China Bikin Senjata Baru Mirip Rudal Kinzhal Rusia, Diluncurkan dari Pesawat Pengebom H-6K
loading...
A
A
A
BEIJING - China tampaknya berhasil mengembangkan rudal balistik baru yang diluncurkan dari udara, mirip rudal Kinzhal buatan Rusia. China kelihatannya berencana untuk melengkapi pesawat pengebom jarak jauh H-6K Xi’an dengan rudal balistik.
Dikutip dari laman The War Zone, Sabtu (5/11/2022), meskipun asal-usulnya belum dikonfirmasi, rudal tersebut terlihat sangat mirip dengan CM-401. Rudal ini sebelumnya dikenal sebagai rudal balistik anti-kapal (ASBM) yang diluncurkan dengan truk atau kapal untuk menghajar target statis di darat.
“Penampilan senjata misterius ini memiliki kesamaan dengan CM-401 ASBM, menunjukkan adaptasi dari rudal yang sama untuk aplikasi peluncuran dari udara. China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) milik negara secara terbuka meluncurkan CM-401 di Zhuhai pada tahun 2018,” tulis The War Zone.
Foto-foto awal menunjukkan pesawat pengebom dengan nomor seri H-6K 11097 membawa sepasang rudal baru di tiang tengah bawah sayapnya. Pesawat pengebom H-6K tiba di Bandara sipil Zhuhai Jinwan untuk Airshow Pameran perdagangan China.
Pesawat khusus ini ditugaskan ke Divisi Pengebom ke-8 Komando Teater Selatan (8th Bomber Division of the Southern Theater Command), Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army Air Force /PLAAF). Pesawat pengebom pembawa rudal dari unit ini juga telah mengambil bagian dalam Airshow China edisi sebelumnya.
Rudal ini diperkirakan memiliki diameter maksimum sekitar 2,8 kaki (0,85 meter), sama dengan rudal kuasi-balistik Iskander Rusia, yang juga telah diadaptasi untuk peluncuran udara, seperti Kinzhal. Kinzhal juga sering dikaitkan dengan peran anti-kapal, meskipun ini tampaknya belum ditunjukkan.
Namun, secara keseluruhan, profil rudal misteri umumnya sesuai dengan perkembangan rudal serupa lainnya di seluruh dunia, termasuk bentuk meruncing atau bi-conic. Perkiraan kasar ukuran rudal baru ini panjang sekitar 23 kaki (7 meter).
Menurut CASIC, CM-401 dalam aplikasi peluncuran darat dan peluncuran kapal memiliki jangkauan maksimum lebih dari 180 mil (289,6 km). Sedangkan pengebom H-6, memiliki jangkauan 3.700 mil (5954,5 km), meskipun dengan mesinnya yang lebih efisien dapat terbang lebih jauh secara signifikan.
CM-401, ketika diluncurkan dari pantai China, bahkan bisa mengenai target di pantai timur Taiwan. Ini adalah senjata yang dikenal oleh barat dikenal dengan sebutan CH-AS-X-13 dan terkait dengan pesawat pengebom H-6N, yang secara khusus disesuaikan mengangkut muatan yang sangat besar.
Rudal CM-401 digunakan untuk menyerang target yang sangat rumit, dengan kecepatan terminal antara Mach 4 dan 6. Bahkan dengan peluncuran dari pesawat di ketinggian, kecepatannya bisa bertambah seperti kebanyakan rudal balistik termasuk Kinzhal.
Klaim menarik lainnya dari CASIC menyangkut opsi platform peluncuran CM-401 yang dapat menembakkan dua rudal pada lintasan yang berbeda terhadap satu atau dua target sekaligus. CM-401 tampaknya dikembangkan untuk mengatasi target di laut yang besar dan bergerak lambat seperti kapal induk, serta kombatan permukaan utama lainnya dan kapal bernilai tinggi.
Berdasarkan potongan mockup CM-401 yang ditunjukkan sebelumnya di Zhuhai, rudal tersebut tampaknya menggunakan radar array bertahap di hidung. Radar ini secara aktif membidik target selama fase terminalnya.
Perlu dicatat bahwa konsep rudal balistik yang diluncurkan dari udara sebenarnya bukanlah hal baru. Angkatan Udara AS berencana untuk mengadopsi ALBM berhulu ledak nuklir, yang dikenal sebagai Skybolt.
