Ini Beda Hujan Alien di Planet Lain dengan di Bumi

Rabu, 14 April 2021 - 00:15 WIB
loading...
Ini Beda Hujan Alien di Planet Lain dengan di Bumi
Ilustrasi hujan besi di exoplanet. Foto/CNN
A A A
JAKARTA - Hujan yang kita kenal di Bumi terdiri dari tetesan air, tetapi tidak demikian halnya di planet lain. Ilmuwan mendapati hujan di planet lain bisa berupa asam sulfat yang berbahaya dan ada juga hujan besi di exoplanet yang dinamai WASP-76b.

Dilansir CNN, hujan asam sulfat terbentuk di atmosfer Venus tetapi menguap sebelum menyentuh tanah. Karbon dioksida, atau es kering, melayang turun seperti salju di Mars.



Jupiter telah dikenal memiliki hujan heliumnya, dan hujan es "jamur" amonia. Sedangkan di Planet Titan diketahui terdapat hujan metana. Hujan yang stabil dari berlian kecil yang berkilauan terjadi di Neptunus.

Di planet di luar tata surya yang dikenal sebagai exoplanet , para ilmuwan percaya bahwa hujan semakin aneh. Planet ekstrasurya gas ultrahot yang dikenal sebagai WASP-76b adalah tempat tetesan hujan besi turun dari langit pada malam hari.

Para ilmuwan percaya bahwa pada bagian samping planet ekstrasurya, suhu terik, yang cukup panas untuk mengubah molekul menjadi atom yang lebih kecil dan logam menjadi uap, menciptakan uap besi.

Angin kencang membawa ini ke sisi malam, di mana suhu yang relatif lebih dingin berkisar sekitar 2.240 derajat Fahrenheit. Uap besi mengembun menjadi awan, menyebabkan hujan besi cair.



Tidak peduli betapa berbedanya jenis hujan ini, para ilmuwan telah menentukan bahwa ukuran tetesan hujan diatur oleh kekuatan tarikan gravitasi planet.

Semakin kuat gravitasinya, semakin kecil ukuran tetesan hujannya. Suhu, tekanan udara, kelembaban relatif, dan jarak ke tanah juga menjadi faktor penentu.

Kisaran ukurannya tumbuh di jenis planet lain, mencapai maksimum antara satu setengah hingga enam kali ukuran tetesan hujan di Bumi .

Ukuran maksimum tetesan hujan di Bumi adalah 11,18 milimeter, sedangkan ukuran maksimum di Titan lebih dari dua kali lipat pada 29,96 milimeter, yang lebih besar dari koin satu sen.

Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang planet di tata surya kita sendiri, tetapi juga di luarnya. Pemodelan matematika dan fisika dari studi ini dapat digunakan untuk memodelkan presipitasi di exoplanet dan lebih memahami pengamatan yang dilakukan dari atmosfer di dunia asing ini.



Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA, yang dijadwalkan diluncurkan pada Oktober, akan dapat melihat atmosfer planet ekstrasurya.

Hujan di planet lain sebenarnya dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi apakah planet tersebut berpotensi untuk dihuni.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2553 seconds (0.1#10.140)