Ini Penyebab Gempa Turki Begitu Mematikan, Lebih dari 12.000 Orang Tewas
loading...
A
A
A
Ini berarti energi gelombang seismik gempa tidak banyak menghilang sebelum mulai mengguncang rumah-rumah penduduk. Begitu gedung-gedung berguncang, tanah sedimen lunak di wilayah itu membuat berguncang lebih keras dan runtuh.
Wilayah Turki dan Suriah yang diguncang gempa susulan setelah gempa awal berkekuatan 7,8 SR. Foto/USGS
Menurut US Geological Survey (USGS), tanah Nurdağı cukup lembap dan lunak sehingga berperilaku lebih seperti cairan daripada padatan selama guncangan gempa yang hebat. Alasan lain mengapa gempa ini begitu mematikan adalah keutuhan bangunan dan waktu terjadinya gempa.
Ketika terjadi pada dini hari, sebagian besar orang tertidur dan memiliki sedikit kesempatan untuk melarikan diri dari bangunan yang runtuh. Padahal banyak di antara bangunan tidak cukup untuk menahan getaran gempa bumi.
“Gempa sebesar ini berpotensi merusak di mana pun di dunia, tetapi banyak struktur di wilayah ini sangat rentan. Apalagi kita sudah lama mengetahui bahwa bangunan di wilayah tersebut tidak dirancang untuk tahan gempa," kata David Wald, seorang ilmuwan di USGS.
Setelah gempa Izmit tahun 1999, pendirian bangunan lebih ketat untuk memastikan konstruksi modern Turki dirancang tahan terhadap gempa bumi. Namun, banyak bangunan tua, yang sering menampung mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih miskin dan berpenduduk padat, didirikan sebelum peraturan diberlakukan dan tetap rentan terhadap keruntuhan.
“Kejadian ini sebagai pengingat akan kerentanan bangunan fisik di kawasan itu terhadap gempa bumi. Kedekatan Suriah dan Turki baik batas Konvergen maupun Strike-Slip berarti gempa bumi akan terjadi secara teratur dan kenyataan ini perlu ditanamkan ke dalam kerangka kerja manajemen bencana kedua negara," kata Henry Bang, pakar manajemen bencana di Universitas Bournemouth di Inggris.
Wilayah Turki dan Suriah yang diguncang gempa susulan setelah gempa awal berkekuatan 7,8 SR. Foto/USGS
Menurut US Geological Survey (USGS), tanah Nurdağı cukup lembap dan lunak sehingga berperilaku lebih seperti cairan daripada padatan selama guncangan gempa yang hebat. Alasan lain mengapa gempa ini begitu mematikan adalah keutuhan bangunan dan waktu terjadinya gempa.
Ketika terjadi pada dini hari, sebagian besar orang tertidur dan memiliki sedikit kesempatan untuk melarikan diri dari bangunan yang runtuh. Padahal banyak di antara bangunan tidak cukup untuk menahan getaran gempa bumi.
“Gempa sebesar ini berpotensi merusak di mana pun di dunia, tetapi banyak struktur di wilayah ini sangat rentan. Apalagi kita sudah lama mengetahui bahwa bangunan di wilayah tersebut tidak dirancang untuk tahan gempa," kata David Wald, seorang ilmuwan di USGS.
Setelah gempa Izmit tahun 1999, pendirian bangunan lebih ketat untuk memastikan konstruksi modern Turki dirancang tahan terhadap gempa bumi. Namun, banyak bangunan tua, yang sering menampung mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih miskin dan berpenduduk padat, didirikan sebelum peraturan diberlakukan dan tetap rentan terhadap keruntuhan.
“Kejadian ini sebagai pengingat akan kerentanan bangunan fisik di kawasan itu terhadap gempa bumi. Kedekatan Suriah dan Turki baik batas Konvergen maupun Strike-Slip berarti gempa bumi akan terjadi secara teratur dan kenyataan ini perlu ditanamkan ke dalam kerangka kerja manajemen bencana kedua negara," kata Henry Bang, pakar manajemen bencana di Universitas Bournemouth di Inggris.
(wib)