Setelah 150 Tahun, Ilmuwan Berhasil Identifikasi Spesies Fosil Bunga Terbesar Berusia 40 Juta Tahun

Rabu, 18 Januari 2023 - 11:21 WIB
Setelah 150 tahun akhirnya para ilmuwan berhasil mengidentifikasi secara definitif spesies fosil bunga terbesar yang pernah ditemukan.Foto/Museum für Naturkund/Live Sciencee Berlin
BERLIN - Setelah 150 tahun akhirnya para ilmuwan berhasil mengidentifikasi secara definitif spesies fosil bunga terbesar yang pernah ditemukan. Fosil bunga yang terawetkan dalam damar berusia sekitar 40 juta tahun lalu itu, ditemukan di hutan Baltik, Eropa Utara tahun 1872.

Fosil bunga itu kemudian disimpan di Museum Sejarah Alam di Berlin selama satu setengah abad berikutnya. Namun, selama bertahun-tahun, para peneliti mempertanyakan identitas bunga yang sebenarnya.

Berukuran lebar sekitar 1 inci atau 28 milimeter, bunga yang terawetkan dengan sangat baik ini, ketika pertama kali ditemukan diklasifikasikan sebagai Stewartia kowalewskii. Spesies adalah ini adalah tanaman berbunga hijau kuno dari zaman Eosen akhir (kira-kira 38 juta hingga 33,9 juta tahun yang lalu) dan sekarang sudah punah.



Untuk mendapat kepastian tentang genus dan spesies bunga, para peneliti mengekstraksi bintik-bintik serbuk sari dan memeriksanya, bersama dengan anatomi mekarnya, di bawah mikroskop. Mereka memutuskan bahwa bunga itu bukan spesies Stewartia kowalewskii atau bahkan dari genus Stewartia.



Sebaliknya, itu adalah bagian dari spesies Symplocos, “genus semak berbunga dan pohon kecil yang tidak ditemukan di Eropa saat ini tetapi tersebar luas di Asia Timur modern,” tulis The New York Times dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (18/1/2023).

Sekarang para ilmuwan telah secara resmi mengidentifikasi fosil bunga terbesar itu dan diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 12 Januari 2023. Bunga itu telah dikenal selama 150 tahun tetapi baru sekarang diidentifikasi secara definitif sebagai spesies baru dan menawarkan petunjuk baru tentang iklim dan ekosistem di masa lalu.



Oleh karena itu, penulis penelitian mengusulkan nama baru untuk bunga tersebut: Symplocos kowalewskii. Meskipun mereka lebih sulit didapat, tanaman dalam damar memberikan banyak informasi kepada ahli paleobotani.



Eva-Maria Sadowski, peneliti postdoctoral di Natural History Museum di Berlin, mengatakan kepada The New York Times, bahwa pengklasifikasian ulang bunga ini penting. Ini memberi para ilmuwan pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman ekologi hutan amber Baltik dan bagaimana iklim planet berubah dari waktu ke waktu.

“Butir-butir kecil ini adalah perekam alami dari iklim dan ekosistem masa lalu. Ini dapat membantu mengukur seberapa banyak planet kita telah berubah di masa lalu karena penyebab alam (bukan manusia),” kata Regan Dunn, paleobotanist dan asisten kurator di La Brea Tar Pits and Museum di California.
(wib)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More