6 Zat Kimia Berbahaya pada Tanah Vulkanik di Indonesia, Bisa Sebabkan Kanker

Kamis, 08 Juni 2023 - 14:50 WIB
loading...
6 Zat Kimia Berbahaya pada Tanah Vulkanik di Indonesia, Bisa Sebabkan Kanker
Ilustrasi tanah vulkanik. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Tanah vulkanik dari letusan gunung berapi, ternyata memiliki kandungan zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Kandungan berbahaya itu, bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Anita Yuliyanti, Peneliti Ahli Pertama bidang Geologi, Indonesian Institute of Sciences LIPI mengatakan, batuan permukaan tanah di sekitar tepian kawah gunung berapi hingga radius sekitar 1 km, mengandung zat kimia.

"Dikenal sebagai potential harmful elements (PHEs). Zat ini terdiri dari logam berat dan beberapa unsur lain yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, karena sifatnya yang toksik (beracun) dan karsinogenik (dapat memicu kanker)," katanya, dilansir dari The Conversation, Kamis (8/6/2023).



Lebih lanjut dikatakan, pihaknya melakukan penelitian di kawasan Taman Wisata Alam Talaga Bodas, di Garut, Jawa Barat. Kawasan ini berada tidak jauh dari lahan perkebunan warga.

"Temuan kami juga memperkuat penelitian di negara lain yang mengungkapkan adanya kandungan zat-zat berbahaya dalam batuan vulkanik," sambungnya.

Tanah vulkanik sering dimanfaatkan warga untuk pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Material vulkanik yang kaya akan nutrien (unsur hara) membuat tanah Indonesia terkenal subur dan cocok untuk perkebunan.


Namun, saat tumbuhan menyerap unsur hara dalam tanah, tidak jarang zat berbahaya juga turut terserap ke dalam produk pangan. Zat berbahaya itu meliputi arsenik, antimon, kadmium, kobalt, kromium, dan merkuri.

Penjelasan mengenai 6 zat kimia berbahaya itu sebagai berikut:

1) Arsenik (As)

Batuan vulkanik di Pulau Jawa umumnya mengandung sekitar 9 ppm arsenik. Sedangkan pada batuan di sekitar kawah, jumlahnya mencapai sekitar 39 ppm. Nilai ini melebihi batas kandungan arsenik untuk tanah pertanian di Italia, Uni Eropa, dan Vietnam sebesar 20 ppm.

Belanda menetapkan batas yang lebih tinggi sebesar 29 ppm, sedangkan Kanada dan Finlandia menetapkan batas yang lebih rendah sebesar 11 ppm dan 5 ppm. Arsenik kerap digunakan dalam pestisida dan dikenal sebagai racun yang mematikan.

2) Antimon (Stibium, atau Sb)

Kandungan antimon dalam batuan vulkanik di Pulau Jawa diketahui sekitar 1 ppm. Kandungannya dapat mencapai sekitar 36 ppm pada batuan di sekitar kawah. Nilai ini melebihi ambang batas kandungan antimon dalam tanah di Finlandia sebesar 2 ppm.

Antimon sehari-hari dapat dijumpai pada bahan lapisan tahan api (flame retardant) dan kosmetik. Zat ini juga digunakan dalam pembuatan botol plastik kemasan. Pada batuan, antimon terkandung dalam mineral stibnit atau disebut juga antimonit.

3) Kadmium (Cd)

Unsur lain yang perlu diwaspadai adalah kadmium. Batuan sekitar kawah mengandung sekitar 18 ppm kadmium. Jumlah ini relatif lebih rendah dibandingkan kandungannya pada batuan vulkanik segar berupa abu vulkanik yang mengandung sekitar 18-24 ppm kadmium.

Angka kandungan Cd ini melebihi ambang batas yang digunakan di Finlandia, Kanada, Italia, Belanda, Uni Eropa, Vietnam, yang bervariasi antara 0.8 hingga 3 ppm.

Kadmium banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan baterai, pestisida, dan pupuk anorganik. Zat ini dikenal beracun dan dapat membahayakan ginjal serta memicu kanker.

4) Kobalt (Co)

Kandungan kobalt pada batuan vulkanik umumnya sekitar 27 ppm. Sedangkan pada batuan di sekitar kawah, jumlahnya bisa mencapai 406 ppm. Nilai tersebut melampaui batas kandungan kobalt untuk tanah pertanian di Kanada dan Finlandia yang bervariasi antara 19 hingga 20 ppm.

Meskipun berbahaya, zat ini juga dikenal sebagai unsur esensial. Kobalt merupakan bagian dari vitamin B12 yang digunakan untuk terapi anemia. Kobalt juga banyak digunakan dalam cat dan kosmetik.

5) Kromium (Cr)

Batuan vulkanik mengandung sekitar 44 ppm kromium. Jumlahnya dapat mencapai sekitar 86 ppm pada batuan di sekitar kawah. Jumlah tersebut melebihi batas untuk tanah pertanian di Kanada dan Finlandia yang bervariasi yaitu sebesar 67-100 ppm.

Seperti halnya kobalt, zat ini juga dikenal sebagai unsur esensial yang bermanfaat dalam menjaga kadar gula dalam darah. Mengonsumsi kobalt dan kromium secara berlebihan berpotensi menyebabkan masalah pada organ hati dan ginjal.

6) Air raksa atau merkuri (Hg)

Batuan vulkanik mengandung 6 ppm merkuri dan batuan sekitar kawah dapat mengandung hingga sekitar 22 ppm merkuri. Nilai ini melebihi ambang batas kandungan merkuri dalam tanah di Finlandia, Kanada, Italia, Belanda, Uni Eropa, dan Vietnam yang rata-rata kurang dari 1 ppm.

Zat ini dapat dijumpai pada beberapa jenis kosmetik dan alat kesehatan seperti termometer. Zat ini juga banyak digunakan pada pengolahan emas. Sumber utama merkuri di alam berasal dari mineral sinabar (cinnabar) dan dikenal berbahaya, karena bersifat racun dan karsinogenik.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2268 seconds (0.1#10.140)