Waduk Al-Duwaysat di Idlib Suriah Mengering, Pertama Kali Sejak Dibangun Tahun 1994
loading...
A
A
A
IDLIB - Untuk pertama kali Waduk Al-Duwaysat di provinsi Idlib, barat laut Suriah , mengering hingga dasar bendungan terlihat jelas. Waduk yang dibentuk oleh Bendungan Al-Duwaysat yang menjadi sumber irigasi utama bagi ribuan petani, benar-benar kering untuk pertama kalinya sejak dibangun pada 1994 atau 27 tahun lalu.
Dasar waduk yang terbuka mengering menghamparkan pemandangan yang menyeramkan, berupa tengkorak binatang, pohon mati, dan perahu dayung yang terdampar. Beberapa bagian yang dangkal terlihat masih didatangi kawanan kecil domba yang berusaha mencari air yang tersisa dan tunas rumput yang masih tumbuh. (Baca juga; Negara Tanpa Sungai di Dunia, Ini Penyebabnya )
Waduk Al-Duwaysat mengering akibat curah hujan yang rendah dan kerusakan struktural, sehingga air yang ditampung habis. Curah hujan yang rendah pada musim dingin lalu membuat waduk hanya terisi air setengahnya. Semua air yang ditampung digunakan untuk irigasi oleh para petani yang mencoba menyelamatkan tanaman mereka pada musim kering.
“Sudah 10 tahun kami datang ke waduk ini,” kata peternak sapi Abu Joumaa. "Jika Tuhan tidak mengirimkan kepada kita curah hujan yang baik tahun ini untuk mengisi waduk... Petani tidak bisa menanam tanaman untuk mencari nafkah," katanya dikutip dari laman phys.org, Kamis (11/11/2021). (Baca juga; Mengapa Salju Turun di Arab Saudi: Benarkah Ini Fenomena Langka? )
Perubahan iklim akibat aktivitas manusia yang meningkatkan dan kebakaran hutan di seluruh dunia, berdampak bagi Suriah. Negara ini mengalami salah satu tahun terkering dan terpanas dalam catatan sejarah, setelah curah hujan yang rendah pada musim dingin lalu.
Menurut Bank Dunia, waduk memiliki kapasitas 3,6 juta meter kubik air yang digunakan untuk irigasi dan pasokan air bersih. Sekitar 800 keluarga bergantung pada waduk Al-Duwasyat untuk mengairi 150 hektare lahan pertanian. (Baca juga; Terjadi Penurunan Suhu, Gunung Halla di Korsel Sudah Diselimuti Salju 21 Hari Lebih Cepat )
"Ini pertama kalinya waduk mengering sejak dibangun pada 1994. Akibat kekeringan dan curah hujan yang rendah, kami sekarang dapat berjalan di dasar waduk," kata Maher al-Hussein, insinyur yang bertanggung jawab mengelola Waduk Al-Duwasyat.
Dasar waduk yang terbuka mengering menghamparkan pemandangan yang menyeramkan, berupa tengkorak binatang, pohon mati, dan perahu dayung yang terdampar. Beberapa bagian yang dangkal terlihat masih didatangi kawanan kecil domba yang berusaha mencari air yang tersisa dan tunas rumput yang masih tumbuh. (Baca juga; Negara Tanpa Sungai di Dunia, Ini Penyebabnya )
Waduk Al-Duwaysat mengering akibat curah hujan yang rendah dan kerusakan struktural, sehingga air yang ditampung habis. Curah hujan yang rendah pada musim dingin lalu membuat waduk hanya terisi air setengahnya. Semua air yang ditampung digunakan untuk irigasi oleh para petani yang mencoba menyelamatkan tanaman mereka pada musim kering.
“Sudah 10 tahun kami datang ke waduk ini,” kata peternak sapi Abu Joumaa. "Jika Tuhan tidak mengirimkan kepada kita curah hujan yang baik tahun ini untuk mengisi waduk... Petani tidak bisa menanam tanaman untuk mencari nafkah," katanya dikutip dari laman phys.org, Kamis (11/11/2021). (Baca juga; Mengapa Salju Turun di Arab Saudi: Benarkah Ini Fenomena Langka? )
Perubahan iklim akibat aktivitas manusia yang meningkatkan dan kebakaran hutan di seluruh dunia, berdampak bagi Suriah. Negara ini mengalami salah satu tahun terkering dan terpanas dalam catatan sejarah, setelah curah hujan yang rendah pada musim dingin lalu.
Menurut Bank Dunia, waduk memiliki kapasitas 3,6 juta meter kubik air yang digunakan untuk irigasi dan pasokan air bersih. Sekitar 800 keluarga bergantung pada waduk Al-Duwasyat untuk mengairi 150 hektare lahan pertanian. (Baca juga; Terjadi Penurunan Suhu, Gunung Halla di Korsel Sudah Diselimuti Salju 21 Hari Lebih Cepat )
"Ini pertama kalinya waduk mengering sejak dibangun pada 1994. Akibat kekeringan dan curah hujan yang rendah, kami sekarang dapat berjalan di dasar waduk," kata Maher al-Hussein, insinyur yang bertanggung jawab mengelola Waduk Al-Duwasyat.
(wib)