Beli Tambang Batu Bara, Mantan Bankir Dapat Bonus Langka Senilai Rp46 Triliun Lebih

Sabtu, 11 November 2023 - 21:05 WIB
loading...
Beli Tambang Batu Bara, Mantan Bankir Dapat Bonus Langka Senilai Rp46 Triliun Lebih
Unsur langka bumi Neodimium, praseodimium, dan dysprosium yang ditemukan di Tambang Brook milik Atkins. (Foto: The Wall Street Journal)
A A A
AMERIKA SERIKAT - Seorang mantan bankir Wall Street membeli tambang batu bara, namun dia mendapat lebih dari sekadar satu jenis unsur tambang langka.

Pada 2011, Randall Atkins, mantan bankir Wall Street, membeli sebuah tambang di luar Sheridan, Wyoming, tanpa melihatnya secara langsung. Melansir The Wall Street Journal, Sabtu (11/11/2023) ia akan menjual batu bara kepada perusahaan pembangkit listrik.

National Energy Technology Laboratory milik Departemen Energi AS dan ahli geologi di Weir International, Inc., perusahaan Atkins, Ramaco Resources ternyata menemukan bahwa di tanah milik Atkins terdapat lebih dari sekadar batu bara yang bisa ditambang.

Pada bulan Mei, Ramaco mengumumkan bahwa Tambang Brook milik Atkins mengandung salah satu deposit unsur bumi jarang tak lazim terbesar di AS. Nilai tambang tersebut diperkirakan mencapai 37 miliar dollar AS atau sekira Rp47 triliun. Harga ini jauh lebih tinggi sekitar 2 juta dollar AS atau sekira Rp32 miliar saat ia beli.



Ramaco pun memulai operasi tahun ini, menjadikannya salah satu dari dua tambang unsur bumi jarang yang saat ini beroperasi di negara itu.

Apa itu Unsur Bumi Jarang (REEs)?


Neodimium, praseodimium, dan dysprosium hanyalah beberapa dari REEs yang ditemukan di Tambang Brook milik Atkins, menurut siaran pers perusahaan.

Berada di tengah-tengah tabel periodik, logam-logam ini memiliki sifat seperti fluoresensi, magnetisme, dan konduktivitas. Hanya ada 17 unsur dari total 118 unsur dalam tabel periodik yang dianggap sebagai REEs.

"Unsur bumi jarang digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk produk kaca khusus, pembuatan baja, baterai," kata Patty Webber dari Survei Geologi Negara Bagian Wyoming kepada Wyoming Public Radio. Logam-logam ini juga digunakan untuk pembuatan laser dan senjata.

Dari tahun 2018 hingga 2021, sekitar 74 persen REEs di AS diimpor dari China, seperti dilaporkan oleh Reuters. Dan impor tersebut tidak murah.

Pada tahun 2021, AS mengimpor senilai USD160 juta senilai senyawa dan logam unsur bumi langka. Itulah mengapa pemerintah AS mendorong untuk menambang REEs di dalam negeri daripada mengandalkan impor. Pada awal tahun ini, Gedung Putih mengumumkan rencananya untuk berinvestasi USD32 juta dalam proyek unsur bumi jarang dan mineral lainnya di dalam negeri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4589 seconds (0.1#10.140)