Kisah Peta sebelum Ada Google Maps, Andalkan Eksplorasi dan Seni hingga Imajinasi

Rabu, 02 Agustus 2023 - 12:09 WIB
loading...
Kisah Peta sebelum Ada Google Maps, Andalkan Eksplorasi dan Seni hingga Imajinasi
Peta dunia awal ini menjadi alat navigasi para kartografer modern untuk melihat berbagai keajaiban yang tidak diketahui. (Foto: Wikimedia Commons)
A A A
JAKARTA - Ketika Google Maps belum diciptakan, para pembuat peta kuno dari seluruh dunia mengandalkan campuran seni, eksplorasi, keilmuan matematika, dan setumpuk imajinasi untuk menangkap luasnya dunia dari yang mereka yakini ada di luar sana.

Peta-peta buatan awal ini menjadi representasi untuk navigasi para kartografer modern untuk melihat berbagai keajaiban yang tidak diketahui. Meski perkembangan dalam teknologi dan pengetahuan berjalan cepat, berbeda dengan sejarah pembuatan peta yang jauh lebih lambat.

Dikutip dari Iflscience, Rabu (2/8/2023), salah satu peta semi modern yang mempunyai deskripsi rinci pertama tentang "dunia yang dikenal" buatan Anaximander, seorang filsuf pra- Socrates yang dianggap sebagai salah satu dari tujuh orang bijak Yunani.

Jenis petanya melingkar dengan menampilkan gambaran dataran Yunani, sebagian Eropa, Asia bagian selatan hingga Afrika Utara. Prinsip Anaximander, gambaran benua-benua tadi dipasang bersama dalam lingkaran yang dikelilingi oleh air dalam bentuk datar.

Pada abad pertama sebelum Masehi, tersiar nama Eratosthenes dari Kirene, seorang ahli matematika Yunani yang berhasil menghitung keliling planet dengan presisi luar biasa. Dia membandingkan hasil survei ekstensif yang dikumpulkan dari berbagai sumber di Perpustakaan Alexandria.



Metode pembuatan peta Eratosthenes sangat mudah dan bisa diterapkan oleh siapapun hingga saat ini. Ia mengukur panjang bayangan yang dilemparkan oleh tongkat vertikal di dua kota pada hari yang sama. Dia kemudian menyusun rasio dari jarak utara-selatan antara kedua kota, sudut yang memungkinkan untuk menghitung ukuran Bumi.

Terlepas dari hasilnya, peta bumi datar terus beredar untuk beberapa waktu tetapi akhirnya menghilang. Sekali lagi, orang tahu bahwa bumi itu bulat untuk waktu yang sangat lama.

Selama berabad-abad berikutnya, peta menjadi lebih canggih karena pembuat peta Romawi dan Yunani terus mengumpulkan informasi dari para pelancong dan tentara.

Ahli matematika zaman tersebut, Claudius Ptolemy menulis delapan volume Geographia yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pembuatan peta. Karya Ptolemy paling berpengaruh pada zamannya, banyak di antaranya digunakan selama berabad-abad oleh para sarjana Islam dan Eropa.

Karya Ptolemy pada 150 Masehi sangat didasarkan pada sumber-sumber yang lebih tua dan bahan-bahan yang dikompilasi. Ia memberikan penjelasan langkah demi langkah tentang cara memproduksi peta sehingga orang lain dapat meniru tekniknya.



Geographia juga diisi dengan koordinat terperinci untuk semua fitur yang dia ketahui dari 8.000 tempat. Ia juga menggagas konsep garis lintang dan bujur yang masih digunakan sampai sekarang.

Penjelajah dunia Christopher Columbus pun sangat terinspirasi oleh deskripsi Ptolemeus tentang Asia. Petunjuk petanya berfungsi sebagai dasar untuk perjalanannya yang terkenal.

Perkembangan signifikan dalam sejarah kartografi dan pembuatan peta berikutnya berupa penemuan kompas magnetik. Meskipun pengetahuan tentang magnet jauh lebih tua, penerapannya dalam perangkat andal yang dapat digunakan untuk navigasi tidak diadopsi secara konsisten sampai sekitar abad ke-13.

Dalam banyak hal, penemuan para pendahulu ilmu peta dunia menginspirasi panduan bahari yang digunakan para pelancong untuk navigasi antarpelabuhan. Melalui proses pengecekan dan penyempurnaan selama berabad-abad berikutnya, peta menjadi semakin canggih dan berguna dalam penemuan pesawat serta satelit.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1252 seconds (0.1#10.140)