Rumitnya Distribusi Vaksin Covid-19 Buat Masyarakat Miskin Afrika

Jum'at, 15 Januari 2021 - 11:16 WIB
loading...
Rumitnya Distribusi Vaksin Covid-19 Buat Masyarakat Miskin Afrika
Kotak pendingin tenaga surya buatan Gricd bisa dibawa langsung oleh kurir guna menjangkau masyarakat miskin Afrika. Foto/CNN
A A A
NIGERIA - Di saat distribusi vaksin Covid-19 di berbagai negara berlangsung lancar. Bahkan di Indonesia dibuat acara seremonial khusus, distribusi vaksin Covid-19 untuk masyarakat miskin Afrika justru membutuhkan perjuangan yang panjang.

Dalam catatan CNN sebanyak 600 juta orang di Afrika berada dalam garis kemiskinan dan tidak mendapatkan akses listrik yang baik. Bahkan fasilitas kesehatan yang mereka miliki seperti klinik tidak teraliri listrik. Tidak heran jika distribusi vaksin covid-19 di Afrika benar-benar harus dilakukan dengan taktis. Pasalnya vaksin Covid-19 harus berada dalam temperatur yang telah ditetapkan agar bisa digunakan.

Rumitnya Distribusi Vaksin Covid-19 Buat Masyarakat Miskin Afrika


Contohnya vaksin Covid-19 seperti BioNTech dari Pfizer harus ditaruh dalam kondisi minus 75 derajat celcius, vaksin sinovak sementara harus berada dalam temperatur 2-8 derajat celcius sama dengan vaksin dari AstraZeneca. Lain lagi dengan vaksin moderna yang harus berada di dalam temperatur minus 20 derajat celcius.

Berangkat dari keprihatinan itulah start up kecil dari Nigeria, Gricd membuat sebuah kulkas atau kotak pendingin yang dikhususkan untuk membawa vaksin Covid-19. Kulkas atau kota pendingin itu tersedia dalam dua ukuran yakni 15 liter dan 100 liter.

Untuk pendinginan, suhu kulkas atau kotak pendingin itu bisa diatur hingga minus 20 derajat celcius. "Kotak pendingin itu bisa diangkut dengan berbagai moda transportasi yang kompak seperti sepeda motor, sepeda, atau dibawa langsung oleh kurir khusus," ujar Oghenetega Iortim.

Kotak pendingin itu juga bukan sekadar kotak pengangkut vaksin dengan temperatur yang bisa diatur. Kotak itu dilengkapi dengan sebuah alat yang bisa memonitor lokasi, kelembaban serta temperatur dan dapat mentransmisi data ke distributor secara real time. Jadi ketika terjadi perubahan suhu di kotak pendingin, maka kotak pendingin akan memberikan peringatan agar dilakukan perlakuan khusus. "Idealnya kotak ini akan mampu bertahan mengatur suhu selama seminggu," ucap Oghenetega Iortim.

Rumitnya Distribusi Vaksin Covid-19 Buat Masyarakat Miskin Afrika


Hadirnya kulkas atau kotak pendingin tenaga surya itu memang diapresiasi positif. Pasalnya bukan kali ini saja Afrika mengalami kesulitan distribusi vaksin. Saat terjadi penyakit Ebola, Afrika juga mengalami kesulitan yang sama. Tidak heran jika Toby Peters, peneliti dari Africa Centre of Excellence dan University of Birmingham berharap besar pada kotak pendingin buatan Gricd.

Dia juga berharap ke depannya Afrika bisa membangun rantai pendingin yang tidak hanya berujung pada pembuatan kotak pendingin tenaga surya tapi juga pembangunan stasiun pembangkit listrik tenaga surya yang bisa mengaliri listrik ke klinik-klinik masyarakat miskin Afrika.

"Kita bisa menginvestasikan jutaan dolar ke alat-alat baru, kenapa kita tidak bisa berinvestasi dengan jumlah yang sama untuk sebuah sistem yang bisa jadi jawaban untuk masalah-masalah baru di masa depan," tegasnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5373 seconds (0.1#10.140)