Ubar, Kota 1001 Malam yang Disebutkan dalam Al Quran Ditemukan
loading...
A
A
A
Bahkan di masa Ubar, 3.000 tahun setelah desa neolitik, curah hujan lebih banyak dan sumur-sumur memasok air dalam jumlah besar. Cukup untuk menghidupi penduduk kota dan kafilah yang melintasi gurun.
Dorongan untuk pencarian Ubar muncul ketika Nicholas Clapp, pemimpin ekspedisi lainnya, membaca literatur tentang kota ini oleh penjelajah Inggris, Bertram Thomas.
Thomas menghabiskan waktu bertahun-tahun tanpa hasil dalam mencari jalur perdagangan Ubar. Lawrence juga terpesona dan merencanakan ekspedisi eksplorasi, namun meninggal sebelum mewujudkannya.
Clapp memiliki dua keuntungan besar dibandingkan para pendahulunya, Lawrence dan Thomas. Yaitu fasilitas NASA di Pasadena, yang terkenal dengan citra antariksanya.
Clapp lantas membujuk ilmuwan JPL Charles Elachi dan Ronald Blom untuk memindai wilayah tersebut dengan sistem radar pesawat ulang-alik khusus yang diterbangkan pada misi terakhir Challenger. Radar mampu melihat menembus pasir di atasnya untuk memilih fitur geologis di bawah permukaan.
Dengan menggunakan citra satelit tersebut, tim dapat memilih rute perdagangan kuno, yang dipenuhi permukaan keras yang dilewati ratusan ribu unta. Persimpangan di mana rute perdagangan bertemu atau bercabang sepertinya merupakan lokasi kota yang hilang.
Berbekal informasi ini, mereka melibatkan arkeolog Juris Zarins dari Southwest Missouri State University dan penjelajah Inggris Sir Ranulf Fiennes, yang pernah bertugas bersama militer Inggris di gurun Oman.
Tim melakukan ekspedisi pendahuluan singkat ke Oman, mencari di 35 lokasi. Mereka menemukan pecahan tembikar dan bukti lain dari jalur perdagangan, tetapi tidak ada yang menunjukkan lokasi pasti kota Ubar.
Tim lantas kembali melakukan penjelajahan pada Desember dan memulai penggalian awal di beberapa lokasi. Mereka kemudian menemukan oasis bernama Shisr.
Dorongan untuk pencarian Ubar muncul ketika Nicholas Clapp, pemimpin ekspedisi lainnya, membaca literatur tentang kota ini oleh penjelajah Inggris, Bertram Thomas.
Thomas menghabiskan waktu bertahun-tahun tanpa hasil dalam mencari jalur perdagangan Ubar. Lawrence juga terpesona dan merencanakan ekspedisi eksplorasi, namun meninggal sebelum mewujudkannya.
Clapp memiliki dua keuntungan besar dibandingkan para pendahulunya, Lawrence dan Thomas. Yaitu fasilitas NASA di Pasadena, yang terkenal dengan citra antariksanya.
Clapp lantas membujuk ilmuwan JPL Charles Elachi dan Ronald Blom untuk memindai wilayah tersebut dengan sistem radar pesawat ulang-alik khusus yang diterbangkan pada misi terakhir Challenger. Radar mampu melihat menembus pasir di atasnya untuk memilih fitur geologis di bawah permukaan.
Dengan menggunakan citra satelit tersebut, tim dapat memilih rute perdagangan kuno, yang dipenuhi permukaan keras yang dilewati ratusan ribu unta. Persimpangan di mana rute perdagangan bertemu atau bercabang sepertinya merupakan lokasi kota yang hilang.
Berbekal informasi ini, mereka melibatkan arkeolog Juris Zarins dari Southwest Missouri State University dan penjelajah Inggris Sir Ranulf Fiennes, yang pernah bertugas bersama militer Inggris di gurun Oman.
Tim melakukan ekspedisi pendahuluan singkat ke Oman, mencari di 35 lokasi. Mereka menemukan pecahan tembikar dan bukti lain dari jalur perdagangan, tetapi tidak ada yang menunjukkan lokasi pasti kota Ubar.
Tim lantas kembali melakukan penjelajahan pada Desember dan memulai penggalian awal di beberapa lokasi. Mereka kemudian menemukan oasis bernama Shisr.