Namun, rudal yang dirancang dibawa pesawat pengebom B-52 ini dibatalkan. Baru-baru ini konsep tersebut muncul kembali, tidak hanya di China tetapi juga di Rusia dan Israel.
Dikutip dari laman The War Zone, Sabtu (5/11/2022), meskipun asal-usulnya belum dikonfirmasi, rudal tersebut terlihat sangat mirip dengan CM-401. Rudal ini sebelumnya dikenal sebagai rudal balistik anti-kapal (ASBM) yang diluncurkan dengan truk atau kapal untuk menghajar target statis di darat.
“Penampilan senjata misterius ini memiliki kesamaan dengan CM-401 ASBM, menunjukkan adaptasi dari rudal yang sama untuk aplikasi peluncuran dari udara. China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) milik negara secara terbuka meluncurkan CM-401 di Zhuhai pada tahun 2018,” tulis The War Zone.
Foto-foto awal menunjukkan pesawat pengebom dengan nomor seri H-6K 11097 membawa sepasang rudal baru di tiang tengah bawah sayapnya. Pesawat pengebom H-6K tiba di Bandara sipil Zhuhai Jinwan untuk Airshow Pameran perdagangan China.
Pesawat khusus ini ditugaskan ke Divisi Pengebom ke-8 Komando Teater Selatan (8th Bomber Division of the Southern Theater Command), Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army Air Force /PLAAF). Pesawat pengebom pembawa rudal dari unit ini juga telah mengambil bagian dalam Airshow China edisi sebelumnya.
Rudal ini diperkirakan memiliki diameter maksimum sekitar 2,8 kaki (0,85 meter), sama dengan rudal kuasi-balistik Iskander Rusia, yang juga telah diadaptasi untuk peluncuran udara, seperti Kinzhal. Kinzhal juga sering dikaitkan dengan peran anti-kapal, meskipun ini tampaknya belum ditunjukkan.
Namun, secara keseluruhan, profil rudal misteri umumnya sesuai dengan perkembangan rudal serupa lainnya di seluruh dunia, termasuk bentuk meruncing atau bi-conic. Perkiraan kasar ukuran rudal baru ini panjang sekitar 23 kaki (7 meter).
Menurut CASIC, CM-401 dalam aplikasi peluncuran darat dan peluncuran kapal memiliki jangkauan maksimum lebih dari 180 mil (289,6 km). Sedangkan pengebom H-6, memiliki jangkauan 3.700 mil (5954,5 km), meskipun dengan mesinnya yang lebih efisien dapat terbang lebih jauh secara signifikan.
CM-401, ketika diluncurkan dari pantai China, bahkan bisa mengenai target di pantai timur Taiwan. Ini adalah senjata yang dikenal oleh barat dikenal dengan sebutan CH-AS-X-13 dan terkait dengan pesawat pengebom H-6N, yang secara khusus disesuaikan mengangkut muatan yang sangat besar.
Rudal CM-401 digunakan untuk menyerang target yang sangat rumit, dengan kecepatan terminal antara Mach 4 dan 6. Bahkan dengan peluncuran dari pesawat di ketinggian, kecepatannya bisa bertambah seperti kebanyakan rudal balistik termasuk Kinzhal.
Klaim menarik lainnya dari CASIC menyangkut opsi platform peluncuran CM-401 yang dapat menembakkan dua rudal pada lintasan yang berbeda terhadap satu atau dua target sekaligus. CM-401 tampaknya dikembangkan untuk mengatasi target di laut yang besar dan bergerak lambat seperti kapal induk, serta kombatan permukaan utama lainnya dan kapal bernilai tinggi.
Baca Juga
Berdasarkan potongan mockup CM-401 yang ditunjukkan sebelumnya di Zhuhai, rudal tersebut tampaknya menggunakan radar array bertahap di hidung. Radar ini secara aktif membidik target selama fase terminalnya.
Perlu dicatat bahwa konsep rudal balistik yang diluncurkan dari udara sebenarnya bukanlah hal baru. Angkatan Udara AS berencana untuk mengadopsi ALBM berhulu ledak nuklir, yang dikenal sebagai Skybolt.
Namun, rudal yang dirancang dibawa pesawat pengebom B-52 ini dibatalkan. Baru-baru ini konsep tersebut muncul kembali, tidak hanya di China tetapi juga di Rusia dan Israel.
(wib)