Ilmuwan: Kenaikan Suhu di Kutub Utara Sangat Cepat dan Konsisten

Rabu, 15 Desember 2021 - 11:44 WIB
Para ilmuwan menyebutkan Kutub Utara (Arktik) adalah salah satu wilayah dengan pemanasan tercepat di planet Bumi. Foto/theverge
PARA ilmuwan menyebutkan Kutub Utara (Arktik) adalah salah satu wilayah dengan pemanasan tercepat di planet Bumi. National Oceanic and Atmospheric Association (NOAA) dalam Kartu Laporan Arktik tahunan ke-16 menjelaskan peningkatan suhu atau pemanasan ini akibat perubahan iklim yang tak bisa dibendung.

Para ilmuwan di NOAA dan tempat lain telah mendokumentasikan serangkaian dampak perubahan iklim selama beberapa dekade mengatakan, pemanasan di Kutub Utara berlangsung cepat. “Trennya konsisten, mengkhawatirkan, dan tidak dapat disangkal,” kata administrator NOAA Rick Spinrad pada konferensi pers di American Geophysical Union dikutip SINDOnews dari laman the verge, Rabu (15/12/2021).

Kartu Laporan Arktik tahun ini berdasarkan laporan pengamatan 111 penulis yang berkontribusi dari 12 negara. Mereka merinci transformasi yang terjadi di ujung utara sebagai akibat dari manusia -menyebabkan perubahan iklim. Mereka mengumpulkan data terbaru tentang tren suhu, lapisan es laut, dan banyak lagi pada tahun 2020 dan 2021.



Termasuk hilangnya es laut yang dramatis, pencairan cepat lapisan es Greenland, dan musim gugur yang sangat hangat. Dalam catatan mereka Arktik mengalami musim gugur terpanas antara Oktober dan Desember 2020. (Baca juga; Suhu Tertinggi di Siberia Tembus 38 Derajat Celcius, PBB Bunyikan Lonceng Bahaya )

Menurut NOAA, sejak pertengahan 1960-an, Arktik telah mengalami pemanasan hampir 3 derajat Celcius — jauh lebih tinggi daripada kenaikan rata-rata global. Angka itu hanya di atas satu derajat Celcius sejak akhir abad ke-19. (Baca juga; Dalam 5 Tahun Gletser Kiamat Ini Bakal Runtuh, Permukaan Laut Naik 65 Sentimeter )

“Arktik adalah pendingin udara Bumi. Miliaran orang bergantung pada kondisi iklim yang moderat. Kita memiliki waktu yang sempit untuk menghindari dampak iklim masa depan yang sangat mahal, mematikan, dan tidak dapat diubah,” kata Spinrad.

Seorang ilmuwan di Pusat Data Salju dan Es Nasional, Twila Moon mencatat serangkaian peristiwa ekstrem pada lapisan es Greenland sehingga mengalami tiga pencairan es terpisah selama musim panas 2021. Tahun ini, Greenland juga mengalami hujan yang cukup tinggi dan puncaknya untuk pertama kalinya pada bulan Agustus.

“Peristiwa semacam ini berpotensi membuat lapisan es lebih rentan mencair di masa depan,” kata Moon. Selain mencairnya es di darat dan di laut, laporan tersebut menyoroti bagaimana kenaikan suhu menggeser ekosistem Kutub Utara. Satu spesies khususnya mendapat sorotan dalam laporan baru: berang-berang.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More