Yasuke, Sosok Samurai Langka dari Afrika

Jum'at, 29 Maret 2024 - 13:19 WIB
Nobunaga meminta Yasuke untuk menggosok kulitnya karena pada awalnya ia menganggap itu tinta yang menutupi kulitnya. Meski begitu Nobunaga terkesan dengan tinggi badan Yasuke. Ia tercatat memiliki tinggi lebih dari 1,82 meter hingga 1, 96 meter. Padahal di era tersebut rata-rata pria Jepang tingginya mendekati 5 kaki 1,52 meter.

Nobunaga segera menjadikan Yasuke sebagai punggawa dan pengawalnya. Yasuke akhirnya diangkat menjadi samurai pada tahun 1581 dan ditempatkan di Kastil Azuchi Nobunaga. Nobunaga kerap mengundang Yasuke untuk makan di mejanya, perlakuan ini termasuk hak istimewa yang tidak biasa bahkan bagi seorang Samurai. Yasuke juga membawa pedang Daimyo dengan katananya sendiri.



Akhir karier sebagai Samurai



Karier Yasuke sebagai samurai tidak bertahan lama. Pada 1582, Jenderal Nobunaga bernama Mitsuhide menggulingkannya. Mitsuhide menyerbu kuil tempat Nobunaga tinggal di Kyoto. Nobunaga pun melakukan Seppuku alias ritual bunuh diri.

Setelah kematian Nobunaga, Yasuke melarikan diri kembali ke kastil Azuchi dan melayani putra Nobunaga, Odo Nobutada. Siapa sangka putranya juga bunuh diri setelah menderita kekalahan di tangan Mitsuhide.

Mitsuhide menganggap Yasuke sebagai “binatang buas” dan bukan samurai sejati. Yasuke menawarkan pedangnya kepada Mitsuhide mengikuti kebiasaan Barat. Berkat penolakan inilah Yasuke kembali melayani Valignano dan segera kembali ke kehidupan lamanya. Meski begitu para Jesuit senang melihat dia selamat dan berterima kasih kepada Tuhan atas kepulangannya.

Hubungan Afrika-Jepang



Hanya ada sedikit bukti yang tidak dapat disangkal mengenai kehadiran orang Afrika di Jepang sebelum Yasuke. Sebuah pepatah Jepang yang mengatakan, “Agar seorang Samurai menjadi berani, dia harus memiliki sedikit darah hitam.” Tentu saja belum dapat dipastikan apakah ini merujuk pada orang berkulit gelap atau memiliki arti lain dari kata hitam.

Dalam sejarah Jepang, ada tokoh lain yang dianggap oleh sebagian orang sebagai keturunan Afrika, yaitu Sakanouye No Tamuramaro. Ia seorang pejuang yang hidup pada era Heian (794-1185 M) sekitar tahun 758 hingga 811 dan merupakan penjaga istana Kaisar Kammu (memerintah tahun 781-806). Dia ditempatkan di komando pasukan yang dikirim kaisar untuk melawan Ainu. Prajurit ini konon memiliki "kulit hitam”.

Bukti mengenai keberadaan orang Afrika di Jepang kuno ini tidak dapat dipastikan, namun hal ini mengungkapkan bahwa sejarah kontak antara Jepang dan seluruh dunia mungkin lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More