Inovasi Hijau, Solusi Problem Petani Jember
loading...
A
A
A
JEMBER - Penerapan inovasi hijau kini banyak diadopsi sebagai solusi problem petani akibat perubahan kondisi lingkungan. Bentuk riilnya berupa pemanfaatan teknologi pertanian seperti yang dilakukan oleh para petani di Jember, Jawa Timur.
Kelompok Harapan Tani di Kecamatan Sukowono, Jember terkenal dengan produksi cabai yang selalu mencapai puluhan ton. Namun, beberapa sesi panen mereka menemui problem dengan hama. Kondisi ini mengakibatkan penurunan kuantitas produksi cabai.
Para petani pun meminta saran untuk mengatasi permasalahan hama pada tanaman cabai, khususnya Antraknosa kepada Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Universitas Jember (UNEJ). Setelah pengecekan ke lapangan, diputuskan untuk menggunakan Smart Green House dan pembuatan Adjuvan Organik untuk disemprotkan ke tanaman cabai.
"Intinya menggunakan solusi kreatif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan keberlanjutan. Inovasi hijau melibatkan pengembangan teknologi, proses, produk, layanan, atau model bisnis baru yang lebih ramah lingkungan daripada yang digantikannya," kata Ketua Tim Adjuvan Dyah Retno Anggraini kepada SINDOnews.
Tujuan inovasi hijau juga untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dengan mengurangi limbah atau meningkatkan efisiensi energi. Melalui cara inovatif, jelas Dyah, petani bisa mengurangi jejak lingkungan serta memastikan sumber daya alam digunakan secara bertanggung jawab dan tetap tersedia untuk generasi mendatang.
Proses pembuatan Adjuvan organik dilakukan dengan menghaluskan 100 gram kunyit atau temulawak dengan 1 liter air, kemudian disaring. Hasil saringan digunakan sebanyak 10 persen dengan perbandingan 1:1 antara adjuvan dan pestisida, masing-masing 750 mililiter dalam 15 liter air. Campuran ini kemudian disemprotkan pada tanaman setiap dua minggu sekali.
“Pestisida nabati yang berbahan organik memiliki keterbatasan dalam hal ketahanan setelah diaplikasikan. Adjuvan organik, yang terbuat dari senyawa kurkumin seperti kunyit atau temulawak, berfungsi untuk memertahankan fungsi dan efektivitas pestisida nabati, sehingga tanaman cabai tetap terlindungi lebih lama dari serangan hama dan penyakit,” kata Inneke Yekhorlin, anggota Tim Adjuvan.
Kelompok Harapan Tani di Kecamatan Sukowono, Jember terkenal dengan produksi cabai yang selalu mencapai puluhan ton. Namun, beberapa sesi panen mereka menemui problem dengan hama. Kondisi ini mengakibatkan penurunan kuantitas produksi cabai.
Para petani pun meminta saran untuk mengatasi permasalahan hama pada tanaman cabai, khususnya Antraknosa kepada Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Universitas Jember (UNEJ). Setelah pengecekan ke lapangan, diputuskan untuk menggunakan Smart Green House dan pembuatan Adjuvan Organik untuk disemprotkan ke tanaman cabai.
"Intinya menggunakan solusi kreatif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan keberlanjutan. Inovasi hijau melibatkan pengembangan teknologi, proses, produk, layanan, atau model bisnis baru yang lebih ramah lingkungan daripada yang digantikannya," kata Ketua Tim Adjuvan Dyah Retno Anggraini kepada SINDOnews.
Tujuan inovasi hijau juga untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dengan mengurangi limbah atau meningkatkan efisiensi energi. Melalui cara inovatif, jelas Dyah, petani bisa mengurangi jejak lingkungan serta memastikan sumber daya alam digunakan secara bertanggung jawab dan tetap tersedia untuk generasi mendatang.
Baca Juga
Proses pembuatan Adjuvan organik dilakukan dengan menghaluskan 100 gram kunyit atau temulawak dengan 1 liter air, kemudian disaring. Hasil saringan digunakan sebanyak 10 persen dengan perbandingan 1:1 antara adjuvan dan pestisida, masing-masing 750 mililiter dalam 15 liter air. Campuran ini kemudian disemprotkan pada tanaman setiap dua minggu sekali.
“Pestisida nabati yang berbahan organik memiliki keterbatasan dalam hal ketahanan setelah diaplikasikan. Adjuvan organik, yang terbuat dari senyawa kurkumin seperti kunyit atau temulawak, berfungsi untuk memertahankan fungsi dan efektivitas pestisida nabati, sehingga tanaman cabai tetap terlindungi lebih lama dari serangan hama dan penyakit,” kata Inneke Yekhorlin, anggota Tim Adjuvan.