Misteri Manusia Super di Himalaya Akhirnya Terpecahkan, Keturunan Yeti?

Kamis, 24 Agustus 2023 - 17:22 WIB
loading...
A A A
“Bagi pendaki gunung seperti saya, kita harus mendaki ketinggian secara bertahap, memberikan waktu bagi tubuh menyesuaikan diri dengan penurunan oksigen. Waktu dan kapasitas aklimatisasi mungkin berbeda dari individu ke individu, namun memberikan waktu yang cukup untuk aklimatisasi pada tingkat oksigen yang lebih rendah adalah teknik bertahan hidup bagi pendaki gunung,” katanya, membandingkan antara pendaki gunung dan Sherpa.

Seiring dengan aklimatisasi, kata Shekar, pendaki gunung perlu minum banyak air untuk mencegah dehidrasi dan dampak ke tubuh lainnya akibat ketinggian. Namun, orang Himalaya bisa melakukan itu tanpanya.
“Selain itu, kami juga menggunakan kombinasi peralatan khusus, teknik, serta persiapan fisik dan mental untuk bertahan hidup dalam kondisi ekstrem yang ditemukan di pegunungan, sedangkan Sherpa tidak melakukannya,” tuturnya.

Sameer Nicholas, yang perusahaannya Adventure Pulse mengkhususkan diri pada destinasi pegunungan eksotis di seluruh dunia, mengatakan banyak orang yang tinggal di dataran tinggi tanpa masalah apa pun saat bepergian melalui Ladakh.

“Saat menjelajah ke daerah terpencil di Ladakh, khususnya distrik Zanskar, saya mengamati pipi anak-anak balita yang berwarna merah delima dan terbakar sinar matahari, saat mereka bermain di pangkuan ibunya, atau anak-anak kecil yang berlarian di jalan desa, di mana seseorang harus berjuang keras untuk berjalan,” katanya.

Dia menambahkan, lingkungan yang keras telah membuat penduduk asli tidak hanya bertahan hidup tetapi juga berkembang dari generasi ke generasi. Di sisi lain, wisatawan yang terbang ke kota Leh langsung merasakan dampak ketinggian.

Pendaki gunung veteran Raman Chander Sood, yang telah berinteraksi erat dengan Sherpa, Bhutia, dan masyarakat Himalaya lainnya selama misi pendakian, merasa kemampuan mereka mendaki gunung sambil membawa beban berat tanpa usaha sudah terbukti.

“Saya selalu percaya bahwa hal ini terjadi karena mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam kondisi seperti itu, meskipun saya tidak tahu apa pun tentang sisi teknis darah dan parameter (tekanan darah) mereka hingga penemuan terbaru,” kata pria yang telah melakukan trekking sejak kecil dan mendaki puncak di seluruh dunia itu.
(msf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1944 seconds (0.1#10.140)