Ilmuwan: Varian COVID Berbahaya Berikutnya Dikhawatirkan Sudah Ada di Luar Sana

Rabu, 03 Februari 2021 - 21:22 WIB
Bagian yang tersulit adalah menyisir semua data itu. "Kami mencari mutasi yang memungkinkan virus menjadi lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan terutama sekarang vaksin mulai diluncurkan secara global, kami mencari kemungkinan mutasi yang menurut kami dapat memengaruhi kemampuan vaksin untuk melindungi manusia," kata Ewan Harrison, ahli mikrobiologi yang membantu mengoordinasikan jaringan ilmuwan yang bekerja pada operasi genomik COVID-19 di Inggris.

Seorang ilmuwan di Sanger Institute menyiapkan sampel Covid-19 untuk diurutkan. Lebih dari 700 sampel positif diurutkan dalam satu kali pengoperasian satu mesin, yang memakan waktu sekitar lima hari.



Penyimpanan sampel positif dan negatif Corona dari seluruh Inggris. Foto/CNN

Harrison menjelaskan, jika Anda mengurutkan cukup populasi, kita dapat melihat bagaimana virus telah berpindah melalui komunitas dan di mana terdapat kelompok infeksi -termasuk peristiwa penyebar super. "Itu benar-benar hebat ... itulah inti dari tujuan pengurutan viral," katanya.

Menemukan Varian Inggris

Kurang dari dua bulan yang lalu, jaringan ilmuwan dan gunung data genetik Inggris yang berkembang membantu mengidentifikasi dan melacak penyebaran varian yang kini menjadi dominan di Inggris. Ini pertama kali terlihat di Kent, daerah pedesaan yang juga memiliki beberapa komunitas paling tertinggal di tenggara Inggris.

"Orang-orang di Kent tidak semuanya mengadakan pesta rumah dan pergi ke supermarket yang sama," kata Juru Bicara Kesehatan Masyarakat Inggris, Ruairidh Villar kepada CNN.

Namun, jumlah kasus harian terus meningkat di seluruh wilayah, bahkan ketika kasus itu menurun di sebagian besar wilayah Inggris lainnya, yang berada di bawah lockdown nasional.

Mereka menemukan pelakunya dalam database genom Inggris, yang pada saat itu mencakup sekitar satu dari setiap 10 sampel COVID-19 positif di negara tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More