Setelah 25 Tahun, Bunga Bangkai Asal Indonesia Mekar di Kebun Raya Leiden

Selasa, 02 November 2021 - 07:02 WIB
loading...
Setelah 25 Tahun, Bunga Bangkai Asal Indonesia Mekar di Kebun Raya Leiden
Untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir, bungai bangkai asal Indonesia mekar di Kebun Raya Leiden, Belanda. Foto/dok
A A A
AMSTERDAM - Untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir, bungai bangkai asal Indonesia mekar di Kebun Raya Leiden, Belanda. Bungai bangkai tersebut mekar selama seminggu dan pengunjung kebun Leiden diberikan kesempatan untuk berfoto.

Dilansir Daily Mail, Senin (1/11/2021), pengunjung Kebun Raya Leiden terpaksa menutup hidung mereka ketika ingin mengabadikan bunga langka tersebut. Sebuah tangga ditempatkan di sebelah tanaman yang sangat besar itu sehingga pengunjung taman dapat mengintip ke dalam kuncupnya.

Berasal dari hutan hujan tropis Indonesia, bunga bernama latin Amorphophallus decus-silvae jarang di temukan karena membutuhkan lingkungan yang panas dan lembab.

Namun satu tunas mulai berbunga sejak 22 Oktober 2021 di Hortus Botanicus Leiden, salah satu kebun raya tertua di dunia dan mekar penuh akhir pekan ini.



Sukarelawan taman Roos Kocken memposting bungai bakai tersebut di akun TikTok-nya. Kocken mengatakan bahwa tanaman tersebut sekarang 'mengkerut' dan penjaga taman telah mengirisnya sehingga pengunjung dapat melihat ke dalam.

Ahli botani di Hortus, percaya bahwa ini ketiga kalinya spesies ini pernah berbunga di Eropa sejak kebun raya ini berdiri. Terakhir kali tanaman serupa berbunga di Leiden Hortus pada 1997.

Relawan kebun Leiden, Rudmer Postma telah merawat umbi tanaman khusus ini sekitar enam tahun. Kuncup bunga pertama kali terlihat pada pertengahan September. Dalam waktu enam minggu tumbuh hingga hampir dua kaki dan sekarang tingginya mencapai 6 kaki lebih.

Setelah 25 Tahun, Bunga Bangkai Asal Indonesia Mekar di Kebun Raya Leiden


Penunjung Kebun Leiden harus menutup hidung untuk mengabadikan tanaman langka ini karena bunga bangkai terkenal dengan bau busuknya yang menyengat.

Ini adalah fase betina pertama dari proses pembungaan yang disebut pemanasan Spadix. Pemanasan itu memicu bau yang tidak sedap.

Ketika lalat dan serangga lain datang untuk penyerbukan, bunga bangkai ini bergeser ke fase jantan dan menghasilkan serbuk sari dan menempel pada serangga tersebut.

Lalat yang tertutup serbuk sari kemudian pergi mencari tanaman berbunga lain untuk diserbuki. Sayangnya, Leiden Hortus hanya memiliki satu tanaman langka ini sehingga lalat tersebut tidak bisa membantu penyerbukan.



Staf kebun Leiden akhirnya mengumpulkan serbuk sari dari bunga tersebut untuk disimpan atau dibagikan dengan institusi lain.

Tanaman Amorphophallus muncul dari umbi, struktur bulat tersembunyi di bawah tanah yang terdiri dari pangkal batang ditutupi dengan kelopak daun.

Menurut Direktur Kebun Raya AS di Washington DC Susan Pell, bunga bangkai akan menghabiskan energi cukup lama yang tersimpan di umbi ketika bunga mekar.

"Jadi untuk mekar lagi, umbi itu harus menghasilkan serangkaian daun selama beberapa tahun, mungkin sekitar 10 atau 12 tahun, untuk mendapatkan cukup energi yang dibangun kembali di dalam umbi," katanya.

Genus Amorphophallus diketahui mencakup sekitar 200 tanaman tropis asli Asia, Afrika, Australia dan pulau-pulau Pasifik. Amorphophallus decus-silvae adalah satu kerabat dengan genus Amorphophallus titanum yang memiliki bunga lebih besar dari genus ini.

Leiden Hortus juga merupakan rumah bagi Amorphophallus titanum, yang dapat memakan waktu hingga tujuh tahun untuk melalui siklus berbunga.



Ketika Amorphophallus titanum dibuka di Chicago Botanical Gardens pada tahun 2015, seorang ahli hortikultura menggambarkannya sebagai bunga denan bau yang sangat menyengat.

Bunga bangkai dan spesies ketiga, Amorphophallus gigas semuanya asli Indonesia tetapi hanya Amorphophallus decus-silvae yang tumbuh di pulau Jawa.

The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mencatat Amorphophallus titanum sebagai tanaman terancam punah pada 2018 karena penebangan dan deforestasi pertanian. Saat ini diperkirakan bunga bangkai genus ini diyakini kurang dari 1.000 pohon di alam liar.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2214 seconds (0.1#10.140)