Gunakan Data Infrasound, Lapan Menduga Ledakan Buleleng Karena Meteor Kecil
loading...
A
A
A
BULELENG - Minggu (24/1) kemarin, warga di Kabupaten Buleleng , Bali, dikabarkan mendengar suara ledakan di langit , sekitar pukul 10.27 WITA. Saat kejadian, beberapa saksi mengaku melihat bola api yang disertai ledakan.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, menceritakan pengalaman serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Pada 8 Oktober 2009, warga di Kabupaten Bone mendengar ledakan hingga menggetarkan kaca-kaca rumah mereka. Saat itu, warga juga melihat jejak asap di langit.
"LAPAN menduga bahwa fenomena itu disebabkan meteor besar , sebelum akhirnya mendapatkan bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound," kata Thomas, kepada MNC Portal, Senin (25/1).
Data infrasound mampu mengindikasikan adanya asteroid jatuh. Ukuran asteroid di Kabupaten Bone diperkirakan berdiameter 10 meter.
Bukti lain diperkuat dengan data dari Badan Klimatologi, Meterologi, dan Geofisika (BMKG), yang belakangan baru diketahui menangkap getaran sebesar 1,9 magnitudo berkat alat seismograf terdekat.
Berkaca dari kejadian tersebut, ada kemiripan antara kejadian di Bone dan di Buleleng kemarin. Seismograf BMKG juga mencatat anomali dengan getaran 1,1 magnitudo pada ledakan di Buleleng.
Sehingga, LAPAN menduga kuat ledakan di Buleleng disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh dan meledak ketika memasuki atmosfer Bumi.
"Asteroid itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. Diduga asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone," tandas Thomas.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, menceritakan pengalaman serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Pada 8 Oktober 2009, warga di Kabupaten Bone mendengar ledakan hingga menggetarkan kaca-kaca rumah mereka. Saat itu, warga juga melihat jejak asap di langit.
"LAPAN menduga bahwa fenomena itu disebabkan meteor besar , sebelum akhirnya mendapatkan bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound," kata Thomas, kepada MNC Portal, Senin (25/1).
Data infrasound mampu mengindikasikan adanya asteroid jatuh. Ukuran asteroid di Kabupaten Bone diperkirakan berdiameter 10 meter.
Bukti lain diperkuat dengan data dari Badan Klimatologi, Meterologi, dan Geofisika (BMKG), yang belakangan baru diketahui menangkap getaran sebesar 1,9 magnitudo berkat alat seismograf terdekat.
Berkaca dari kejadian tersebut, ada kemiripan antara kejadian di Bone dan di Buleleng kemarin. Seismograf BMKG juga mencatat anomali dengan getaran 1,1 magnitudo pada ledakan di Buleleng.
Sehingga, LAPAN menduga kuat ledakan di Buleleng disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh dan meledak ketika memasuki atmosfer Bumi.
"Asteroid itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. Diduga asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone," tandas Thomas.
(dan)