Tulang Dinosaurus Herbivora Seberat 50 Ton Ditemukan di Argentina

Kamis, 08 Juni 2023 - 16:16 WIB
loading...
Tulang Dinosaurus Herbivora Seberat 50 Ton Ditemukan di Argentina
Tulang Dinosaurus. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Ahli paleontologi Argentina telah menemukan sisa-sisa spesies baru raksasa dari dinosaurus herbivora berleher panjang, di wilayah Patagonia selatan. Dinosaurus ini salah satu yang terbesar yang pernah ditemukan.

Dinosaurus itu pertama kali ditemukan, di Pueblo Blanco Nature Reserve oleh para ilmuwan pada tahun 2018. Tulang-tulang dinosaurus itu begitu besar, sehingga butuh van untuk mengangkutnya ke laboratorium Buenos Aires.

Ahli paleontologi Nicolas Chimento mengatakan, para ilmuwan menamai dinosaurus itu "Chucarosaurus diripienda," yang berarti rebus dan diacak, karena telah berguling-guling dan selamat dari kecelakaan itu.


"Dengan panjang 50 ton dan 30 meter, Chucarosaurus adalah dinosaurus terbesar yang ditemukan di provinsi Rio Negro pegunungan," katanya, dikutip dari Japan News, Kamis (8/6/2023).

Diduga, dinosaurus itu hidup pada periode Kapur Akhir, bersama predator, ikan dan penyu. Tampak, tulang femur Chucarosaurus yang ditemukan membentang 1,90 meter, dibagi menjadi tiga bagian.

"Masing-masing beratnya lebih dari 100 kilogram dan membutuhkan tiga orang untuk mengangkatnya," jelasnya.

Patagonia adalah rumah bagi dinosaurus pemakan nabati terbesar di dunia, seperti mayorum Patagotitan kolosal, dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan.



Sementara itu, ahli paleontologi Matias Motta mengatakan, Chucarosaurus, menyaingi raksasa Patagonian lainnya dalam ukuran dan berat. Namun, pinggulnya, kaki depan dan belakangnya lebih ramping dan anggun.

Hingga saat ini, sekitar 140 spesies dinosaurus telah ditemukan di Argentina yang membuat negara itu peringkat tiga negara teratas di dunia untuk penelitian dan penemuan bersama China dan Amerika Serikat.

Studi-studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Museum Ilmu Pengetahuan Alam Bernardino Rivadavia, Azara Foundation dan National Research Council Conicet, dengan dukungan dari National Geographic Society.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1749 seconds (0.1#10.140)