Sperma Pasien Covid-19 Berpengaruh Terhadap Generasi Berikutnya

Minggu, 01 November 2020 - 19:23 WIB
loading...
Sperma Pasien Covid-19 Berpengaruh Terhadap Generasi Berikutnya
Para peneliti di Universitas Bergen, Norwegia, sedang meneliti sperma pasien positif Covid-19. DOK/IST
A A A
Jakarta - Para peneliti di Universitas Bergen, Norwegia, sedang mempelajari bagaimana sperma memengaruhi sistem kekebalan pada generasi manusia berikutnya. Penelitian ini dilakukan pada 50 pasien positif Covid-19 yang berusia antara 30 sampai 40 tahun.

Para peneliti sedang mengumpulkan sperma untuk menemukan jawabannya. Selain dari pasien postif Covid-19, mereka juga membandingkannya dengan pasien yang tidak terdampak Covid-19.

Baca juga : Ambergris, Muntah Paus yang Keluar dari Anus, Harga Sekilonya Rp70 juta

Penelitian ini berencana untuk mengambil sampel awal dan sampel lanjutan setelah 12 bulan sejak pasien Covid-19 di diagnosa positif. Infeksi ini bisa memiliki dampak negatif atau positif kepada anak-anak mereka di masa depan.

"Sistem kekebalan dilatih oleh segala jenis infeksi. Kami ingin mempelajari bagaimana Covid-19 memengaruhi hal itu dan apakah infeksi tersebut berdampak pada sistem kekebalan generasi masa depan," kata Profesor Cecilie Svanes dari Pusat Kesehatan Internasional, Universitas Bergen, dikutip dari Scitechdaily.

Proyek ini bisa dikatakan sebagai penelitian pertama dari berbagai penelitian terhadap Covid-19. Biasanya, para peneliti cenderung mempelajari darah atau imun tubuh dari pasien Covid-19.

Bersama Profesor Rebecca Cox di Pusat Influenza Universitas Bergen, Svanes memimpin penelitian ini dengan tujuan mendapatkan petunjuk di masa depan. Hadirnya pandemi Covid-19 ini memberi kesempatan baru dan unik bagi para peneliti untuk mempelajari sistem kekebalan dan perkembangan generasi berikutnya.

Secara garis besar, semua jenis infeksi merangsang reaksi dalam sistem kekebalan tubuh kita. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa Covid-19 akan melatih sistem kekebalan dengan cara yang baik atau buruk.

"Pengujian sebelumnya pada hewan telah menunjukkan bahwa infeksi dapat memengaruhi sistem kekebalan generasi masa depan baik secara negatif maupun positif," tambahnya.

Baca juga : Tiga Alasan Kenapa Lubang Hitam Jadi Hal Paling Menakutkan di Alam Semesta

Para peneliti percaya bahwa hubungan antara infeksi, sperma, dan keturunan adalah hasil dari perubahan epigenetik yang mempengaruhi tubuh dalam membangun protein sistem kekebalan. Para peneliti sedang mempelajari messenger-RNA, yang menerjemahkan DNA menjadi protein.

"Kami percaya bahwa infeksi dapat memengaruhi proses ini," jelas Svanes.

Saat ini, para peneliti tidak sabar menunggu pasien covid-19 memiliki anak agar dapat mempelajari efek kekebalan tubuh yang diturunkan. Mereka akan mempelajari dan membandingkan sperma dan darah dari pasien tanpa Covid-19.

Kelompok kontrol (pasien tanpa Covid-19) adalah partisipan dalam penelitian besar RHINESSA Eropa. Partisipan berasal dari tujuh negara berbeda yang telah diikuti selama 20 tahun.

Selain sistem kekebalan tubuh, para peneliti sedang mengambangkan basis data tentang kesehatan paru-paru, asma, alergi, dan penyakit lainnya. Penelitian ini dilakukan secara bertahap dari waktu ke waktu untuk melihat perbedaan yang terjadi.

"Jika kami menemukan perubahan negatif yang cukup besar pada sperma, ada kemungkinan kami akan menyarankan orang untuk menunggu memiliki anak, misalnya, satu tahun setelah terinfeksi Covid-19," kata peneliti di Universitas Bergen.
(fan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7865 seconds (0.1#10.140)