Rentetan Fenomena Alam di Juli 2020 dari Gerhana hingga Hujan Meteor

Jum'at, 03 Juli 2020 - 06:02 WIB
Fenomena ini terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari, membentuk sudut 90 derajat. Bulan akan terbit ketika tengah malam dan berkulminasi ketika Matahari terbit, sehingga dapat diamati bahkan ketika pagi hari hingga terbenam ketika tengah hari. Fase perbani akhir terjadi pada pukul 06.28.51 WIB. Bulan dapat diamati dengan mata telanjang pada ketinggian 75,3 derajat di atas ufuk dari arah barat laut (tepatnya 316,85 derajat) meskipun langit sudah terang. Jarak Bulan dari Bumi (pusat ke pusat) sebesar 404140 km, diameter tampak Bulan ketika perbani akhir sebesar 29,56 menit busur.

14 Juli, Oposisi Jupiter

Fenomena ini terjadi ketika Jupiter, Bumi, dan Matahari, berada pada satu garis lurus. Oposisi pada Jupiter sama dengan fase Bulan purnama, sehingga Jupiter dapat terlihat paling terang jika teramati dari Bumi. Puncak Oposisi Jupiter terjadi pada pukul 15.03 WIB dengan magnitudo tampak sebesar -2,8 dan diameter tampak Jupiter ketika oposisi sebesar 47,58 detik busur dengan jarak 619,2 juta km dari Matahari.

Sayangnya, Jupiter masih di bawah ufuk ketika terjadi oposisi jika diamati di Indonesia. Sehingga hanya bisa diamati ketika Jupiter telah terbit beriringan dengan terbenamnya Matahari hingga terbenamnya Jupiter.

17 Juli, Konjungsi Bulan-Venus

Waktu terbaik untuk menyaksikan fenomena ini adalah sekitar pukul 05.15 WIB dengan jarak pisah 4,5 derajat. Konfigurasi ini juga membentuk segitiga siku-siku Bulan-Venus-Aldebaran dan membentuk garis lurus terhadap Pleiades yang terletak di barat laut (kori atas) dengan jarak pisah Pleiades-Bulan sebesar 10,25 derajat.

19 Juli, Konjungsi Bulan-Merkurius

Waktu terbaik untuk menyaksikan fenomena ini adalah ketika fajar sipil (civil dawn) yakni ketika ketinggian Matahari sebesar -6 derajat sekitar pukul 05.30 WIB. Ketika berkonjungsi, Bulan terletak pada jarak 385.000 km dari Bumi dengan diameter tampak sebesar 31 menit busur dan memasuki fase Sabit Akhir. Serangkan Merkurius berjarak 117,2 juta km dari Bumi dengan diameter tampak sebesar 8,6 detik busur.

21 Juli, Fase Bulan Baru

Fase Bulan Baru kali ini terjadi pada pukul 00.32.44 WIB pada jarak 377.192 km dari pusat Bulan. Diameter tampak Bulan sebesar 31,67 menit busur. Ketinggian Bulan di Indonesia ketika petang hari bervariasi antara 6,5 derajat hingga 8,5 derajat. Hilal dapat diamati menggunakan alat bantu seperti binokular dan teleskop. Baik sebelum Matahari terbit maupun setelah Bulan terbenam, kalian dapat menikmati keindangan langit malam bertabur bintang, planet, serta galaksi Bimasakti.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More