Bukti Cinta Sesungguhnya, Paus Pembunuh Betina Rela Berkorban Seumur Hidup buat Anak

JAKARTA - Penelitian tentang paus pembunuh atau orca di Pasifik Utara menghasilkan fakta menyentuh dimana paus pembunuh betina rela berkorban seumur hidup buat anak. Berbeda dengan namanya, paus pembunuh, orca justru memiliki insting yang sangat kuat untuk menjaga anak. Khususnya anak orca jantan.

Pada dasarnya orca memang merupakan hewan yang memiliki ikatan keluarga yang kuat. Hanya saja itu terjadi pada orca jantan. Berbeda dengan anak orca betina yang bisa mandiri, anak orca jantan justru harus bergantung seumur hidup pada induknya terutama ibu.

Hal itu membuat orca yang berperan sebagai ibu harus menghabiskan hidupnya untuk memberikan makan dan melindungi anak orca jantan itu. Tidak hanya membahayakan kesehatan, pilihan itu juga membuat orca betina itu atau induk jadi kurang mampu bereproduksi lagi dan membesarkan anak lainnya.

"Para ibu mengorbankan makanan dan tenaga mereka sendiri," kata Profesor Darren Croft dari University of Exeter dikutip BBC.





Diketahui penelitian yang dilakukan Profesor Darren Croft di Pasifik Utara merupakan bagian dari misi berkelanjutan untuk memahami kehidupan keluarga paus pembunuh.

Untuk penelitian itu, para ilmuwan memeriksa kehidupan 40 orca betina antara tahun 1982 dan 2021. Dari situ mereka menemukan fakta bahwa untuk setiap anak laki-laki yang dirawat, kemungkinan peluang hidup sang induk betina berkurang setengahnya.

"Penelitian kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa anak laki-laki memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup jika ada ibu mereka," kata Dr Michael Weiss dari University of Exeter and Center for Whale Research.





"Kami ingin mengetahui apakah bantuan ini ada harganya dan jawabannya adalah ya. Induk paus pembunuh berkorban besar dalam hal reproduksi mereka di masa depan untuk menjaga anak laki-laki mereka tetap hidup," terangnya lagi.

Menurut para peneliti, ini bisa menjadi semacam pertaruhan evolusioner yang didorong fakta bahwa anak laki-laki yang dilindungi itu akan jadi pejantan terbesar dan ayah dari banyak keturunan. Mungkin tampak paradoks bahwa hewan yang begitu kuat dan cerdas tetap bergantung pada ibu mereka sepanjang hidup.

"Jika seorang ibu bisa membuat putranya menjadi laki-laki sebesar itu dalam populasi, maka dialah yang akan menjadi bapak sebagian besar generasi berikutnya," jelas Profesor Darren Croft.