Ahli Bedah Saraf Temukan Fenomena Memutar Memori Penting Saat Kematian

Selasa, 16 April 2024 - 17:35 WIB
loading...
Ahli Bedah Saraf Temukan Fenomena Memutar Memori Penting Saat Kematian
Ahli bedah syaraf menemukan bagaimana manusia memutar memori penting saat sakaratul maut. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Sebuah penemuan mengejutkan datang dari penelitian Dr. Ajmal Zemmar, seorang ahli bedah saraf di Universitas Louisville. Penelitiannya yang diterbitkan dalam Frontiers in Aging Neuroscience mengungkapkan bahwa otak manusia masih aktif dan terkoordinasi selama dan bahkan setelah transisi menuju kematian.

Aktivitas Otak Setelah Kematian

Berbeda dengan organ lain yang berhenti berfungsi setelah kematian, Dr. Zemmar menemukan bahwa otak manusia menunjukkan aktivitas selama 900 detik setelah kematian. Ia fokus meneliti aktivitas otak dalam 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak.

“Kami mengukur aktivitas otak selama 900 detik di sekitar waktu kematian dan menetapkan fokus khusus untuk menyelidiki apa yang terjadi dalam 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak,” jelas Dr. Zemmar.

Fenomena Memutar Memori Penting

Penelitian ini menemukan perubahan pada pita osilasi saraf, khususnya osilasi gamma yang terkait dengan fungsi kognitif tinggi seperti memori. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan otak memutar kembali ingatan penting dalam hidup seseorang sebelum mereka meninggal.

“Melalui osilasi otak yang terlibat dalam pengambilan memori, otak mungkin memainkan ingatan terakhir tentang peristiwa-peristiwa penting dalam hidup sebelum kita mati, serupa dengan yang dilaporkan dalam pengalaman mendekati kematian,” ungkap Dr. Zemmar.


Temuan Penting dan Dampaknya

Penelitian Dr. Zemmar menjadi yang pertama untuk mengukur aktivitas otak manusia selama proses kematian. Temuan ini membuka wawasan baru tentang apa yang terjadi pada kesadaran dan memori saat kematian.

“Saya pikir jika kita tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi di otak mereka, bahwa mereka mengingat momen-momen indah, meski sudah meninggal. Kita dapat memberi tahu keluarga-keluarga dan itu membangun perasaan hangat bahwa pada saat mereka terjatuh, ini bisa sedikit membantu untuk kembali bangkit,” ujarDr.Zemmar.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1721 seconds (0.1#10.140)