Ini 2 Spesies Semut dengan Sengatan Menyakitkan, Bikin Saraf Terbakar Selama 12 Jam
loading...
A
A
A
MELBOURNE - Beberapa spesies semut dikenal memiliki sengatan menyakitkan dan efek yang ditimbulkan bisa berlangsung lama. Dua spesies semut berbahaya yang ditemukan peneliti University of Queensland, adalah semut hijau Australia dan semut peluru Amerika Selatan.
Para peneliti menemukan sengatan semut yang paling menyakitkan disebabkan oleh neurotoksin yang menyerang saraf. Racun semut memberikan efek menyakitkan pada tubuh dengan cara unik yang belum pernah terlihat sebelumnya, berbeda dengan bisa ular atau kalajengking.
"Sengatan semut peluru bisa menyakitkan hingga 12 jam. Itu adalah rasa sakit yang mendalam hingga terasa sampai tulang. Ini berbeda dengan sengatan lebah biasa yang berlangsung selama 10 menit,” kata Sam Robinson seorang peneliti University of Queensland dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Kamis (8/6/2023).
Semut peluru menghuni hutan hujan dataran rendah yang lembap di Amerika Tengah dan Selatan. Diberi nama semut peluru karena sengatan mereka sebanding dengan rasa sakit akibat ditembak.
Sengatan semut peluru juga dapat menyebabkan kontraksi otot yang parah dan rasa terbakar. Almarhum ahli entomologi Amerika Dr Justin Schmidt, yang menciptakan indeks rasa sakit serangga penyengat, menilai sengatan semut peluru sebagai sengatan serangga paling menyakitkan di dunia.
“Kami tidak memiliki semut peluru di Australia, tetapi semut hijau atau semut kepala hijau asal Australia juga dapat menyebabkan rasa sakit yang bertahan lama. Sudah banyak orang Australia merasakan sengatannya,” beber Robinson.
Semut hijau atau semut kepala hijau, ditemukan di seluruh Australia, termasuk daerah perkotaan dan pinggiran kota. Mereka suka bersarang di bawah rerumputan dan biasanya tidak diperhatikan sampai seseorang tersengat. Biasanya sengatan semut hijau menimbulkan sensasi terbakar yang tajam dalam hitungan detik.
Dari penelitian diketahui sengatan semut peluru dan semut hijau disebabkan oleh zat poneratoxin, sejenis peptide beracun yang melumpuhkan. Poneratoxin memengaruhi saluran natrium dalam otot sehingga menyebabkan rasa sakit luar biasa pada selaput neuron sensorik (sel saraf).
“Kami menemukan bahwa racun semut ini menargetkan sel-sel saraf yang mengirimkan sinyal rasa sakit. Racun semut mengikat saluran natrium dan menyebabkan terbuka lebih mudah dan tetap terbuka secara aktif, sehingga berarti sinyal rasa sakit lebih lama,” kata Robinson.
Mereka menemukan bahwa racun peptida semut secara struktural berbeda dari racun yang mempengaruhi saluran natrium lainnya dan mekanisme kerjanya unik untuk serangga. “Neurotoksin yang menargetkan saluran natrium pada semut ini sangat unik karena belum pernah ditemukan sebelumnya,” tambah Robinson.
Semut telah menggunakan racun saraf untuk menangkis pemangsa sejak zaman dinosaurus. Para peneliti mengatakan penemuan baru ini penting untuk pemahaman kita tentang bagaimana rasa sakit bekerja dan untuk mengembangkan cara baru untuk mengobatinya.
Para peneliti menemukan sengatan semut yang paling menyakitkan disebabkan oleh neurotoksin yang menyerang saraf. Racun semut memberikan efek menyakitkan pada tubuh dengan cara unik yang belum pernah terlihat sebelumnya, berbeda dengan bisa ular atau kalajengking.
"Sengatan semut peluru bisa menyakitkan hingga 12 jam. Itu adalah rasa sakit yang mendalam hingga terasa sampai tulang. Ini berbeda dengan sengatan lebah biasa yang berlangsung selama 10 menit,” kata Sam Robinson seorang peneliti University of Queensland dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Kamis (8/6/2023).
Semut peluru menghuni hutan hujan dataran rendah yang lembap di Amerika Tengah dan Selatan. Diberi nama semut peluru karena sengatan mereka sebanding dengan rasa sakit akibat ditembak.
Sengatan semut peluru juga dapat menyebabkan kontraksi otot yang parah dan rasa terbakar. Almarhum ahli entomologi Amerika Dr Justin Schmidt, yang menciptakan indeks rasa sakit serangga penyengat, menilai sengatan semut peluru sebagai sengatan serangga paling menyakitkan di dunia.
“Kami tidak memiliki semut peluru di Australia, tetapi semut hijau atau semut kepala hijau asal Australia juga dapat menyebabkan rasa sakit yang bertahan lama. Sudah banyak orang Australia merasakan sengatannya,” beber Robinson.
Semut hijau atau semut kepala hijau, ditemukan di seluruh Australia, termasuk daerah perkotaan dan pinggiran kota. Mereka suka bersarang di bawah rerumputan dan biasanya tidak diperhatikan sampai seseorang tersengat. Biasanya sengatan semut hijau menimbulkan sensasi terbakar yang tajam dalam hitungan detik.
Dari penelitian diketahui sengatan semut peluru dan semut hijau disebabkan oleh zat poneratoxin, sejenis peptide beracun yang melumpuhkan. Poneratoxin memengaruhi saluran natrium dalam otot sehingga menyebabkan rasa sakit luar biasa pada selaput neuron sensorik (sel saraf).
“Kami menemukan bahwa racun semut ini menargetkan sel-sel saraf yang mengirimkan sinyal rasa sakit. Racun semut mengikat saluran natrium dan menyebabkan terbuka lebih mudah dan tetap terbuka secara aktif, sehingga berarti sinyal rasa sakit lebih lama,” kata Robinson.
Mereka menemukan bahwa racun peptida semut secara struktural berbeda dari racun yang mempengaruhi saluran natrium lainnya dan mekanisme kerjanya unik untuk serangga. “Neurotoksin yang menargetkan saluran natrium pada semut ini sangat unik karena belum pernah ditemukan sebelumnya,” tambah Robinson.
Semut telah menggunakan racun saraf untuk menangkis pemangsa sejak zaman dinosaurus. Para peneliti mengatakan penemuan baru ini penting untuk pemahaman kita tentang bagaimana rasa sakit bekerja dan untuk mengembangkan cara baru untuk mengobatinya.
(wib)