Super-Earth Ditemukan Dekat dengan Matahari dan Suhunya 100 Derajat
Jum'at, 05 Maret 2021 - 04:31 WIB
Karena itu, permukaan Gliese 486b mungkin lebih mirip permukaan Venus daripada Bumi. Dengan lanskap kering yang panas serta sungai lava. Namun, tidak seperti Venus, Gliese 486b mungkin memiliki atmosfer yang tipis.
Perhitungan yang dibuat dengan model atmosfer planet yang ada dapat konsisten dengan skenario permukaan panas dan atmosfer tipis, karena iradiasi bintang cenderung menguapkan atmosfer. Sedangkan gravitasi planet cenderung menahannya. Menentukan keseimbangan antara dua kontribusi itu sulit saat ini.
"Penemuan Gliese 486b merupakan keberuntungan. Jika temperaturnya sekitar 100 derajat lebih panas, semua permukaannya akan menjadi lahar, dan atmosfernya akan menjadi batuan yang menguap," jelas José Antonio Caballero, seorang peneliti di Pusat Astrobiologi (CAB, CSIC-INTA).
Di sisi lain, lanjut dia, jika Gliese 486b berada sekitar 100 derajat lebih dingin, itu tidak akan cocok untuk pengamatan lanjutan.
Proyek CARMENES, yang konsorsiumnya terdiri dari 11 lembaga penelitian di Spanyol dan Jerman, bertujuan memantau sekumpulan 350 bintang katai merah untuk mencari planet seperti Bumi, menggunakan spektograf pada teleskop 3,5 m di Calar Alto Observatory (Spanyol).
Penelitian ini juga menggunakan pengukuran spektroskopi untuk menyimpulkan massa Gliese 486b. Pengamatan dilakukan dengan instrumen MAROON-X di Gemini Utara (8.1m) di AS, dan data arsip diambil dari teleskop Keck 10 m (AS) dan teleskop 3.6m ESO, (Chili).
Pengamatan fotometrik berasal dari observatorium luar angkasa TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) NASA, (AS), yang datanya merupakan dasar untuk mendapatkan radius planet, dari instrumen MuSCAT2 di Teleskop Carlos Sánchez 1,52m di Teide Observatory (Spanyol) dan dari LCOGT (Las Cumbres Observational Global Telescope) di Chili, antara lain.
Perhitungan yang dibuat dengan model atmosfer planet yang ada dapat konsisten dengan skenario permukaan panas dan atmosfer tipis, karena iradiasi bintang cenderung menguapkan atmosfer. Sedangkan gravitasi planet cenderung menahannya. Menentukan keseimbangan antara dua kontribusi itu sulit saat ini.
"Penemuan Gliese 486b merupakan keberuntungan. Jika temperaturnya sekitar 100 derajat lebih panas, semua permukaannya akan menjadi lahar, dan atmosfernya akan menjadi batuan yang menguap," jelas José Antonio Caballero, seorang peneliti di Pusat Astrobiologi (CAB, CSIC-INTA).
Di sisi lain, lanjut dia, jika Gliese 486b berada sekitar 100 derajat lebih dingin, itu tidak akan cocok untuk pengamatan lanjutan.
Proyek CARMENES, yang konsorsiumnya terdiri dari 11 lembaga penelitian di Spanyol dan Jerman, bertujuan memantau sekumpulan 350 bintang katai merah untuk mencari planet seperti Bumi, menggunakan spektograf pada teleskop 3,5 m di Calar Alto Observatory (Spanyol).
Penelitian ini juga menggunakan pengukuran spektroskopi untuk menyimpulkan massa Gliese 486b. Pengamatan dilakukan dengan instrumen MAROON-X di Gemini Utara (8.1m) di AS, dan data arsip diambil dari teleskop Keck 10 m (AS) dan teleskop 3.6m ESO, (Chili).
Pengamatan fotometrik berasal dari observatorium luar angkasa TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) NASA, (AS), yang datanya merupakan dasar untuk mendapatkan radius planet, dari instrumen MuSCAT2 di Teleskop Carlos Sánchez 1,52m di Teide Observatory (Spanyol) dan dari LCOGT (Las Cumbres Observational Global Telescope) di Chili, antara lain.
(iqb)
tulis komentar anda