Peneliti Selidiki Lubang Raksasa di Lapisan Es Greenland

Senin, 23 November 2020 - 01:05 WIB
loading...
Peneliti Selidiki Lubang Raksasa di Lapisan Es Greenland
Matt Covington sedang memanjat moulin di lapisan es Greenland. Kredit: Jason Gulley
A A A
Jakarta - Para peneliti dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat, melakukan penelitian terhadap lubang besar di lapisan es Greenland. Mereka mendapati fakta bahwa lubang ini bertambah besar dari perkiraan sebelumnya.

Para peneliti memanjat lubang besar yang membawa lelehan air permukaan ke dasar lapisan es Greenland yang disebut "moulin". Penelitan ini bertujuan untuk lebih memahami bagaimana volume air lelehan es mempengaruhi pergerakan es.

Baca juga : Hujan Sering Turun, Periksa Karet Wiper Mobil Anda Segera

Tim mempelajari hubungan antara ukuran moulin dan variasi harian kedalaman air selama musim panas. Volume air lelehan es kemungkinan mempengaruhi stabilitas es di Greenland dan seberapa cepat lapisan es akan menuju ke laut.

Para ilmuwan percaya bahwa kedalaman air mengalami peningkatan akibat tekanan di dalam moulin melumasi dasar lapisan es. Tekanan tersebut juga meningkatkan kecepatan pergerakan es menuju ke laut, seperti halnya es batu meluncur dengan mudah di atas lapisan air yang tipis.

Meski begitu, belum diketahui tentang ukuran moulin sesungguhnya dan seberapa banyak air yang dapat ditampung. Mereka masih membutuhkan fakta dan analisis lebih lanjut untuk mengetahuinya.

"Kami membandingkan model kami dari pengamatan di lapangan terhadap ketinggian air dan sepertinya kami membutuhkan volume yang sangat besar di dalam moulin untuk menghasilkan variasi air yang relatif lebih kecil dari apa yang kami lihat," kata Matt Covington, profesor geosains dan seorang penjelajah gua berpengalaman, dikutip dari Scitechdaily.

Penjelajahan ini bukan pertama kalinya bagi Covington. Dia sudah melakukan perjalanan pada tahun sebelumnya yang mendapati bahwa lubang tersebut tidak seperti saat ini.

"Lalu ketika kami kembali pada tahun berikutnya dan menjelajahi moulin, itu adalah raksasa. Itu adalah kasus di mana kami membuat model prediksi dan kami pergi ke lapangan, dan ternyata itu benar," tambahnya.

Baca juga : Bahaya! Vaksinasi Umum Menurun, Indonesia Harus Waspadai Twindemics

Tim melakukan dua kali perjalanan ke lapisan es Greenland pada bulan Oktober 2018 dan Oktober 2019. Dalam setiap perjalanan, mereka menggunakan tali dan peralatan pendakian lainnya untuk melakukan rappel 100 meter menjadi dua moulin terpisah, yang hampir mencapai permukaan air.

"Anda kembali ke tepi dan Anda hanya melihat es kebiruan turun sejauh yang Anda bisa lihat, lalu gelap dan sesekali ada suara es pecah yang cukup menakutkan," kata penjelajah gua.

Para ilmuwan telah lama mengamati bahwa lapisan es Greenland bergerak. Teori mereka juga mengatakan bahwa musim panas dan perubahan iklim dapat mempercepat pergerakan itu.

Data yang didapatkan untuk mengungkap misteri ini belum lengkap. Hubungan interaksi antara air lelehan es dan dasar lapisan es belum dapat diketahui karena masih banyak data yang harus diamati lebih lanjut.

"Kami mencoba memahami cara lelehan es berinteraksi dengan gerakan es dan hal utama yang kami temukan adalah bahwa tekanan air di dalam moulin ini tidak bervariasi seperti yang diamati sebelumnya, ini tampaknya dihasilkan dari volume lubang besar di moulin," kata Covington.
(fan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0973 seconds (0.1#10.140)