7 Penemuan Dunia yang Terjadi secara Tidak Sengaja, Mulai dari Korek Api hingga Dinamit

Minggu, 06 Agustus 2023 - 17:38 WIB
loading...
7 Penemuan Dunia yang Terjadi secara Tidak Sengaja, Mulai dari Korek Api hingga Dinamit
Korek api ditemukan secara tidak sengaja oleh apoteker Inggris John Walker. (Foto: Freepik)
A A A
JAKARTA - Penemuan dunia biasanya dihasilkan melalui riset panjang dengan dukungan data-data ilmiah hingga menghasilkan produk yang bermanfaat bagi umat manusia.

Faktanya, ada sejumlah penemuan dunia yang terjadi secara tidak sengaja, mulai dari penisilin, korek api hingga minuman coca cola.

Berikut sejumlah penemuan dunia yang terjadi secara tidak sengaja dikutip dari History, Minggu (6/8/2023).

1. Penisilin

Antibiotik pertama di dunia ini mencegah jutaan kematian akibat infeksi dan penyakit. Awalnya produk sampingan yang tercipta dari sebuah ruang kerja yang berantakan.

Alexander Fleming, ahli bakteri di London kembali dari liburan pada 1928 dan menemukan bahwa salah satu cawan petri di laboratoriumnya memiliki jamur yang tumbuh di atasnya akibat dari kontaminasi yang tidak disengaja. Setelah diteliti, dia melihat bahwa area di sekitar cetakan bebas dari bakteri. Fleming menamai pembunuh bakteri ini dengan nama spesies jamur, Penicillium notatum. Barulah ia menerbitkan makalah tentang penemuannya pada 1929. Namun, dia tidak yakin apakah itu memiliki kegunaan praktis, karena sulit untuk dimurnikan dan distabilkan.



Satu dekade kemudian, ahli kimia di Universitas Oxford membaca makalah Fleming dan memulai proyek mengubah penisilin menjadi obat yang layak. Obat ini pertama kali diuji pada pasien tahun 1940 dan penggunaannya secara luas dimulai pada 1942. Saat ini, penisilin adalah antibiotik yang paling umum digunakan di dunia.

2. Detektor Asap

Penemuan detektor asap telah menyelamatkan jutaan nyawa akibat kebakaran. Fisikawan Swiss Walter Jaeger menemukan sensor pendeteksi gas beracun pada 1930an. Bermula dari perangkat Jaeger yang mendeteksi asap dari rokoknya, menghasilkan cikal bakal detektor asap modern.

Sejak 1950an, detektor asap mulai dipasang di pabrik-pabrik. Kemajuan teknologi sangat mengurangi biaya pada tahun 1970an, dan lebih dari 12 juta detektor asap terjual pada tahun 1977.

3. Velcro

Seorang insinyur Swiss George De Mestral tidak bermaksud menciptakan sabuk pengikat yang suatu hari wajib ada di pesawat ruang angkasa. Pada tahun 1941, dia kembali dari jalan-jalan dengan anjingnya. Sebuah duri tanaman kecil menghadang

De Mestral melihat bahwa duri itu berbentuk seperti kait kecil, yang tersangkut di simpul pakaian dan bulu anjingnya. Terdorong rasa penasaran, dia mulai mencoba membuat kain hook-and-loop sendiri yang bertahan lebih dari 10 tahun. Pada tahun 1955, dia mematenkan Velcro— nama yang menggabungkan kata Perancis velours dan crochet, yang berarti beludru dan pengait.

Kreasi De Mestral sejatinya terbuat dari nilon. Badan luar angkasa Amerika Serikat NASA pengadopsi awal idenya untuk menggunakan Velcro pada pakaian luar angkasa dan pesawat ulang-alik. Faktanya, mereka sangat antusias menerimanya sehingga banyak orang percaya Velcro adalah penemuan NASA.

Saat ini, Velcro banyak digunakan dalam mendesain pakaian jadi, perangkat perawatan kesehatan, mobil, dan pesawat terbang. Dan setelah penelitian selama beberapa dekade, para ilmuwan akhirnya menemukan cara membuat Velcro pada 2021.

4. Dinamit

Nitrogliserin ditemukan oleh ahli kimia Italia pada 1847 Ascanio Sobrero. Tak sengaja ia menemukan formula bahan peledak saat menggabungkan gliserol dengan asam nitrat dan sulfat. Formula ini menghasilkan senyawa yang mudah meledak serta jauh lebih kuat daripada bubuk mesiu, dan lebih mudah menguap.

Sobrero menentang penggunaannya, tetapi teman lab-nya Alfred Nobel melihat potensi untuk menciptakan bahan peledak dan senjata yang menguntungkan. Pada 1867, Nobel menciptakan dinamit, yang menstabilkan nitrogliserin melalui penambahan bubuk silika—meski sempat meledakkan pabriknya dua kali dalam prosesnya.



