10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film

Sabtu, 02 September 2023 - 20:01 WIB
loading...
10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film
Pengaruh film terhadap kehidupan umat manusia sungguh luar biasa. (Foto: Screenrant)
A A A
JAKARTA - Pengaruh film terhadap kehidupan umat manusia sungguh luar biasa. Namun, antara kenyataan dan adegan di film kerap menimbulkan salah kaprah tentang ilmu pengetahuan.

Gegara sering muncul dalam adegan film, publik pun acapkali tak bisa membedakan antara sains dan mitos. Padahal, konsekuensi hal tersebut bisa sangat berbahaya dalam kehidupan nyata, seperti memperlihatkan cara yang salah bagi penonton untuk bereaksi dalam keadaan darurat.

Selain itu, ilmu pengetahuan palsu yang ditampilkan dalam film juga dapat menurunkan pemahaman masyarakat secara keseluruhan terhadap prinsip-prinsip dan fakta-fakta ilmiah dasar, sehingga dapat berdampak lebih buruk dalam skala yang lebih besar dan jangka panjang.

Meskipun ada film-film dengan prinsip sains yang sangat akurat, industri film terkenal mengabaikan riset ilmiah demi menghibur penonton.Itulah sebabnya National Academy of Sciences mendirikan Science & Entertainment Exchange, organisasi yang menghubungkan ilmuwan dengan dunia hiburan untuk menghilangkan mitos dan secara akurat menggambarkan sains dalam fiksi.

Dikutip dari Screen Rant, Sabtu (2/9/2023), berikut deretan salah kaprah ilmu pengetahuan gegara sering muncul dalam adegan film.



1. Menghisap Racun Ular

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Tahukah anda bahwa menghisap racun di bekas gigitan ular bukanlah tindakan yang benar. Risikonya tak hanya bagi orang yang digigit ular tapi juga bagi si penolongnya.

Tindakan menghisap tidak mencegah penyebaran racun secara cepat melalui jaringan otot dan pembuluh darah. Menghisap luka yang terbuka bahkan dapat memperparah luka dan membuat racunnya menyebar lebih cepat.

Orang yang menghisap juga bisa meracuni diri sendiri jika tidak menyadari adanya luka di mulutnya. Praktik keliru ini mungkin merupakan mitos sains paling terkenal yang diabadikan dalam film-film Barat seperti Snakes on a Plane dan The Brothers Grimsby.

2. Ledakan di Luar Angkasa

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan film fiksi ilmiah tentang luar angkasa adalah akibat spektakuler dari ledakan dalam ruang hampa.

Kenyataannya, ledakan yang terjadi di ruang hampa sebenarnya terjadi secara senyap, karena tidak ada molekul udara yang bergetar atau mendekompresi gendang telinga manusia.

Kurangnya atmosfer juga membuat api tidak dapat muncul di luar angkasa, yang berarti ledakan di luar angkasa tidak menghasilkan bola api atau asap yang tersisa.

Secara ilmiah, ledakan di luar angkasa terjadi secara instan, dan satu-satunya efek yang dapat diamati hanyalah kilatan cahaya yang cepat dan efek gelombang kejut yang tidak terlihat.Sayangnya, mulai dari Star Trek hingga Armageddon, ledakan di luar angkasa seringkali digambarkan secara tidak akurat.

3. Peredam Suara Membuat Senjata Senyap

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Peredam suara modern mengurangi kebisingan akibat tembakan sekitar 30 desibel (dB). Jumlah ini tidak cukup untuk membuat sebagian besar senjata tetap senyap, karena senjata api biasanya menghasilkan sekitar 150 dB.

Menggunakan peredam suara hanya dapat mengurangi suara tembakan hingga ke tingkat suara ledakan di dekatnya. Bahkan industri senjata api menyebut bahwa istilah peredam suara keliru, dan telah beralih untuk menyebutnya sebagai penekan agar dapat menggambarkan fungsinya dengan lebih akurat.

Kendati demikian, tembakan senyap tetap menjadi salah satu mitos sains yang paling tersebar luas dalam sejarah Hollywood, seperti terlihat dalam film adaptasi Hitman, film John Wick, dan James Bond.



4. Tembakan Dapat Membuat Target Terpental

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Kejadian umum dalam film aksi, orang yang tertembak senjata sering kali terlihat terlempar ke belakang karena benturan seperti yang terjadi pada serangan jarak dekat.

Namun, peluru tidak hanya dirancang untuk menembus tetapi juga ribuan kali lebih ringan dari tubuh manusia. Inilah sebabnya mengapa peluru merobek daging dan memiliki dampak minimal di tempat lain selain di titik tembakan.

Kendati demikian, tembakan yang membuat orang terkapar sering muncul dalam film-film laris Hollywood.

