Ilmuwan India Protes Rencana untuk Menghapus Teori Charles Darwin

Selasa, 02 Mei 2023 - 18:05 WIB
loading...
Ilmuwan India Protes...
Teori Charles Darwin akan dihapus dari kurikulum belajar di India. FOTO/ LIVE SCIENCE
A A A
NEW DELHI - Para ilmuwan di India memprotes keputusan untuk menghapus pembahasan teori evolusi Charles Darwin.



Pasalnya teori tersebut telah dipelajari lebih dari 4000 peneliti dan menjadi pembahasan yang menarik yang perlu dibuktikan

'' Penghapusan itu membuat ”parodi dari gagasan pendidikan menengah yang lengkap akan berkurang,” kata ahli biologi evolusi Amitabh Joshi dari Pusat Penelitian Ilmiah Lanjut Jawaharlal Nehru .

Sementara itu, Menteri Pendidikan India Satyapal Singh, mendesak agar teori evolusi Darwin dihapus dari kurikulum karena hal itu tidak terbukti kebenarannya.

Dia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat seekor kera berubah jadi manusia.

Meski pendapatnya itu mendapat kecaman dari para ilmuan, namun Singh tetap pada pendiriannya.

Bahkan dirinya menyatakan bahwa pihak kementerian siap menjadi tuan rumah apabila akan diadakan konferensi internasional di mana para ilmuwan akan berdebat mengenai masalah ini.

"Saya memiliki daftar sekitar 10 sampai 15 ilmuan hebat di dunia yang mengatakan bahwa tidak ada bukti yang dapat membenarkan teori evolusi itu. Bahkan Albert Einstein pun setuju bahwa teori ini tidak ilmiah," katanya, saat berpidato di universitas Negara Bagian Assam, dikutip dari laman the Guardian

Singh yang memiliki gelar sarjana kimia dari Universitas Delhi menyatakan hal ini dengan kapasitasnya sebagai ilmuwan sains.

"Teori Darwin salah secara ilmiah. Oleh karena itu hal itu harus dihapuskan dari kurikulum sekolah atau perguruan tinggi," tegasnya.

"Sejak pertama kali manusia terlihat di bumi, wujudnya adalah manusia. Tidak ada seorang pun, termasuk nenek moyang kita, secara tertulis maupun lisan yang mengatakan bahwa mereka pernah melihat seekor kera berubah jadi manusia," lanjutnya.

Pernyataan Singh tersebut mendapat beragam reaksi dari publik.

Bahkan, lebih dari 2.000 ilmuwan India menandatangani sebuah petisi untuk mengecam pernyataannya.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)