Ilmuwan Ubah Sisa Penyulingan Minyak Jadi Serat Karbon untuk Bodi Mobil
loading...
A
A
A
MASSACHUSETTS - Produk sampingan dari penyulingan minyak yang selama ini dianggap sebagai limbah tak bernilai. Ternyata produk sampingan itu dapat digunakan untuk membuat serat karbon yang kuat dan halus sebagai komposit baru bodi mobil.
Tentu ini menjadikan biaya produksi relatif murah dan mudah dibuat, karena bahan baku yang digunakan, yaitu sisa penyulingan minyak cukup banyak tersedia. Apalagi bahan jenis serat karbon yang tidak disediakan secara eksklusif untuk aplikasi kelas atas ini membuat mobil menjadi lebih berat.
Tentu saja, serat karbon adalah bahan yang bagus untuk membuat sesuatu kendaraan yang ringan dan sangat kuat. Namun, untuk mobil Formula 1 atau hypercar banyak menggunakan serat karbon premium agar rasio tenaga yang dihasilkan dan berat kendaraan sempurna.
Tapi untuk memproduksi sangat mahal, jadi tidak terlalu praktis digunakan untuk membuat mobil produksi massal. Sebab, serat karbon yang biasanya digunakan untuk membuat komposit terbuat dari polimer,yang proses pembuatannya sangat mahal.
Serat karbon biasa membutuhkan minyak bumi yang diproses dan kemudian dipolimerisasi untuk mendapatkan sesuatu seperti poliakrilonitril untuk membuat seratnya. Menurut hitungan para peneliti, untuk membuat serat karbon otomotif dibutuhkan biaya antara USD10 dan USD12 per pon, artinya jauh lebih mahal daripada baja (sekitar 75 sen/lb) atau aluminium (USD2/lb)
Jadi jika ada cara untuk menggunakan bahan berbiaya rendah untuk membuat serat karbon yang efektif, tentu akan menjadi terobosan penting di masa depan yang semakin kekurangan bahan baku. “Kami mampu mereproduksi hasil dengan akurasi yang mengejutkan,” kata Asmita Jana, salah satu peneliti dalam makalah yang diterbitkan oleh MIT dikutip SINDOnews dari laman The Drive, Rabu (23/3/2022).
Asmita Jana mengatakan bahwa mereka dapat menyusun grafik yang dapat dibagikan dengan perusahaan mana pun yang ingin menggunakan teknologi tersebut. Jadi dapat dengan mudah memprediksi produk akhir dari pemrosesan pitch mereka.
Pitch minyak bumi, secara harfiah diartikan barang-barang tertinggal di bagian bawah tong minyak atau sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain untuk digunakan kembali. Pitch digambarkan sebagai "gado-gado dari campuran hidrokarbon berat" dan "sangat berantakan".
Namun, itu sebenarnya yang membuatnya indah, karena ada begitu banyak bahan kimia yang dapat dieksploitasi menjadi bahan yang menarik. Pitch juga tidak mahal karena sebenarnya adalah bahan limbah yang berat dan tidak rata yang tersisa dari penyulingan minyak bumi.
Para ilmuwan mengatakan, mengubah cairan hidrokarbon yang buruk ini menjadi sesuatu menjadi serat yang sangat halus dan konsisten ternyata lebih mudah. Proses ini adalah polimerisasi yang sama tetapi dengan beberapa kontrol yang dialihkan, menggunakan sesuatu yang sama sekali non-homogen menjadi produk yang teratur dengan elastisitas dan kepadatan yang diharapkan.
Tentu ini menjadikan biaya produksi relatif murah dan mudah dibuat, karena bahan baku yang digunakan, yaitu sisa penyulingan minyak cukup banyak tersedia. Apalagi bahan jenis serat karbon yang tidak disediakan secara eksklusif untuk aplikasi kelas atas ini membuat mobil menjadi lebih berat.
Tentu saja, serat karbon adalah bahan yang bagus untuk membuat sesuatu kendaraan yang ringan dan sangat kuat. Namun, untuk mobil Formula 1 atau hypercar banyak menggunakan serat karbon premium agar rasio tenaga yang dihasilkan dan berat kendaraan sempurna.
Tapi untuk memproduksi sangat mahal, jadi tidak terlalu praktis digunakan untuk membuat mobil produksi massal. Sebab, serat karbon yang biasanya digunakan untuk membuat komposit terbuat dari polimer,yang proses pembuatannya sangat mahal.
Serat karbon biasa membutuhkan minyak bumi yang diproses dan kemudian dipolimerisasi untuk mendapatkan sesuatu seperti poliakrilonitril untuk membuat seratnya. Menurut hitungan para peneliti, untuk membuat serat karbon otomotif dibutuhkan biaya antara USD10 dan USD12 per pon, artinya jauh lebih mahal daripada baja (sekitar 75 sen/lb) atau aluminium (USD2/lb)
Jadi jika ada cara untuk menggunakan bahan berbiaya rendah untuk membuat serat karbon yang efektif, tentu akan menjadi terobosan penting di masa depan yang semakin kekurangan bahan baku. “Kami mampu mereproduksi hasil dengan akurasi yang mengejutkan,” kata Asmita Jana, salah satu peneliti dalam makalah yang diterbitkan oleh MIT dikutip SINDOnews dari laman The Drive, Rabu (23/3/2022).
Asmita Jana mengatakan bahwa mereka dapat menyusun grafik yang dapat dibagikan dengan perusahaan mana pun yang ingin menggunakan teknologi tersebut. Jadi dapat dengan mudah memprediksi produk akhir dari pemrosesan pitch mereka.
Pitch minyak bumi, secara harfiah diartikan barang-barang tertinggal di bagian bawah tong minyak atau sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain untuk digunakan kembali. Pitch digambarkan sebagai "gado-gado dari campuran hidrokarbon berat" dan "sangat berantakan".
Namun, itu sebenarnya yang membuatnya indah, karena ada begitu banyak bahan kimia yang dapat dieksploitasi menjadi bahan yang menarik. Pitch juga tidak mahal karena sebenarnya adalah bahan limbah yang berat dan tidak rata yang tersisa dari penyulingan minyak bumi.
Para ilmuwan mengatakan, mengubah cairan hidrokarbon yang buruk ini menjadi sesuatu menjadi serat yang sangat halus dan konsisten ternyata lebih mudah. Proses ini adalah polimerisasi yang sama tetapi dengan beberapa kontrol yang dialihkan, menggunakan sesuatu yang sama sekali non-homogen menjadi produk yang teratur dengan elastisitas dan kepadatan yang diharapkan.
(wib)