5. Asteroid di Luar Angkasa

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Pemandangan paling familiar dari medan asteroid padat di luar angkasa adalah ketika Millennium Falcon terbang melewati salah satu asteroid di The Empire Strikes Back, dengan Han Solo harus menghindari rintangan di segala arah.

Hal ini akan dianggap sebagai anomali oleh para ilmuwan di dunia nyata, karena sebenarnya terdapat jarak ratusan ribu kilometer antara asteroid dalam kelompok, bidang, dan sabuk di ruang angkasa yang dapat diamati.

Faktanya, meski terdapat jutaan batu berukuran lebih dari satu kilometer yang mengapung di sabuk asteroid tata surya, beberapa pesawat ruang angkasa seperti Pioneer 10 milik NASA berhasil melewati kawasan tersebut dengan selamat tanpa insiden.

6. Sinar Laser Terlihat

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Sama seperti ledakan di luar angkasa, laser umumnya tidak terlihat dan senyap saat dilepaskan di dalam ruang hampa. Agar terlihat, laser harus berinteraksi dengan materi atau atmosfer di sekitarnya. Seperti halnya sebagian besar fakta sains palsu yang diabadikan dalam film, laser yang berwarna-warni dan terlihat sepanjang waktu adalah produk industri film yang memprioritaskan hiburan daripada keakuratan ilmiah.

7. Defibrillator Dapat Menghidupkan Kembali Jantung yang Berhenti

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Jangan sekali-kali menggunakan defibrilator untuk menyelamatkan seseorang yang berada dalam posisi datar atau tidak merasakan ritme elektrokardiogram.

Ketika jantung seseorang sudah berhenti berdetak, pemberian CPR merupakan respons darurat yang tepat. Kejutan listrik dari defibrilator hanya dapat benar-benar membantu seseorang jika korban mengalami aritmia atau detak jantung tidak teratur.

Menggunakan defibrillator untuk menghidupkan kembali jantung yang tidak berdetak adalah praktik salah yang dipopulerkan oleh film-film seperti Flatliners dan The Abyss.

Namun, adegan terkenal di Casino Royale - di mana aritmia akibat racun James Bond diperbaiki dengan defibrilator - sebenarnya akurat secara ilmiah. Ini adalah salah satu dari sedikit adegan film yang menggunakan defibrilator dengan benar.

8. Kloroform Membuat Pingsan Seketika

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Dari semua kebohongan yang masih diyakini orang-orang, efek seketika dari kloroform adalah salah satu yang paling fatal.Film seperti Raising Cain, The Vanishing, Renfield, Saw, dan puluhan lainnya menggambarkan orang-orang langsung pingsan karena dipaksa menghirup kloroform.

Sinetron-sinetron di seluruh dunia juga ikut andil dalam melanggengkan mitos ini. Pada kenyataannya, diperlukan waktu beberapa menit bahkan jika menghirup kloroform dengan kuat agar obat tersebut benar-benar menyebabkan ketidaksadaran.

Untungnya, masyarakat modern lebih bijak terhadap sains . Mereka menilai penggunaan kloroform dianggap hal klise dalam film. Sebagian besar sutradara kini cenderung menghindari penggambaran yang tidak akurat tentang cara kerja bahan kimia tersebut.

9. Manusia Menggunakan Sebagian Kecil Otaknya

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Seperti yang terlihat dalam film seperti In Phenomenon, Lucy, dan Limitless, manusia diperkirakan hanya menggunakan sebagian kecil dari kekuatan otak yang tersedia – hanya sekitar 10%. Namun persentase ini dapat ditingkatkan secara signifikan melalui metode tertentu. Ketika bagian otak yang tampaknya tidak aktif diaktifkan, baik melalui obat-obatan, pelatihan, atau cara lain, manusia mampu membuka potensi yang sebenarnya.

Ini adalah ide yang luar biasa, namun sayangnya secara ilmiah tidak akurat. Tes MRI dan PET secara konsisten menunjukkan bahwa manusia sudah menggunakan sebagian besar otaknya secara teratur. Dokter dan ahli biologi juga belum menemukan bagian otak mana pun yang tidak mengandung aktivitas yang dapat diamati.

10. Tubuh Manusia Menghasilkan Baterai

10 Salah Kaprah tentang Ilmu Pengetahuan, Antara Sains dan Adegan Film


Dalam The Matrix, robot mengolah manusia untuk memanen bioelektrik yang dihasilkan oleh benda organik. Proses biologis yang membuat manusia tetap hidup memang menghasilkan muatan listrik. Namun, bahkan ketika proses-proses ini digabungkan, keluaran tubuh manusia sangat minim dan dapat diabaikan - terutama bagi peradaban robot.

Menurut profesor biokimia Ladislav KováÄ, output energi tubuh manusia dewasa yang beristirahat setara dengan daya bola lampu listrik 100 watt. Tubuh manusia memang dapat menjadi sumber energi yang layak, namun sangat kecil dan sangat tidak efisien.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1163 seconds (0.1#10.140)