Nama Nobel paling dikenang untuk penemuan dinamit dan menuai hasil dari penjualan senjata perang yang dipatenkannya. Sedangkan Sobrero sangat menyesalinya. "Ketika saya berpikir tentang semua korban yang terbunuh selama ledakan nitrogliserin, dan malapetaka mengerikan yang telah ditimbulkan serta akan terus terjadi di masa depan, saya hampir malu untuk mengakuinya," kata Sobrero.

5. Warfarin, Pengencer Darah

Sejarah inovasi farmakologis dipenuhi dengan penemuan yang tidak disengaja, seperti Viagra (ditujukan untuk tekanan darah tinggi) dan Valium (upaya yang gagal untuk membuat pewarna kain). Khusus warfarin, formula pengencer darah ditemukan bukan di laboratorium, tetapi di sebuah lapangan terbuka.

Pada tahun 1920an, sebagian sapi dan domba menderita pendarahan internal. Banyak hewan yang sebelumnya sehat juga mati kehabisan darah, namun saat makan jerami berjamur di tanah lapang mereka pun berangsur sehat. Seorang dokter hewan Kanada, Frank Schofield, mendiagnosa penyebabnya bisa ditanggulangi dengan jerami berjamur yang mengandung antikoagulan alias pembeku darah.

Pada 1940, para ilmuwan di University of Wisconsin, dipimpin oleh ahli biokimia Karl Link mengisolasi senyawa antikoagulan dalam jerami berjamur. Turunan senyawa tersebut telah dipatenkan sebagai warfarin, sesuai nama Yayasan Penelitian Alumni Wisconsin (WARF) yang mendanai pengembangan penelitian.

Tapi sebelum digunakan untuk mengobati serangan jantung, stroke dan pembekuan darah hewan, warfarin digunakan sebagai racun tikus pada 1948. Baru pada pertengahan 1950an warfarin mulai digunakan secara klinis untuk manusia. Pengguna awalnya adalah Presiden Dwight D. Eisenhower, yang mengalami serangan jantung pada 1955.

6. Korek Api

Menurut Charles Darwin, api adalah pencapaian manusia yang paling signifikan setelah bahasa. Sebelum penemuan korek api, api biasanya dibuat dengan batu api dan baja yang membutuhkan energi ekstra. Bahan pemantik api awalnya mengandalkan bahan kimia racikan

Prometheus yang ditemukan pada 1829. Kandungannya terdiri dari asam sulfat yang dibungkus kertas dan diletakkan dalam botol kaca. Pemantik api dinyalakan dengan menghancurkan botol kaca. Tentu saja proses penggunaannya kurang aman.

Apoteker Inggris John Walker sedang bereksperimen dengan bahan kimia ketika dia secara tidak sengaja menggoreskan tongkat kayu di perapiannya. Tongkat itu terbakar dan memberi Walker ide. Pada 1827, ia mulai menjual produk "Congreves" di apoteknya. Nama itu dipilih untuk menghormati penemu sejenis roket.

Stik kayu dilengkapi karton yang dilapisi campuran potasium klorat dan antimon sulfida temuan Walker akan menyala saat dipukul dengan selembar kertas ampelas. Meskipun penemuan Walker populer, ia memilih untuk tidak mematenkannya. Akibatnya, orang lain meniru desainnya dan mulai menjual versi mereka sendiri.

7. Coca-Cola

Salah satu minuman ringan terpopuler di dunia ini memiliki sejarah unik. Pada 1866, seorang apoteker Amerika bernama John Pemberton mencoba membuat obat penghilang rasa sakit.

Ia menciptakan alternatif yang efektif agar bebas dari ketergantungan morfin akibat bekas luka saat Perang Dunia. Produk pertamanya, Pemberton's French Wine Coca berisi beberapa bahan orisinal, terdiri dari alkohol, daun dari tanaman koka yang mengandung kokain, dan kacang kola yang mengandung kafein.

Racikan minuman ini populer. Tetapi ketika ada gerakan sosial di negara bagian Georgia pada 1886, ia harus mengembangkan alternatif minuman bebas alkohol. Secara tidak sengaja, ia mencampur racikannya dengan air berkarbonasi. Setelah mencicipinya, dia memutuskan untuk memasarkan minuman tersebut sebagai "Coca-Cola".

Meski populer, finansial dan kesehatan Pemberton memburuk. Ia pun menjual sahamnya kepada mitra bisnisnya, Asa Griggs Candler yang mengubah Coca-Cola menjadi salah satu perusahaan paling sukses di dunia.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2678 seconds (0.1#10.140)