Misteri Hiu Martil Betina Berkumpul saat Bulan Purnama Terungkap, Ini Lokasinya Setiap Tahun

Kamis, 31 Agustus 2023 - 06:07 WIB
loading...
Misteri Hiu Martil Betina...
Setiap musim panas di Australia, atol Rangiroa dan Tikehau di Polinesia Prancis menjadi tempat berkumpulnya hiu martil betina yang misterius. Foto/Live Science
A A A
CANBERRA - Setiap musim panas di Australia , atol Rangiroa dan Tikehau di Polinesia Prancis menjadi tempat berkumpulnya hiu martil betina yang misterius. Padahal spesies yang sangat terancam punah dan biasanya hidup menyendiri.

Hiu martil betina (Sphyrna mokarran) berkumpul selama musim panas Australia, antara bulan Desember dan Maret, di sekitar pembukaan dua atol yang berdekatan – Rangiroa dan Tikehau – di kepulauan Tuamotu. Atol adalah pulau berbentuk cincin atau terumbu karang yang mengelilingi laguna yang terbentuk ketika daratan terkikis dan tenggelam di bawah permukaan laut.

Pada musim panas tahun 2020 dan 2021, para peneliti mencatat 54 hiu martil besar betina dan satu ekor yang jenis kelaminnya tidak dapat ditentukan di dua atol yang berjarak 15 kilometer. Mereka mencatat bahwa lebih dari separuh hiu adalah penghuni musiman, artinya mereka menghabiskan waktu hingga enam hari dalam sebulan di sana, hingga lima bulan.



Dalam temuan yang dipublikasikan Selasa (29 Agustus) di jurnal Frontiers in Marine Science, diketahui hiu betina di sekitar atol Rangiroa sebagian besar berkumpul di tempat yang disebut “dataran tinggi martil”. Ini merupakan sebuah area dengan kedalaman 45 hingga 60 meter.

“Mereka umumnya terlihat berkeliling di sekitar dasar dataran tinggi, secara terpisah satu sama lain,” tulis para peneliti dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (31/8/2023).

Hiu martil besar adalah spesies yang menyendiri, sehingga tingginya jumlah betina yang terlihat pada saat yang sama di sekitar atol Rangiroa dan Tikehau menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan situs agregasi.

Hiu-hiu tersebut kemungkinan tidak memiliki hubungan satu sama lain tetapi tertarik ke sana oleh faktor eksternal yang tampaknya terkait dengan siklus bulan, termasuk keberadaan pari elang bermata (Aetobatus ocellatus).



Jumlah hiu mencapai puncaknya pada hari-hari sesaat sebelum dan setelah bulan purnama selama kedua musim panas. Kemungkinan akibat cahaya bulan meningkatkan kemampuan mereka untuk berburu di sekitar atol pada malam hari.

Peningkatan suhu air setelah musim dingin juga dapat memikat hiu ke kepulauan Tuamotu Perkumpulan besar hiu martil di kawasan tersebut bertepatan dengan banyaknya ikan pari elang bermata yang memasuki laguna untuk bereproduksi.

“Hiu memangsa ikan pari ini, yang musim kawinnya merupakan peristiwa yang dapat diprediksi dan dapat dicegat oleh hiu. Laguna dan perairan pantai dangkal hangat yang dilindungi diketahui berfungsi sebagai kawasan pembibitan berbagai spesies hiu,” tulis para peneliti.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2832 seconds (0.1#10.140)