disebabkan oleh senapan jenis ini. Penggunaan laras beralur pada artileri lapangan sangat meningkatkan jangkauan, akurasi, dan daya bunuh senjata berat. Pengembangan senapan serbu selama Perang Dunia II mengubah pertempuran infanteri karena volume tembakan dan manuver cepat oleh unit kecil menggantikan keterampilan menembak jitu sebagai ukuran efektivitas.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More