Fosil Cumi-cumi Vampir Berusia 30 Juta Tahun Ditemukan Kembali

Senin, 01 Maret 2021 - 06:16 WIB
Kosak dan rekan-rekannya menemukan fosil yang telah lama hilang itu dalam koleksi Museum Sejarah Alam Hongaria pada 2019 saat mencari fosil nenek moyang sotong. Fosil itu awalnya ditemukan pada tahun 1942 oleh ahli paleontologi Hongaria Miklos Kretzoi, yang mengidentifikasinya sebagai cumi-cumi yang berumur sekitar 30 juta tahun dan menamakannya Necroteuthis hungarica.

Namun, peneliti selanjutnya berpendapat bahwa itu adalah nenek moyang sotong. Pada 1956, selama Revolusi Hongaria, museum tersebut dibakar, dan fosilnya diperkirakan ikut musnah. Penemuan kembali itu merupakan kejutan yang membahagiakan.

"Itu adalah momen yang luar biasa," kata Kosak tentang penemuan kembali, "untuk melihat sesuatu yang sebelumnya dianggap hilang."

Kosak dan rekan-rekannya mempelajari fosil tersebut dengan pemindaian mikroskop elektron dan melakukan analisis geokimia. Mereka pertama kali menemukan bahwa identifikasi awal Kretzoi benar.

Yakni, fosil itu berasal dari cumi-cumi, bukan nenek moyang sotong. Cangkang bagian dalam hewan, atau gladius, yang membentuk tulang punggung tubuhnya, memiliki panjang sekitar 6 inci (15 sentimeter), menunjukkan panjang cumi-cumi itu hingga sekitar 13,7 inci (35 cm) dengan lengan disertakan. Itu hanya sedikit lebih besar dari cumi-cumi vampir modern yang panjangnya mencapai total 11 inci (28 cm).

Sedimen yang mengelilingi fosil tidak menunjukkan jejak mikrofosil yang sering ditemukan di dasar laut, yang menunjukkan bahwa cumi-cumi tersebut tidak hidup di perairan dangkal. Para peneliti juga menganalisis tingkat variasi karbon dalam sedimen dan menemukan bahwa sedimen kemungkinan berasal dari lingkungan anoksik atau rendah oksigen.

Kondisi tersebut merupakan ciri dasar laut dalam. Dengan melihat lapisan batuan di atas tempat fosil disimpan di luar Budapest, para peneliti juga dapat menunjukkan bahwa cumi-cumi mungkin tidak dapat bertahan hidup di laut yang lebih dangkal pada saat itu.

Endapan laut dangkal menunjukkan tingkat yang sangat tinggi dari plankton tertentu yang mekar di lingkungan rendah garam dan bergizi tinggi -kondisi yang tidak dapat ditoleransi oleh cumi-cumi vampir modern.

Penelitian baru, yang diterbitkan Kamis (18 Februari) di jurnal Communications Biology, mengisyaratkan, bagaimana nenek moyang cumi-cumi vampir belajar hidup di tempat yang tidak bisa dihuni cumi-cumi lain. "Melihat lebih dalam catatan fosil, fosil tertua dari kelompok cumi-cumi ini ditemukan pada periode Jurassic, antara 201 juta dan 174 juta tahun yang lalu," kata Kosak, dan mereka biasanya ditemukan di sedimen anoksik.
(iqb)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More