Dampak Perubahan Iklim: Beruang Kutub Incest dan Burung Elang Bercerai

Senin, 14 Februari 2022 - 12:56 WIB
loading...
Dampak Perubahan Iklim: Beruang Kutub Incest dan Burung Elang Bercerai
Perubahan iklim ternyata berdampak pada sejumlah spesies hewan, mulai dari beruang hingga burung. Foto: Getty Image
A A A
JAKARTA - Dampak climate change atau perubahan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati. Tapi, juga mulai dirasakan oleh sejumlah spesies hewan. Pengaruhnya tidak hanya besar, tapi juga sangat aneh.

Perubahan iklim sendiri dapat di definisikan sebagai perubahan signifikan yang terjadi pada suhu, curah hujan, dan angin yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Bisa dalam satu dekade atau bahkan lebih.

Dan, beberapa spesies beradaptasi dengan suhu bumi yang lebih hangat lewat cara yang tak biasa.

Profesor ekologi dan biologi evolusioner di University of California Los Angeles Morgan Tingley mengatakan, spesies hewan biasanya beradaptasi dengan tiga cara.



Pertama, mereka bisa menggeser ruang geraknya. Misalnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain ketika suatu kawasan menjadi terlalu panas (baik ke daerah yang lebih dingin atau ke tempat yang lebih tinggi).

Lalu, ada yang disebut pergeseran fenologi. Yakni waktu musiman peristiwa biologis, seperti ketika rusa lahir atau ketika burung kembali dari migrasi. ”Dan terakhir, spesies itu sendiri berubah, baik melalui evolusi atau seleksi alam,” ujarnya kepada ABC News.

Menurutnya, penelitian terhadap perubahan spesies ini masih sangat sedikit dipelajari. Sebaliknya, banyak penelitian yang menunjukkan besarnya dampak perubahan iklim terhadap adaptasi hewan.

”Perubahan iklim itu seperti pembunuh dalam skala dunia,” beber Maria Paniw, ahli ekologi di Stasiun Biologi Doñana, lembaga penelitian publik yang berlokasi di Seville, Spanyol. ”Risiko yang dihadapi hewan jauh lebih buruk,” ia menambahkan. Berikut sejumlah dampak perubahan iklim terhadap hewan:

Meerkat Terkena Tuberkulosis
Dampak Perubahan Iklim: Beruang Kutub Incest dan Burung Elang Bercerai

Gurun Kalahari di Afrika Selatan terus menghangat akibat perubahan iklim. Maka, meerkat menjadi lebih stres secara fisik. Karena itu mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk mencari makan di siang hari. Suhu ekstrem yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko wabah tuberkulosis di meerkat Kalahari dengan meningkatkan stres fisiologis, serta pergerakan jantan antar kelompok menurut penelitian di Nature Monday.

Burung Albatros Sering Bercerai
Dampak Perubahan Iklim: Beruang Kutub Incest dan Burung Elang Bercerai

Spesies elang laut Albatros dikenal sebagai huwan monogami yang terkenal memiliki satu pasangan seumur hidup. Akibat perubahan iklim, ternyata mereka jadi lebih sering bercerai menurut penelitian yang diterbitkan Royal Society Journal.

Tingkat pasangan albatros alis hitam yang berpisah dan menemukan pasangan baru naik menjadi 8%. Para peneliti mempelajari lebih dari 15.000 pasangan albatros di Kepulauan Falkland selama 15 tahun.

Tingkat perceraian sebelumnya hanya 1% hingga 3%, biasanya melibatkan elang laut betina yang menemukan pasangan baru sebagai akibat dari musim kawin yang gagal.

Perkawinan Sedarah Beruang Kutub
Dampak Perubahan Iklim: Beruang Kutub Incest dan Burung Elang Bercerai

Beruang kutub kawin sedarah karena es laut yang mencair. Foto: ist

Populasi beruang kutub kehilangan 10% keragaman genetik dalam periode 20 tahun akibat akibat perkawinan sedarah karena fragmentasi habitat.

Para ilmuwan menemukan bahwa perkawinan sedarah di beruang kutub di Svalbard, Norwegia, disebut mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan.

Simo Maduna, peneliti di Institut Penelitian Bioekonomi Norwegia, menyebut bahwa kurangnya keragaman genetik dapat menyebabkan ketidakmampuan spesies untuk menghasilkan keturunan yang subur atau tahan terhadap penyakit.

”Ketika populasi menjadi sangat kecil, maka muncul peluang lebih tinggi bagi beruang yang berkerabat dekat untuk kawin dan menghasilkan keturunan,” katanya.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1750 seconds (0.1#10.140)